Tajir Melintir, Ini Jumlah Kekayaan Sosok yang Baru Ditunjuk Jadi Dirut PLN Ini, Naik Hampir 50 Persen dalam 3 Tahun

Selasa, 24 Desember 2019 | 08:30
KOMPAS/PRIYOMBODO

Zulkifli Zaini, Direktur Utama PT PLN (Persero)

Suar.ID -Erick Thohir resmi menunjuk Direktur Utama PLN baru.

Bukan Rudiantara yang selama ini digadang-gadang, tapi Zulkifli Zaini.

Siapa dia dan yang paling penting, berapa kekayaannya?

Menurut Erick Thohir, pimpinan PLN akan ditugaskan untuk meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan sebagai sumber listrik.

Para pejabat yang baru ditunjuk biasanya akan diminta melaporkan harta kekayaannya.

Berapa catatan terakhir harta kekayaan mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut?

Berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) periode 2 April 2013, harta kekayaan Zulkifli Zaini mencapai Rp100.609.185.097.

Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan harta kekayaan Zulkifli Zaini pada 31 Desember 2010 mencapai Rp69.014.122.657.

Sebagian besar kekayaannya berupa surat berharga senilai Rp 78.058.575.730, per 2 April 2013.

Angka tersebut bertambah dari kepemilikan surat berharga Zulkifli Zaini pada 31 Desember 2010 senilai Rp42.835.880.990.

Dari catatan LHKPN, dia melakukan investasi pada surat berharga sejak 2004 silam.

Setelah surat berharga, kekayaan terbesar Zulkifli berasal dari giro dan setara kas senilai Rp9.350.636.367.

Jumlah tersebut menyusut dibandingkan kepemilikan giro dan setara kas Zulkifli per 31 Desember 2010 senilai Rp16.406.808.667.

IST

Lowongan kerja PT PLN

Selanjutnya, kekayaan Zulkifli Zaini untuk harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan senilai Rp10.852.143.000. pada 2 April 2013.

Nilai tersebut bertambah dibandingkan periode 31 Desember 2010 mencapai Rp7.121.603.000.

Zulkifli memiliki tanah dan bangunan di daerah Bekasi, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan.

Kekayaan Zulkifli dalam hal transportasi mesin senilai Rp 2.103.000.000.

Kemudian, Zulkifli Zaini memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp 244.830.000.

Terdiri dari logam mulia, batu mulia, barang-barang seni dan antik serta benda bergerak lainnya.

Profil Zulkifli Zaini

Sebelumnya,Zulkifli Zaini merupakan Komisaris Independen BNI sejak 17 Maret 2015.

Pada 2010 hingga 2013, Zulkifli merupakan Direktur Utama Bank Mandiri.

Dikutip dari laman resmi Bank Mandiri, Zulkifli Zaini lahir pada 1956 dan menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1980.

Zulkifkli memperoleh gelar MBA dari Washington University USA pada 1994.

Dia memulai kariernya sebagai Civil & Structural Engineer pada Wiratman and Associate tahun 1980.

Setelah itu, Zulkifli merintis kariernya di bidang perbankan sebagai Account Officer di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) pada tahun 1988.

Tahun 1994, dia menjabat Head of Project Finance Bapindo Cabang Surabaya.

Kemudian, pada 1996 Zulkifli menjabat sebagai Wakil Kepala Cabang Bapindo Cabang Bandung.

Tahun 1998, Zulkifli Zaini menjabat Kepala Cabang di Jambi.

Ilustrasi BNI

Seiring proses merger Bank Mandiri, Zulkifli menduduki posisi Senior Manager dan Team Leader Credit Risk Management.

Pada bulan September 1999 sampai dengan Januari 2003, Zulkifli ditunjuk sebagai Vice President and Division Head, Government Relationship Management sampai tahun 2003.

Selanjutnya, dia menjabat sejumlah jabatan yang berbeda-beda di Bank Mandiri sejak 2003 hingga 2010.

Seperti sebagai Managing Director Distribution Network, Managing Director Commercial Banking maupun Supervisi Small Business Segment.

Sejak bulan Oktober 2008, Zulkifli ditugaskan untuk mensupervisi anak perusahaan yaitu Bank Syariah Mandiri.

Pada Mei 2010 sampai dengan Juni 2010, Zulkifli ditugaskan menjadi Managing Director Technology & Operation Bank Mandiri.

Lalu, pada Juli 2010 sebagai Direktur Utama perbankan pelat merah tersebut pada 2010.

Pada November 2010, dia ditugaskan sebagai Ketua Komite Tetap Kebijakan Keuangan (bidang Perbankan dan Financial) di Kamar Dagang dan Industri (KADIN).

Pada Juni 2011, Zulkifli terpilih menjadi Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI).

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya