Baru Saja Dilantik Jadi Komisaris Utama, Sosok Ini Sudah Berani Sesumbar Bawa Perusahaan Plat Merah Jadi Perusahaan Kelas Dunia, Kuncinya Ada 3

Rabu, 11 Desember 2019 | 19:15
Serambinews

Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama yang sekarang jadi komisaris utama PT Pertamina.

Suar.ID -Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memang baru kemarin ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertaminya oleh Erick Thohir.

Meski begitu, pria yang pernah jadi Gubernur DKI Jakarta itu sesumbar bisa membawa Pertamina jadi perusahaan kelas dunia.

Hal itu tercermin dari cuitannya pada Rabu (11/12) kemarin.

Baca Juga: 'Musuh Bebuyutan' Jadi Dirut Pertamina, Anggota DPRD Ini Malah Memujinya di Depan Pejabat Pertamina: Dia Itu Orang Baik yang Saya Kenal

"Tantangan ke depan pasti banyak, tapi tantangan ini adalah peluang & menjadi pengingat bahwa kita perlu bekerja sama dengan baik," tulisnya.

Tapi untuk mencapai taraf itu, ada tiga hal yang menurutnya harus terpenuhi.

“Saya yakin dengan kekompakan serta kerja sama, serta ridho Tuhan bisa membawa Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia."

Ahok menjelaskan, ke depannya tantangan Pertamina semakin besar.

Kendati begitu, dengan kekompakan bisa membawa perseroannya berbicara banyak di dunia internasional.

Seperti yang sudah kita singgung di awal, pemerintah akhirnya menunjuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) menggantikan Tanri Abeng.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menaruh harapan besar kepada suami Puput Nastiti Devi itu.

Twitter Basuki T. Purnama

Ada tiga kunci yang menurut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok akan membawa Pertamina menjadi perusaghaan kelas dunia.

Mereka berharap, Ahok di Pertamina dapat melakukan pengawasan lebih baik.

Tujuannya supaya rantai bisnis dari hulu hingga hilir efisien sehingga turut berkontribusi menekan defisit minyak dan gas.

"Yang menjadi perhatian pemerintah adalah menekan defisit migas secara gradual. Itu harus menjadi perhatian bagi Ahok. Maka itu, harus diperhatikan sisi hulu dan hilir," ujar peneliti Indef Abra PG Talattov seperti dikutip dari Antara, Minggu (24/11/2019).

Abra menyebutkan, tugas komisaris memang bukan di operasional perusahaan, tetapi melakukan pengawasan terhadap direksi dan mengevaluasi program kerja.

Kompas.com

Ahok kini jadi Komisaris Utama Pertamina

Namun, setidaknya Ahok diharapkan dapat memberikan arahan agar program pemerintah tercapai.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai, penunjukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) merupakan langkah yang tepat.

Sebab, menurut dia, Pertamina merupakan salah satu BUMN yang banyak mengalami masalah.

“Pak Ahok itu akan sangat bagus mengawasi Pertamina karena Pertamina sumber kekacauan paling banyak itu. Biar saja di situ," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (10/12/2019).

Luhut menambahkan, sejumlah pihak menolak Ahok karena mereka takut. Sebab, Ahok dikenal sebagai sosok yang tegas jika melihat ada kecurangan.

Haji Lulung puji Ahok

Anggota Komisi VII DPR Abraham Lunggana mengomentari dipilihnya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina. Menurutnya, Ahok punya kapasitas untuk memberantas mafia migas di Pertamina.

Pria yang akrab disapa Haji Lulung itu mengatakan, masuknya Ahok bisa memberantas mafia migas yang lama namun tidak kemudian memunculkan mafia baru.

"Saya yakin dengan adanya Pak Ahok tidak ada kemudian hilangnya mafia yang lama datang lagi mafia yang baru. Insyaallah ya, yakin itu," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan direksi Pertamina di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).

"Saya yakin kalau Pak Ahok masuk (Pertamina) kemarin tagline di ILC (Indonesia Lawyers Club), untuk memberantas mafia, oleh karenanya saya sepakat dengan Pak Maman dari Golkar," ujarnya.

Pernyataan Lulung lalu sempat dikomentari oleh anggota yang lain, apakah benar saat ini di Pertamina ada mafia. Lulung pun meyakini itu karena isu yang beredar selama ini.

"Ya kalau isunya seperti itu kan pasti ada (mafia) ya," sebutnya.

Anggota Komisi VII DPR RI Abraham Lunggana alias Haji Lulung ikut angkat bicara terkait jabatan baru mantan lawan politiknya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).

Lulung menyatakan yakin keberadaan Ahok di perusahaan minyak dan gas (migas) negara itu bisa membantu memberantas mafia migas.

Karenanya dia juga mengimbau agar kehadiran Ahok di tubuh Pertamina jangan dijadikan sebagai ancaman.

"Pak Ahok itu orang baik yang saya kenal, jangan kemudian berpikir ada ancaman di situ," kata Lulung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Kamis (28/11).

Lebih lanjut, Lulung juga mengatakan akan mengawal Ahok dalam tugas pemberantasan mafia migas di tubuh Pertamina. Dengan masuknya Ahok, dia juga optimistis mafia migas yang selama ini merugikan keuangan negara dapat dihilangkan.

"Saya yakin dengan adanya pak ahok tidak ada kemudian hilangnya mafia yang lama datang lagi mafia yg baru. Insyaallah ya, yakin itu," kata Lulung. Seperti diketahui, saat menjabat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta Haji Lulung selalu menjadi buah bibir.

Pasalnya, Haji Lulung selalu berseteru dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahok. Salah satunya terkait kasus relokasi pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Juli 2013.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebelumnya menyatakan pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina antara lain bertujuan untuk menurunkan impor bahan bakar minyak (BBM) untuk mengurangi defisit neraca perdagangan.

"Menurunkan impor BBM, itu target untuk Pak Ahok," kata Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga, kepada awak media, Selasa (26/11).

Arya pun mengatakan, pemerintah memiliki beberapa cara untuk menekan impor BBM, seperti dengan cara meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) dan mempercepat pembangunan kilang minyak.

Dia juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan mengeluarkan beberapa kebijakan baru demi menekan impor BBM.

"Tunggu libur Desember, ada kebijakan bagaimana mengurangi bahan bakar impor," ujarnya.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya