Sungguh Tragis! Dua Bocah Ditemukan Tanpa Kepala, Badan dan Kepala Ditemukan di Tempat Terpisah, Terungkap Alasan Pelaku Lakukan Hal Keji Itu

Rabu, 11 Desember 2019 | 17:30
Kompas.com/ Kurnia Tarigan

Polisi ringkus pemenggal kepala siswa Sekolah Dasar

Suar.ID - Dalam sepekan, dikabarkan ada dua kasus bocah tewas ditemukan tanpa kepala di Kalimantan.

Korban pertama adalah H (12) siswa SD warga Desa Tumbang Mahup, Kecamatan Katingan Hulu, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

H dilaporkan hilang sejak Selasa (2/12/2019).

Tiga hari kemudian, H ditemukan tewas tanpa kepala di bekas galian tambang emas ilegal pada Jumat (6/12/2019).

Baca Juga: 'Musuh Bebuyutan' Jadi Dirut Pertamina, Anggota DPRD Ini Malah Memujinya di Depan Pejabat Pertamina: Dia Itu Orang Baik yang Saya Kenal

Dilansir dari Tribunnews.com, Kapolres Katingan, AKBP Andri Siswan Ansyah, melalui laporan Polisi yang diterima Polda Kalteng menjelaskan mayat H ditemukan di dalam lubang bekas tambang.

Dari hasil penyelidikan polisi diketahui H tewas setelah dipenggal kepalanya oleh Ahmad (37) tetangganya sendiri.

Ironisnya, H sempat disodomi oleh pelaku sebelum akhirnya dibunuh dengan sadis.

Dokter forensik RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya Ricka mengatakan, dugaan itu didasarkan pada hasil otopsi jasad korban.

Baca Juga: Baru Saja Hirup Udara Segar Setelah Divonis 5 Bulan Penjara, Kini Nama Adiknya Masuk dalam Pusaran Skandal Perselingkuhan Dirut Garuda, Kriss Hatta Angkat Bicara

Ricka menyebut bagian dubur anak berjenis kelamin laki-laki tersebut mengalami luka robekan.

"Kuat dugaan anak di bawah umur ini adalah korban asusila," katanya, dilansir dari Antaranews.com.

Kapolres Katingan AKBP Andri Siswan Anyah membenarkan hal tersebut.

Pelaku mengaku memiliki keinginan melakukan tindakan asusila terhadap korban saat kejadian

Kepada polisi, Ahmad bercerita bertemu dengan H di kebun kelapa sawit.

Lalu Ahmad memberikan sebatang rokok kepada H lalu mencekiknya.

Saat korban tak berdaya, Ahmad menyodomi bocah 12 tahun tersebut.

Baca Juga: Video Viral Pasangan Lansia nan Romantis, Nenek Tertidur di Pangkuan Kakek saat Naik Kereta, Banjir Doa dari Netizen

Ahmad kemudian memenggal kepala H untuk menghilangkan jejak kejahatannya.

Tubuh H dibuang ke bekas galian tambang emas ilegal di Desa Mahup dan kepalanya dikubur di dekat sarang walet milik warga.

"Melalui hasil pemeriksaan terhadap terduga pelaku, dirinya mengakui telah membunuh dengan cara memenggal kepala H," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah Kombes Hendra Rochmawan, saat memberikan rilis di Mapolda Kalimantan Tengah, Selasa (10/12/2019).

Ahmad (37), pelaku pembunuhan sadis terhadap H (12), siswa sekolah dasar, membuang dua bagian tubuh, yakni badan dan kepala, di tempat terpisah untuk menghilangkan jejak.

Polisi meringkus Ahmad (37), pelaku pemenggal kepala H (12), siswa sekolah dasar, di Desa Mahup, Katingan, Kalimantan Tengah, Selasa (10/12/2019).

Pasca terungkapnya kasus sodomi disertai dengan pembunuhan sadis ini justru membuka informasi baru bagi kepolisian.

Anak dari warga sekitar juga mengaku pernah diperlakukan hal yang sama oleh Ahmad.

"Ada ank yang mengaku pernah digitukan sama pelaku, namun pelaku hingga kini tidak mengakui," tambah Andri.

Baca Juga: Berawal dari Ingin Lihat Bentuk Tubuh Sendiri, Video Syur Janda Seksi ini Malah Jadi Viral Di Media Sosial, padahal Awalnya Cuma Iseng

Sementara di Samarinda, warga menemukan mayat bocah tanpa kepala di parit besar Jalan Antasari II, Kalimantan Timur pada Minggu (8/12/2019).

Bocah tersebut diduga Yusuf, bocah PAUD yang berusia 4 tahun yang sempat dinyatakan hilang sejak 2 minggu terakhir.

Yusuf hilang sejak Jumat (22/11/2019) sore di sebuah Yayasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Samarinda.

Saat kejadian, Yusuf hendak dijemput oleh orangtuanya pada Jumat sore.

Kompas.com/ Zakarias Demon Daton
Kompas.com/ Zakarias Demon Daton

Jenazah Yusuf saat berada di RSUD Abdul Wahab Syaharie

Baca Juga: Galih Ginanjar Telah Menoreh Luka pada Darah Dagingnya Sendiri, Fairuz Akui Tak Bisa Memaafkan: 'Faaz Suka Tiba-Tiba Nangis'

Ia diduga keluar kelas seorang diri atau dibawa orang lain saat pintu kelas terbuka.

Sebelumnya, ia dan 6 bocah lainnya main di kelas ditemani pengajar PAUD sambil menunggu jemputan keluarga.

Setelah dinyatakan hilang selama 2 minggu, warga menemukan jasad yang diduga Yusuf di salah satu parit besar di Jalan Antasari II, Samarinda pada Minggu (8/12/2019).

Saat ditemukan mayat bocah tersebut tak dikenali karena tubuhnya tidak utuh.

Selain tanpa kepala, kaki dan tangan pun terputus.

Bahkan tulang dada tampak keluar dan organ tubuh dalam bagian dada sudah tak ada Keluarga menduga Yusuf adalah korban penculikan dan perdagangan organ tubuh manusia.

Baca Juga: Wah Dijamin Bikin Senang Mantan Koruptor Nih, MK Putuskan Eks Koruptor Boleh Ikut Pilkada dengan Syarat Ini

"Saya yakin anak ini korban kejahatan, penculikan, sindikat karena pelaku sangat jahat. Hilangnya kepala anak ini menggugurkan asumsi bahwa anak ini jatuh ke dalam parit dan terbawa arus banjir," ungkap Lukman paman Yusuf saat ditemui di ruang jenazah RSUD Abdul Wahab Syaharie, Minggu (8/12/2019) malam.

Sebelumya keluarga sempat menduga Yusuf jatuh ke parit yang terbawa banjir karena saat kejadian hujan deras mengguyur Kota Samarinda.

Namun Lukman mengatakan ada kejanggalan karena tak ada saluran parit yang menghubungkan secara langsung lokasi penemuan mayat dan PAUD tempat Yusuf menghilang.

Selain itu lokasi penemuan mayat dengan PAUD tempat terakhir Yusuf dinyatakan hilang berjarak sekitar 3,9 kilometer.

"Itu jauh yah. Ini analisa kami orang awam. Kalau keponakan kami jatuh ke parit enggak mungkin sampai ke sana (titik penemuan)," ujar dia.

Untuk penyebab kematian, tim kepolisian masih berkoordinasi dengan pihak kedokteran di RSUD Abdul Wahab Syaharie.

"Karena itu kami terus koordinasi dengan pihak RSUD untuk penyelidikan lebih jauh," kata Kasat Reskrim Polresta Samarinda, AKP Damus Asa.

Baca Juga: Kabur dari Rumah Sakit, Pasien RSJ ini Malah Jadi Korban Kekerasan Security, Inilah 4 Hak Pasien ODGJ

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com, antaranews.com