Suar.ID -Sosok ahli pengobatan alternatif supranatural, Ningsih Tinampi, sampai saat ini masih ramai dikunjungi oleh para pasien.
Ningsih Tinampi merupakan seorang ahli pengobatan tradisional, yang dapat menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan hal-hal supranatural.
Ningsih Tinampi yang akrab disapa 'Bu Ning', dapat mengobati pasien yang terkena santet, kerasukan, gangguan makhluk halus, hingga pasien yang terkena guna-guna.
Bu Ning membuka praktik pengobatan di rumahnya di Dusun Lebaksari, Karang Kepuh, Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur.
Baca Juga: Ini 5 Fakta Ningsih Tinampi yang Kini Viral, dari Obati Kesurupan hingga Kesaktian-kesaktian Lainnya
Berbeda dari ahli supranatural lainnya, Bu Ning mengikuti perkembangan dunia digital dalam pengobatan yang ia lakuan.
Hal ini terbukti ketika Bu Ning memperlihatkan cara pengobatan kepada para pasiennya melalui video yang diunggah di channel YouTube miliknya.
Meski dirinya membuka praktek pengobatan supranatural, siapa sangka Bu Ning tak segan membagi resep rahasia pengobatannya pada masyarakat umum.
Hal ini seperti dikutip dari tayangan channel YouTube pribadinya yang diunggah pada 19 September 2019.
Bu Ning yang merasa kasihan pada pasiennya yang tak kunjung sepi datang berobat, akhirnya membagikan rahasia pengobatannya.
Bu Ning pun akhirnya membocorkan bahwa obat penangkal santet yang ditemukannya bisa didapat oleh siapapun.
Hal ini dikarenakan bahan baku yang dicari, rupanya sangat familiar bagi masyarakat Indonesia.
Resep rahasia yang dimiliki oleh Bu Ning adalah dengan menggunakan Pare, buah pahit yang banyak ditemui di Indonesia ini, menjadi penangkal yang digunakan untuk membasmi Santet dan mengobati berbagai macam penyakit.
Dalam video yang diunggah pada 19 September 2019 tersebut, ia berpesan:
"Pak, Bu, pengumuman-pengumuman, pengumuman ya!.
Yang sakit diabetes, ambeyen, asam urat, pokoke semua segala penyakit.
Semua, segala penyakit, mulai dari kanker yang paling ganas, ibarate ganas kan kanker itu.
Saya membuat, Pare. Jadi Pare, Pare itu saya buat racun.
Ini saya ungkap kembali, Pare dulu itu, saya, kenapa saya Pare, dulu itu, pada waktu bulan berapa ya, aku pegang berapa bulan yo Tun? Aku megang yang dukun, dukun sakti yang membunuh orang cuma 1 jam, 1 detik bisa, 1 menit bisa, dia bilang tak tanya.
Dia ngomong, mau ngomong semuanya ke saya, karena dia pengen tobat bilangnya.
'Saya membunuh orang dengan racun ikan Pari,' dia bilang begitu. Caranya, wong dukun ya pinter, punya banyak setan.
'Racun ikan pari, saya taruh di jantungnya orang itu,'. Ingat ya, jangan heran. Yang namanya dipocong itu, adalah boneka, sampean di mediakan boneka, boneka itu terus dijojohi (ditusuki). Lek sing dijojohi jantung (kalau yang ditusuki jantung), ya sampean sakit jantung.
Lek sing dijojohi moto (kalau yang ditusuki mata), yo motone sampean yang sakit gitu lho ya. Itu, jadi dia memakai racun ikan pari untuk membunuh lewat jantung.
Itu, jadi dalam waktu 1 jam, anu, bisa ditarget untuk mati. Lha saya sendiri, mencari, opo ya, saya kan sering stres, karena apa, saya berusaha sekali bagaimana kesembuhan secepatnya, gitu lho maksud saya.
Aku sendiri orangnya perempuan, ndang mari ndang uwes gitu tok. Kan ibu tau aku sifatnya keras, kalau ngomong nggak bisa kalem-kalem seperti ibu-ibu yang lain, saya tidak bisa.
Saya orangnya keras banget, karena saya tidak mau sama sekali saya ngobati dalam kondisi mengobati, saya tertekan, saya tidak mau. Saya akan bebas, diobati yang mengobati pun tenang, bebas, Insyaallah kesembuhan cepat itu tujuan saya," ujar Ningsih memberi pengumuman pada para pasiennya yang tengah menjalani pengobatan.
Ia lalu menceritakan awal mula dirinya menggunakan Pare sebagai penangkal santet.
"Aku menemukan Pare, aku langsung beli Pare ke Porong, saya doainlah Pare itu.
Saya doain, saya minta sama Allah, bahwa Pare ini sebagai racun.
Lek dukun santet sebagai racun ikan Pari (kalau dukun santet pakai racun ikan Pari), saya Pare sebagai racun. Jadi racun, saya buat, racun saya ciptakan dari Pare, untuk meracuni semua penyakit," ujar Ningsih menceritakan kembali pengalamannya.
Ahli pengobatan Supranatural ini lalu memberikan testimoni khasiat pengobatan Pare yang telah ia dan pasiennya rasakan.
"Jadi jenengan semua, saya tidak usah komen, tidak usah cerita, mikiro dewe (pikir sendiri) yang nduwe YouTube (yang punya YouTube) yang melihat dimana-mana itu ngejus Pare.
Sampai banyak sekali wes iki wong nandur Padi, ganti Pare paling ngko (orang nanem Padi ganti Pare paling ntar)," kelakar Ningsih sambil bercanda.
"Pare itu murah banget, makanya pahit, sekilo cuma Rp 7 ribu, ibu ini padahal sakitnya kakinya parah, untuk jalan kaki aja sulit ya buk ya?.
Nggak masuk akal kan? Kaki kan ini, padahal Pare, pertama kali saya buat obat orang kanker, kanker payudara tak masukkan ke YouTube.
Sudah membusuk banget dia. Sudah diangkat ini, sudah membusuk, dia nggak pernah tidur, bahkan nggak bisa, karena kesakitan terus. Minum Pare dalam waktu 2 minggu dia langsung sembuh," lanjutnya.
Sejumlah penyakit yang dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi Pare juga ia sampaikan.
"Pare itu, saya buat ganas, ganas Pare itu, sama dengan ikan Pari, sama.
Jadi tolong ya, biar cepet sembuh ya Bu, Pak! Ambeyen, hernia, terus prostat, kanker, benjolan, terus asam urat, saraf kejepit, buanyak yang sembuh masalahnya.
Kolestrol tinggi, darah tinggi, pokok e semuanya. Saya anggap semuanya sampai buat racun di badan.
Jadi, tolong ini saya masukkan ke YouTube, saudara kita semuanya, biar cepet sembuh," ungkap Bu Ning yang mengaku kewalahan karena banyaknya orang yang berobat pada dirinya hingga ia jarang bisa tidur nyenyak.
Antrean Ningsih Tinampi
Sebelumnya pada September lalu, antrean dari pengobatan Ningsih Tinampi diketahui sampaidengan tahun 2020.
Namun berselang 2 bulan kemudian, antrean tersebut meningkat drastis.
Berdasarkanpantauan Suar.ID dari Channel Youtube RSI FM Video Streaming, antrean Ningsih Tinampi kini mencapai 30.000 orang.
Bahkan daftar tunggunya hingga tahun 2021!
Dalam video tersebut juga dijelaskan apabila ada pasien yang tertarik untuk mendaftar hari ini, maka ia harus menunggu hingga Januari 2021.(Ervananto Ekadilla/Suar.ID)