Dulu Nyaris Bangkrut Setelah Seluruh Aset Ludes Dilalap Kebakaran, Sosok Ini Masih Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Minggu, 08 Desember 2019 | 12:45
Kompas.com

Michael Bambang Hartono masih jadi orang terkaya di Indonesia.

Suar.ID -Walau ekonomi Indonesia mengalami tren pelambanan, nyatanya total harta kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia meningkat dibanding tahun lalu.

Yap, Forbes baru saja merilis daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2019.

Menurut majalah ini, total kekayaan orang-orang itu tahun ini bertambah 5,6 miliar dollar AS dibanding tahun lalu, menjadi 134,6 miliar dollar AS (Rp 1.884,4 triliun).

Baca Juga: Anak Tukang Becak dan Dulu Pernah Gagal Jadi Dokter karena Miskin, Sosok Dermawan Ini Ternyata Kini Jadi 10 Orang Terkaya di Indonesia

Nah, seperti yang dulu-dulu, Hartono bersaudara, R Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono masih jadi orang terkaya di Indonesia.

Posisi itu mereka dapatkan selama 11 tahun berturut-turut.

Kekayaan bersih mereka mencapai 37,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp522,2 triliun (kurs Rp 14.000 per dollar AS) seiring terus meroketnya harga saham bank milik mereka, Bank Central Asia (BBCA).

Sementara posisi Prajogo Pangestu melompat 7 peringkat hingga ke posisi ketiga.

Sementara 5 wajah baru masuk dalam daftar ini.

Antara lain, Donald Sihombing, pendiri Totalindo Eka Persada yang berada di posisi 34 dengan 970 juta miliar dollar AS dan Winarko Sulistyo (Fajar Surya Wisesa) yang langsung merangsek ke posisi 27 dengan kekayaan 1,2 miliar dollar AS.

Sementara Susilo Wonowidjojo, harus rela melorot dari posisi 2 menjadi ke urutan 4.

Hal ini karena kekayaan bos Gudang Garam ini anjlok 2,6 miliar dollar AS, seiring dengan melemahnya saham perusahaannya akibat terimbas rencana kenaikan harga dan cukai rokok tahun depan.

Baca Juga: Kisah Ciputra, Pendiri Ciputra Group yang Tutup Usia: Masa Kecilnya sangat Berat Namun Namanya Tercatat Menjadi Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia

Berikut 15 Orang terkaya di Indonesia 2019

1. R. Budi & Michael Hartono (BCA, Djarum, Polytron) 37,3 miliar dollar AS (Rp 522,2 triliun)

2. Keluarga Widjaja (Sinar Mas) 9,6 miliar dollar AS ( Rp 134,4 triliun)

3. Prajogo Pangestu (Barito Pacific) 7,6 miliar dollar AS (Rp 106,4 triliun)

4. Susilo Wonowidjojo (Gudang Garam) 6,6 miliar dollar AS (Rp 92,4 triliun)

5. Sri Prakash Lohia (Indorama) 5,6 miliar dollar AS (Rp78,4 triliun)

6. Anthoni Salim (Salim Group) 5,5 miliar dollar AS (Rp 77 triliun)

7. Tahir (Mayapada Group) 4,8 miliar dollar AS (Rp 67,2 triliun)

8. Boenjamin Setiawan (Kalbe Farma) 4,35 miliar dollar AS (Rp 60,9 triliun)

9. Chairul Tanjung (CT Corp) 3,6 miliar dollar AS (Rp 50,4 triliun)

10. Jogi Hendra Atmadja (Mayora) 3 miliar dollar AS (Rp 42 triliun)

11. Bachtiar Karim (Musim Mas) 2,6 miliar dolalr AS (Rp 36,4 triliun)

12. Mochtar Riady (Lippo Group) 2,1 miliar dollar AS (Rp 29,4 triliun)

13. Martua Sitorus (Wilmar Group) 2 miliar dollar AS (Rp 28 triliun)

14. Putera Sampoerna (Sampoerna Strategic Group) 1,8 miliar dollar AS (Rp 25,2 triliun)

15. Kuncoro Wibowo (Kawan Lama) 1,7 miliar dollar AS (Rp 23,8 triliun)

Meskipun sekarang jadi orang terkaya di Indonesia, siapa sangka keluarga Hartoni si pemilik Djarum itupernah mengalami fase hampir bangkrup.

Begini kisahnya.

