Suar.ID -Selain penyelundupan Harley Davidson, "kesalahan" fatal Ari Askhara sebelumnya adalah bikin laporan keuangan "palsu".
Kabarnya, laporan itu sempat bikin geram Chairal Tanjung, pengusaha sekaligus adik kandung Chairul Tanjung.
Kita tahu, kasus penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda lipat Brompton dalam pesawata baru Garuda Indonesia berbuntut panjang.
Ari Askhara selaku Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dicopot dari jabatannya oleh menteri BUMN Erick Tohir.
Pria bernama lengkap I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra ini terbukti menjadi pihak yang menyelundupkan Harley Davidson.
Selain Ari, Direktur Operasi Bambang Adi Surya, Direktur Kargo dan Pengembangan Usaha Mohammad Iqbal, Direktur Teknik dan Layanan Iwan Joeniarto dan Direktur Human Capital Garuda Indonesia Heri Akhyar dicopot dari jabatannya, turut diberhentikan.
Sebenarnya sebelum kasus ini, ada banyak kebijakan Ari Askhara yang dianggap kontroversial.
Salah satunya adalah laporan keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2018.
Manajemen Garuda Indonesia dituding telah “memoles” laporan keuangannya hingga membuat Chairal Tanjung merupakan perwakilan dari PT Trans Airways dan Dony wakil dari Finegold Resources Ltd menolak laporan tersebut.
“Tadi tidak dibacakan surat keberatan kami karena tadi pimpinan rapat menyatakan cukup dengan dinyatakan dan sudah dilampirkan di Annual Report (2018),” ujar Chairal Tanjung, Komisaris GIAA di Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Chairal Tanjung yang merupakan adik kandung dari Chairul Tanjung berhak menolak laporan tersebut karena memiliki saham yang cukup besar di GIAA.
Jumlahnya pun benar-benar tak main-main untuk lingkup perusahaan swasta.
Sebelum mengungkap jumlah saham yang dimiliki keluarga CT, mari kita lihat dulu kondisi harga saham Garuda setelah pencopotan Ari Askhara.
Pada perdagangan Jumat (6/12/2019) saja, saham Garuda turun 2,42 persen atau 12 poin ke level Rp 484.
Pantauan Kompas.com pada hari ini, Rabu (11/12/2019) pukul 15.44, saham Garuda menukik 10 poin atau 1,94 persen ke level Rp 505 dibandingkan pada pembukaan perdagangan.
Lantas, siapa sajakah pemilik saham perusahaan penerbangan pelat merah tersebut?
Mengutip dari laman keterbukaan Bursa Efek Indonesia (BEI), mayoritas saham Garuda dimiliki oleh pemerintah Indonesia, yakni sebesar 15.670.777.621 lembar saham atau 60,536 persen.
Lalu, PT Trans Airway juga memiliki saham sebesar 6.630.958.172 atau 25,615 persen.
Sebagai informasi, PT Trans Airways adalah perusahaan milik konglomerat Chairul Tanjung.
Adik kandung Chairul Tanjung, yakni Chairal Tanjung saat ini menduduki posisi komisaris di Garuda Indonesia.
Selanjutnya, sebanyak 13,849 persen atau 3.584.840.461 saham Garuda Indonesia lainnya dimiliki oleh masyarakat.
Menariknya, dari 13,849 saham tersebut, komisaris dan direksi Garuda Indonesia tercatat sebagai pemiliknya.
Misalnya, Komisaris Utama Garuda Indonesia Sahala Lumban Gaol memiliki sebanyak 1.360.974 lembar saham atau 0,005 persen.
Direktur Keuangan Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah memiliki 89.318 lembar saham dan mantan Direktur Operasi Bambang Adi Surya memiliki 20.335 lembar saham.
(Akhdi Martin Pratama)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengintip Para Pemilik Saham Garuda Indonesia".