BERITA TERPOPULER: Hilangnya Sosok yang Dulu Sering Kritik Pemerintah hingga Sosok Ayah Diaz Hendropriyono

Sabtu, 23 November 2019 | 07:20

BERITA TERPOPULER: Hilangnya Sosok yang Dulu Sering Kritik Pemerintah hingga Sosok Ayah Diaz Hendropriyono

Suar.ID - Berita terpopuler Suar Sabtu (22/11/2019).

Tak Jadi Staf Khusus Jokowi, ke Mana Perginya Sosok yang Dulu Sering Kritik Pemerintah Ini?

Tribunnews

Ali Mochtar Ngabalin yang tidak lagi jadi staf khusus Jokowi.

Suar.ID -Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan staf khusus barunya yang terdiri atas pemuda-pemudi mileneal.

Lalu banyak yang bertanya, ke mana Ali Mochtar Ngabalin?

Jokowi bilang, para staf khususnya tidak perlu bekerja penuh waktu (full time) di Istana.

Hal itu disampaikan Jokowi saat memperkenalkan tujuh milenial sebagai staf khususnya di teras Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/11/2019).

"Tidak full time, (karena) beliau-beliau sudah memiliki kegiatan dan pekerjaan," kata Jokowi.

Ada juga yang masih berniat melanjutkan kuliah.

Oleh karena itu, Jokowi tak mempermasalahkan jika mereka tak datang ke Istana setiap hari.

"Tapi minimal seminggu, dua minggu, pasti ketemu," kata Jokowi.

Namun, Jokowi juga menegaskan bahwa para staf khususnya dari kalangan milenial ini bisa kapan saja memberi masukan.

Jika ada ide yang ingin disampaikan untuk membantu kinerja pemerintah, presiden siap mendengar.

"Masukan setiap jam, setiap menit kan bisa saja," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

KOMPAS.COM

INI 7 STAF BARU PRESIDEN JOKOWI DARI KALANGAN MILENIAL

Daftar Staf Khusus Milenial JokowiAdapun tujuh staf khusus milenial Jokowi yakni:

1. Putri Indahsari Tanjung - (CEO dan Founder Creativepreneur)

2. Adamas Belva Syah Devara - (Pendiri Ruang Guru)

3. Ayu Kartika Dewi - (Perumus Gerakan Sabang Merauke)

4. Angkie Yudistia - (Pendiri Thisable Enterprise, kader PKPI, difabel tuna rungu)

5. Gracia Billy Yosaphat Membrasar - (CEO Kitong Bisa, peraih beasiswa kuliah di Oxford)

6. Aminuddin Ma'ruf - (Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII)

7. Andri Taufan Garuda Putra - (Pendiri Lembaga Keuangan Amartha)

Seperti Diketahui, Presiden Joko Widodo sudah menunjuk tujuh orang dari kalangan milenial sebagai staf khususnya.

Namun, tujuh staf khusus yang berusia 20 sampai 30-an tahun tersebut tak dibagi dalam pembidangan tertentu.

"Ini staf khusus saya yang baru, untuk bidang-bidangnya ini kerja barengan begitu," kata Jokowi saat memperkenalkan para staf khusus milenialnya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019) sore.

Dari tujuh nama itu, hanya Angkie yang mendapat tugas khusus dari Presiden Jokowi.

"Tadi Mbak Angkie khusus juru bicara bidang sosial, saya tambahi tugas itu," kata Jokowi.

Daftar Staf Khusus Jokowi

Selain tujuh stafsus dari kalangan Milenial, Jokowi juga sudah menunjuk enam nama lain.

Tiga nama merupakan wajah lama, sementara tiga nama lainnya adalah nama baru.

Berbeda dengan para staf khusus milenial yang tak mendapat pembidangan, keenam stafsus ini sudah diberi tugas sesuai bidangnya masing-masing.

Berikut keenam stafsus dan bidangnya:

1. Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana: Stafsus Bidang Politik dan Pemerintahan

2 Sukardi Rinakit: Staf Khusus Bidang Politik dan Pers

3 Arif Budimanta: Staf Khusus Bidang Ekonomi

4 Diaz Hendropriyono: Staf Khusus Bidang Sosial

5 Dini Shanti Purwono: Staf Khusus Bidang Hukum

6 Fadjroel Rachman: Staf Khusus Bidang Komunikasi/Jubir Presiden

Menda Clara/Grid.ID
Menda Clara/Grid.ID

Ali Mochtar Ngabalin menyampaikan pesan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk keluarga korban

Ali Ngabalin Tak Masuk DaftarTak Ada Nama Ali Ngabalin

Dari nama-nama staf khusus presiden yang diumumkan kemarin tak ada nama Ali Mochtar Ngabalin.

Sebelumnya dia disebut-sebut akan masuk jajaran staf khusus Jokowi.

Terlebih dia kerap dipercaya berbicara ke publik atas nama Istana Kepresidenan RI.

Sebelumnya Ali Mochtar Ngabalin menjabat sebagai tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP).

Sebelum masuk istana, Ali Mochtar Ngabalin adalah sosok yang kerap mengkritisi pemerintahan Joko Widodo.

Contohnya, saat Ali Mochtar Ngabalin menyebut Jokowi hanya pencitraan terkait penolakan pembelian mobil Mercy pada tahun 2014.

Politikus yang lahir pada 25 Desember 1968 itu bekerja di bawah Deputi IV KSP yang membidangi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi.

Tugasnya mengkomunikasikan segala pencapaian pemerintah.