Mendengar nama besar Robert Budi Hartono, orang-orang akan langsung memikirkan Djarum.

Nama Hartono dengan Djarum tidak bisa dipisahkan.

Djarum0-lah yang menjadi batu loncatan Hartono dalam dunia bisnis.

Namun, tidak banyak orang yang tahu sepak terjang Hartono hinga bisa sehebat saat ini.

Dulu Djarum hanya sebuah bisnis rokok kretek lokal yang pabriknya pernah mengalami kebakaran hebat.

Peristiwa itu tak pelak membuat semua aset perusahaan ini nyaris tak tersisa.

Musibah itu terjadi pada tahun 1963.

Di tahun yang sama, Oei Wie Gwan, patron keluarga Hartono meninggal.

Mengalami dua ujian hidup di saat yang bersamaan rupanya tidak membuat keluarga Hartono gentar.

Memikul beban tanggung jawab atas kelangsungan usaha sang ayah, Rudi Hartono dan kakaknya Michael Bambang Hartono menjadi penyelamat.

Hartono bersaudara ini kemudian memulai semua dari awal.

Saat itu, usia Budi Hartono baru 23 tahun sementara kakaknya 24 tahun.

Di tangan Hartono dan pemikirannya yang modern, Djarum bangkit dari mati suri.

Hartono mulai melebarkan sayap Djarum untuk memproduksi rokok dengan peralatan lebih modern.

Kalau sebelumnya ayahnya hanya membuat rokok kretek dengan cara dilinting secara manual, Rudi Hartono membeli mesin-mesin canggih.

Salah satu rokok andalan buatan Djarum pada saat itu adalah rokok Djarum Filter.

Perbedaannya hanyalah Djarum Filter ini menggunakan filter di ujung rokok dan dibuat dengan mesin.

Rokok Filter dengan cita rasa kretek tradisional mulai dikenalkan tahun 1981 dan segera laris di pasaran.

Hartono juga berhasil melakukan ekspor rokok ke Amerika Serikat sejak tahun 1972.

Sukses dengan usaha dari mesin-mesin modern tidak membuat Hartono melupakan rokok kretek.

"Djarum itu hidupnya dari kretek. Kretek itu ciri khasnya Djarum, harus dipertahankan dan selalu dijaga kelangsungannya," kata Hartono.

Hartono melalui Djarum juga memberdayakan para wanita di Kudus.

Itulah kenapa semua pekerja pembuat kretek di beberapa pabrik Djarum di Kudus semuanya wanita.

Hartono tidak pernah berpuas diri dan punya prinsip kalau bisnis itu harus terus dikembangkan.

Hartono melebarkan sayapnya ke dunia perbankan Indonesia dengan membeli saham Bank Central Asia.

Tahun 2018 ini Hartono sudah memiliki 51% saham dari bank swasta terbesar di Indonesia tersebut.

Hartono kini telah melakukan diversifikasi bisnis.

Tujuannya untuk memecah bisnisnya dalam beberapa jenis usaha agar tidak mudah bangkrut saat ada guncangan ekonomi.

Lini bisnis Hartono selain Djarum dan BCA yaitu di bidang properti dengan mall megah Grand Indonesia Shopping Town.

Beberapa hotel seperti Bali Padma Hotel, Hotel Malya Bandung, dan Sekar Alliance Hotel.

Keluarga Hartono juga membangun Pulogadung Trade Centre dan WTC Mangga Dua, Jakarta.

Bidang agrobisnis, PT Hartono Plantation Indonesia memiliki lahan kelapa sawit seluas lebih dari 60.000 hektar di Kalimantan Barat.

Hartono juga memiliki bisnis elektronik dengan merk Polytron serta membeli situs forum terbesar di Indonesia, Kaskus.

Selain itu, Hartono juga mencoba peruntungannya dalam bidang platform jual-beli online dengan situs blibli.com.

Hartono mendedikasikan hobinya, yaitu bulu tangkis untuk memberi beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi dalam bidang bulu tangkis.

Hartono membuat sebuah gedung pelatihan bulu tangkis yang sangat megah di Kudus dan rutin menggelar acara bulu tangkis Djarum Badminton - Indonesia Open.

Untuk bisa menjadi sebesar dan sesukses itu, Hartono memiliki dua kunci yang selalu dipegangnya.

Kuncinya adalah selalu berusaha untuk berkembang lebih baik dan pantang menyerah.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya