BERITA TERPOPULER: Kebijakan Tenggelamkan Kapal Dihilangkan Rupanya Intruksi dari Sosok Ini hingga Karma Mantan Suami Manohara yang Kehilangan Tahtanya

Jumat, 15 November 2019 | 08:30
Kolase Kompas.com dan Tabloid Nova

BERITA TERPOPULER: Kebijakan Tenggelamkan Kapal Dihilangkan Rupanya Intruksi dari Sosok Ini hingga Karma Mantan Suami Manohara yang Kehilangan Tahtanya

Suar.ID -Berita terpopuler Suar.ID edisi Kamis 14 November 2019.

Tidak ada lagi kebijakan penenggelaman kapal hingga nasib mantan suami Manohara yang kehilangan tahtanya.

Baru Kemarin Gantikan Ibu Susi, Menteri Kelautan Ini Sudah Berani Hilangkan Kebijakan Tenggelamkan Kapal, Sosok Ini Ternyata yang Menginstruksikan

Kompas.com

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo hilangkan kebijakan tenggelamkan kapal.

Salah satu yang paling dikenang dari Menteri Kelautan dan Perikanan era Susi Pudjiastuti adalah kebijakan tenggelamkan kapal asing.

Baca Juga: Merupakan Satu-Satunya Pembalap yang dapat Mematahkan Dominasi Brutal Marc Marquez, Jorge Lorenzo Blak-Blakan Umumkan Alasan Pensiunnya dari Moto GP

Di era sekarang, sepertinya kita harus mengurungkan niat menyaksikan pemandangan itu.

Benar kata orang, beda menteri beda kebijakan.

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) yang baru, Edhy Prabowo, menegaskan, ke depan tidak akan ada lagi penenggelaman kapal.

Waduh!

Hal ini disampaikannya saat mengunjungi Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) di Jembatan II Barelang Batam, Kepulauan Riau, Rabu (13/11/2019).

"Tidak ada lagi penenggelaman kapal, saat ini kami lebih fokuskan pada pembinaan terhadap nelayan kita," ujar Edhy seusai mengikuti kegiatan simulasi peledakan kapal di PSDKP Batam, Rabu.

Baca Juga: Jejak Digital Tak Bisa hilang: Kemarin Janji Teruskan Kebijakan Bu Susi Penenggelaman Kapal akan Terus Dilakukan, Kok Sekarang Menteri Baru ini Beda?

Edhy mengatakan, penenggelaman kapal merupakan terobosan yang baru dan sangat bagus yang digagas oleh mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.

Hanya saja, dalam kepemimpinannya, Edhy lebih fokus pada pembinaan terhadap nelayan Indonesia.

"Arahan Pak Presiden, kita harus menyejahterakan nelayan dan mengawal nelayan dalam melakukan penangkapan Ikan di laut Indonesia," kata Edhy.

Edhy menilai, hal itu dilakukan karena selama ini banyak nelayan Indonesia yang mendapatkan intimidasi dari pihak luar negeri, meski mereka mencari ikan di wilayah Indonesia.

Baca Juga: Berlapis Emas Bak Istana Raja, Rumah Janda Kaya Raya Ini Ditafsir Seharga Rp 20 Miliar, Saingan Muzdalifah Nih!

Untuk itu, fokus utama KKP melalui PSDKP, selain mengawasi sumber daya kelautan dan perikanan, juga memberikan perlindungan dan pengamanan kepada nelayan Indonesia terhadap ancaman pihak luar.

"Saya berharap agar personel PSDKP tidak memusuhi nelayan kita, mereka saudara kita. Jadikan mereka mata dan telinga kita untuk melakukan pengawasan terhadap sumber daya kelautan dan perikanan yang ada," ujar Edhy.

Namun, Eddy juga berharap kepada para nelayan yang berada dari Sabang hingga Marauke untuk tidak melakukan penangkapan ikan dengan cara yang sala

Mereka juga harus selalu memperhatikan kelestarian ekosistem biota laut demi terjaganya populasi ikan di laut Indonesia.

"Kalau ada nelayan kita yang melakukan penangkapan dengan cara yang salah, kami tidak segan-segan menindaknya," tegas Edhy.

Minim anggaran

Edhy menjelaskan, saat ini dirinya sadar bahwa anggaran untuk pengawasan sangatlah kurang, bahkan jauh dari kata cukup.

Namun, hal itu bukan menjadi alasan untuk tidak semangat melakukan pengawasan.

"Saya sedang berusaha agar anggaran pengawasan ditambah. Namun, hal itu jangan terlalu dipikirkan, yang harus dipikirkan bagaimana caranya sumber daya kelautan dan perikanan milik kita bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan nelayan, dan diminati untuk bangsa kita sendiri," ujar dia.