Adapun alasan Ali Mochtar Ngabalin bersedia masuk dalam jajaran pemerintaan karena ingin menjadi penyambung antara pemerintah dan ulama.

Lagi pula, ia menyebut tak ada yang abadi dalam politik.

"Ya, politik itu kan sebetulnya dinamis. Saya pikir teman-teman di media tahu politik itu dinamis. Itulah khasanah politik yang membuat kita menjadi kaya," katanya beberapa waktu lalu.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judulJokowi Umumkan Nama-nama Staf Khusus di Istana, Tak Ada Nama Ali Mochtar Ngabalin

Jadi Staf Khusus Presiden Jokowi untuk ke-2 Kalinya, Ayah Sosok Ini Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Tangguh di Pertempuran Jarak Dekat dan Siap Kehilangan Nyawa Demi Negara

Instagram/@diaz.hendropriyono
Instagram/@diaz.hendropriyono

Diaz Hendropriyono

Kamis (21/11) kemarin, Presiden Jokowi baru saja mengumumkan 7 staf khusus presiden.

Satu di antara mereka adalah Diaz Hendropriyono.

Pria bernama lengkap Diaz Faisal Malik Hendropriyono rupanya terpilih untuk kedua kalinya menjadi staf khusus Presiden.

Diaz Hendropriyono sudah menjabat sebagai staf khusus Presiden periode 2014-2019.

Bagaimanapun juga, Diaz bukanlah sosok sembarangan.

Di usianya yang masih muda, Diaz Hendropriyono menduduki posisi tertinggi di partai politik.

Pria kelahiran Jakarta, 25 September 1978 ini menjadi ketua umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Ia menggantikan sang ayah AM Hendropriyono yang merupakan Jenderal TNI sekaligus mantan Kepala BIN.

Diaz Hendropriyono sudah aktif menjadi politikus muda dalam kampanye Pilpres 2014.

Tribunnews
Tribunnews

AM Hendropriyono

Berbicara tentang Diaz, rasanya tak lengkap kalau tidak menyertakan AM Hendropriyono.

Hendropriyono merupakan prajurit yang sangat melegenda bahkan dirinya juga menjadi kepala BIN pertama.

Selama kariernya di dunia militer, Hendropriyono mengikuti beberapa operasi yang membuat namanya melejit.

Salah satu operasinya yang terkenal adalah Operasi Penumpasan Pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS).

Hendropriyono setidaknya terlibat dalam operasi penumpasan pasukan Gerilya Rakyat Sarawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku) yang terbentuk di masa konfrontasi Ganyang Malaysia (1963-1966) oleh intelijen Indonesia pada era Presiden Soekarno.

Dalam buku Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran, Sejak Nusantara Sampai Indonesia (2014) karya Iwan Santosa, Hendropriyono menceritakan pengalamannya tersebut.

"Karena PGRS tidak menyerah, terpaksa kami sebagai guru harus menghadapi murid dengan bertempur di hutan rimba Kalimantan," ujar Hendropriyono.

Pada awalnya, sekitar tahun 1960, rezim Orde Lama di bawah pimpinan Presiden Soekarno bersama Presiden Filipina Diosdado Macapagal mengkritik pembentukan Malaysia yang dianggap permainan neo-kolonialisme Inggris.

Saat itu, Macapagal sempat menyarankan pembentukan Maphilindo, sejenis federasi Malaysia, Filipina, dan Indonesia.

Sebab, Macapagal menilai ada kesamaan kultural Melayu di tiga negara ini.

Namun, Soekarno lebih memilih berkonfrontasi langsung dalam perang tidak resmi menghadapi Malaysia dan Persemakmuran Inggris.

Hingga akhirnya terjadilah perang sengit di tengah rimbanya Kalimantan.

Setelah peristiwa Mangkok Merah pada tahun 1967, Hendropriyono mendapat tugas untuk melawan bekas sekutu TNI.

Kompas.com/BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa yang merupakan kakak ipar Diaz Hendropriyono.

Kemudian, terbentuklah Sandi Yudha, satuan intelijen tempur dari Resimen Para Komando Angkatan Darat, yang saat ini dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Anggota PGRS sendiri diketahui merupakan pemuda Tionghoa namun ada beberapa dari suku Dayak, Melayu, Jawa dan lainnya.

Hendropriyono yang memimpin unit berisi 8 orang mendekat ke arah gubuk Hassan yang merupakan komandan PGRS.

Peristiwa tersebut dilaporkan terjadi secara senyap dalam semalam.

Di sini ketangguhan pasukan tersebut terbukti.

Salah satu anggota Sandi Yudha berhasil menggugurkan penjaga gubuk yang bersenjatakan api dengan sangkur atau pisau yang ada di senapan.

Hendropriyono yang berhasil bertatap muka dengan Hassan justru mendapatkan perlawanan.

Pertempuran jarak dekat satu lawan satu pun tak terelakkan.

Dalam pertarungan tersebut, Hendropriyono mengalami luka dibagian paha dan jarinya akibat sangkur milik Hassan.

Namun pertempuran tersebut berhasil dimenangkan Hendropriyono.

Hendropriyono dan pasukannya juga berusaha sebisa mungkin membujuk hati musuh agar bersimpati ke Indonesia.

"Kita tidak pernah tahu kapan jadi kawan dan situasi berubah lalu jadi lawan. Bertempurlah dengan ksatria. Jangan menyiksa lawan. Itu sifat prajurit Sandi Yudha," ujar Hendropriyono saat peluncuran buku Operasi Sandi Yudha Menumpas Gerakan Klandestin.

Tag

Editor : Adrie P. Saputra