Suar.ID - Cinta dari orangtua memang tidak mengenal batas.
Dari manaAnda dilahirkan, orangtua Anda akan berusaha sekuat tenaga untuk memastikan bahwa Anda cukup makan, memiliki pakaian yang layak,hingga tinggal di hunian yang nyaman.
Beberapa orangtua bahkan berusaha keras agar anaknya mendapatkan pendidikan terbaik.
Tetapi banyak anak sering tidak menyadari hal itu, karena orangtua mereka hampir tidak akan pernah memberi tahu mereka tentang pengorbanan yang telah mereka lakukan.
Namun, untuk keluarga dengan tujuh anak ini, ada pesan terakhir memilukan yang ditinggalkan oleh almarhum ayah mereka.
Pesan itu mengungkapkan perasaannya yang tulus kepada istri dan 7 anaknya.
Pesan itu disampaikansebelum kematian mendadaknya.
Peristiwa itu terjadi di Singapura,keluarga itu memilikigrup WhatsApp yang menerima pesan sangat mendadak danmungkin adalah firasat dari ayah mereka.
Melansir dari China Press (19/12/2019), seorang pria berusia 45 tahun itu dikatakan telah bekerja sebagai penjual peralatan elektronik sebelum meninggal dunia.
Dia tinggal di unit HDB dua kamar dengan istri dan tujuh anak mereka.
"Hai, anak-anakku yang terkasih.
(Saya) baru saja alami 2 kali sakit jantung yang terasa seperti neraka dan sesak napas, ditambah setengah otak saya lumpuh, benar-benar tidak bisa bergerak.
Sepertinya mau mati sekarang.
Berharap tidak ada hal serius yang terjadi.
Harapberkumpul di antara kalian semua, jangan tinggalkan siapa pun di belakang.
Saya benar-benar menyesal telah gagal memberi kamu semua gaya hidup yang stabil, tetapi saya selalu berusaha (dan) bekerja sangat keras.
Ingat, aku cinta kalian semua."
Setelah menerima pesan WhatsApp yang sepertinya sebuah pertanda buruk, putrinya menasihatinya untuk segera mencari perawatan medis, tetapi almarhum ayahnya menepis kekhawatirannya dan pergi bekerja seperti biasanya.
Sayangnya, dua hari kemudian dia menyerah pada kondisinya dan dirawat di rumah sakit, sebelum meninggal pada 16 Desember 2019.
Meskipun mereka tidak pernah kaya, anggota keluarga yang tersisa selalu mengatakan bahwa mereka bahagia dalam sebuah kebersamaan.
Setelah kematian ayah mereka, dua anak tertua, yang berusia 21 tahun dan 19 tahun, harus mengambil tanggung jawab merawat keluarga.
Mereka berdua khawatir tentang biaya pendidikan untuk adik-adik mereka dan telah menyatakan keinginan untuk melamar flat tiga kamar yang lebih besar.
Mereka juga menambahkan bahwa almarhum ayah mereka selalu menjadi ayah yang baik bagi mereka, dan melakukan semua yang dia bisa untuk memastikan mereka bisa hidup dengan nyaman, bahkan dengan penghasilannya yang sedikit.