Baca Juga: Dulu Pernah Sindir Jokowi dan Ahok Lewat YouTube, Ternyata Beginilah Akhir Hidup Pemuda Medan Ini, Tubuhnya Ditemukan Hancur Berkeping-Keping

11 Tahun Lalu Siksa dan Cekoki Istrinya dengan Obat, Mantan Suami Manohara pun Terkena Karma, Pangeran Kelantan yang 'Terusir' dari Tahtanya

Tabloid Nova
Tabloid Nova

Kabar Mantan Suami Manohara pun Terkena Karma, Pangeran Kelantan yang 'Terusir' dari Tahtanya

Tahun 2008 silam publik digemparkan dengan kasus KDRT yang menimpa model cantik Manohara Odelia Pinot.

Menikah dengan seorang pangeran dari negeri Kelantan ternyata tak membuat hidup Manohara bak putri kerajaan.

Bahkan jauh dari itu, Manohara justru mengalami berbagai tindak KDRT.

Hingga akhirnya keduanya bercerai pada 2009.

Manohara kembali ke Indonesia dan sempat melanjutkan karier modelingnya.

Baca Juga: Sempat Jalin Hubungan dengan Ariel NOAH, Artis Cantik Ini Akui Trauma Dekat dengan Pria yang Lebih Muda: Takut Disebut Tante Girang

Lantas bagaimanakah kabar mantan suami Manohara?

Tengku Muhammad Fakhry menikahi Manohara yang kala itu masih berusia 17 tahun pada 26 Agustus 2008 silam.

Menurut pengakuan Manohara telah diperlakukan oleh kasar oleh Tengku Fakhry sejak malam pertama mereka.

Ibunda Manohara, Daisy Fajarina pun berjuan untuk bisa bertemu kembali dengan putrinya.

Mengutip dari Tribun Solo, Daisy mendapat kabar bahwa putrinya dipaksa berhubungan intim saat menstruasi bahkan diberi obat agar cepat hamil.

"Obat ini meningkatkan hormon Mano sehingga beratnya dalam dua minggu naik 8 kg, dan wajahnya jerawatan," ungkap Daisy.

Baca Juga: 5 Artis Ini Buka-bukaan Mengaku Kalau Dirinya Transgender, Kalau Lucinta Luna Gimana ya?

Manohara yang baru bisa pulang ke Indonesia pada 31 Mei 2009 itu malah dipenuhi sayatan di beberapa bagian tubuh, bahkan ada bekas sundutan rokok yang konon dilakukan oleh mantan suaminya itu.

Usai perceraiannya dengan Manohara, Tengku Fakhry sempat 'diusir' dari Kerajaan Kelantan dimana ia bertahta.

Selain dengan Manohara, kala itu Tengku Fakhry juga berseteru dengan kakaknya.

Penerus tahta Kerajaan Kelantan, Tengku Muhammad Faris Petra yang tak lain adalah kakak Tengku Fakhry membuat mantan istri Manohara 'terusir' dari kerajaan.

Baca Juga: Beri Tamparan Keras, Putri Iis Dahlia Apresiasi Claudia Santoso lalu 'Semprot' Saipul Jamil, Sebut Soal Penjara, Suap dan Pedofil, Kenapa ya?

Dikutip Suar.ID dari Kompas.com, penyebab perseteruan berawal dari dirilisnya pernyataan pers mengenai kisruh rumah tangga antara Pangeran Fakhry dengan istrinya, Manohara, yang disiarkan pada 15 Juni 2009.

Fakhry menuduh kedua pejabat Istana Kelantan telah menyebarkan fitnah dan telah memasukkan gugatan 10 Agustus 2009.

Namun, kedua pegawai tersebut menilai bahwa gugatan Fakhry telah gagal menjelaskan, manakah kandungan artikel keterangan pers Istana yang dinilai fitnah.

Bak 'terusir' dari tahtanya, Tengku Fakhry pun dikeluarkan dari Dewan Pemerintahan Istana Kelantan.

Perseteruan kakak-beradik tersebut mulai terjadi saat Faris Petra dijadikan pemangku Sultan Kelantan sejak ayah mereka masuk rumah sakit.

Tengku Fakhry menuduh dua pejabat istana sengaja menyebarkan fitnah tentang rumah tangganya karena bersekutu dengan kakaknya.

Baca Juga: Dulu Tinggalkan Istri Pertama Demi Bisa Nikah Lagi, Pelantun Tembang Religi Ini Curhat Kesedihannya Hidup Tanpa Kelima Anaknya Usai Nikahi Bebi Silvana

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Suar.ID

Baca Lainnya