Dulu Sama-sama Dirikan Sat-81 Kopassus, Sosok Ini Ternyata Sempat Dimintai Pertimbangan oleh Jokowi Sebelum Tunjuk Prabowo Jadi Menteri Pertahanan

Minggu, 10 November 2019 | 11:46
Kolase Tribun Video

Prabowo dan Luhut

Suar.ID -Prabowo Subianto dan Luhut Pandjaitan sejatinya teman lama.

Keduanya bahkan dikenal karena menjadi inisiator dibentuknya Detasemen 81/Antiteror Kopassandha yang sekarang jadi Sat-81 Kopassus.

Untuk membentuk pasukan elit itu, mereka harus melalui perjuangan yang cukup berat.

Kala itu, Mayor Luhut Binsar Panjaitan dan Kapten Prabowo Subianto dikirim ke Jerman Barat untuk menjalani pendidikan di satuan antiteror Grenzschutzsgruppe 9 (GSG-9).

Satuan GSG-9 sudah memiliki banyak prestasi dalam operasi pembebasan sandera dan penganganan antiteror lainnya, meski sepak terjangnya dalam penugasannya sangat jarang diberitakan.

Tapi untuk menjalani pendidikan di GSG-9 yang sangat sulit berat tidak mudah dan biasanya siswa yang lulus hanya 20%.

Artinya 80% siswa lainnya dipastikan gagal dalam pendidikan dan bagi siswa yang gagal itu tidak ada kompromi sama sekali.

Pendidikan antiteror di GSG-9 berlangsung selama 22 minggu.

Dalam 13 minggu pertama mata pendidikan meliputi tugas-tugas pokok kepolisian, masalah hukum, kemampuan menggunakan berbagai jenis senjata dan seni beladiri karate.

Setelah 13 minggu pendidikan yang diberikan merupakan ketrampilan pasukan antiteror yang mahir bertempur di darat, laut, dan udara, serta tempat-tempat ekstrem lainnya.

Mayor Luhut dan Kapten Prabowo ternyata bisa lulus dari pendidikan GSG-9 dengan prestasi yang memuaskan.

Ketika Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategis Letjen TNI LB Moerdani membentuk pasukan Detasemen 81/Antiteror Kopassandha, Mayor Luhut kemudian diangkat sebagai Komandan dan Kapten Prabowo sebagai Wakil Komandan.

via tribun-timur.com
via tribun-timur.com

Sat-81 Kopassus

Nama Detasemen 81/Antiteror ternyata diciptakan sendiri oleh Mayor Luhut dan Kapten Prabowo sewaktu menghadap Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf.

Alasannya adalah Detasemen Antiteror dibentuk tahun 1981.

Jenderal M Jusuf ternyata setuju dengan penamaan Detasemen 81/Antiteror, tapi ia ternyata memiliki alasan sendiri yang unik.

Menurut Jenderal M Jusuf penamaan Detasemen 81/Antiteror sudah betul karena angka 81 jumlahnya 9.

"Pesawat Hercules yang selalu saya gunakan mempunyai call sign A-1314."

"Jumlah angkanya juga 9. Angka paling bagus itu," ujar Jenderal M Jusuf seperti dikutip dalam buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.

Dalam perkembangannya Detasemen 81/Antiteror Kopassandha kemudian berubah menjadi Sat Gultor 81/Kopassus, lalu berubah lagi menjadi Sat-81 Kopassus.

Karena kedekatannya itu, tak salah bila Presiden Jokowi meminta pertimbangan Luhut sebelum memilih Prabowo jadi Menteri Pertahanan.

Luhut menyebut hubungannya dengan Prabowo Subianto sangat dekat.

Sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan susunan kabinet, Luhut mengaku sempat dimintai pertimbangan untuk memilih Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan.

Hal itu disampaikannya melalu acara 'Apa Kabar Indonesia Malam' yang diunggah channel YouTube Talk Show tvOne, Jumat (8/11/2019).

Kompas.com/ Kristanto Purnomo
Kompas.com/ Kristanto Purnomo

Dilantiknya Prabowo Subianto menjadi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin ternyata telah diramalkan seorang santri

Mulanya Luhut memberikan tanggapan mengenai julukan 'Menteri semua urusan' yang ditujukan padanya.

Luhut mengaku tak mempermasalahkan julukan tersebut.

"Karena saya rajin melihat pengalaman saya sebagai militer, tidak bisa kau belajar sendiri," terang Luhut.

"Jadi saya lapor Pak Presiden, 'Pak kita tidak hanya mencari menteri yang pinter pak, tapi menteri yang mau kerja sama dan mau dengar'," imbuhnya.

Lantas, Luhut menceritakan saat Jokowi meminta pendapatnya tentang Prabowo Subianto.

Menurutnya, posisi Menteri Pertahanan sangat cocok untuk Prabowo.

"Beliau (Jokowi) tanya saya betul, saya bilang setuju banget," terang Luhut.

"Beliau (Jokowi) tanya apakah Pak Prabowo ini (cocok) menteri pertahanan? Saya bilang paten itu pak," sambungnya.

Luhut menambahkan, Prabowo memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

Sehingga, posisi Menteri Pertahanan sangat cocok untuk Ketua Umum Partai Gerindra itu.

"Dia (Jokowi) bilang 'Kok bisa Pak Luhut?' Pak Prabowo itu kalau nasionalismenya enggak perlu diragukan," ujar Luhut.

"NKRI enggak perlu diragukan, pancasila enggak perlu diragukan, beliau di situ."

Terkait kedekatannya dengan Prabowo, Luhut mengaku sudah sangat lama mengenal mantan rival Jokowi di Pilpres 2019 lalu itu.

"Dia (Prabowo) wakil saya lama," ungkap Luhut.

"Ya sudah lama, dekat sekali, kita sama dia ngomong kan presiden suka bingung juga kalau saya ngomong sama Prabowo."

Ia bahkan menyebut Prabowo sebagai teman baik.

"Saya lebih tua dari beliau tapi ya kita teman baik lah," terang Luhut.

Tak hanya dengannya, Prabowo disebut Luhut juga memiliki hubugan baik dengan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.

"Tadi misalnya minum teh setelah pelantikan wamen (wakil menteri), saya mengatakan hubungan Pak Prabowo dengan Pak Jokowi begitu bagus, dengan Ibu Mega, itu menimbulkan suasana yang baik sekali," kata Luhut.

" (Hubungannya) bagus, tadi ada Pak Surya Paloh di situ, ada Pak Wapres di situ, ya kita bercanda-canda."

Lebih lanjut, Luhut mengungkap diskusi Prabowo dan Jokowi yang diketahuinya.

"Kalau Pak Jokowi tadi Pak Prabowo bilang 'Wah saya Pak Presiden, harus patuh pada panglima tertinggi, saya akan loyal pada panglima tertinggi, ini mengenai procurement, ini begini begini'," ungkap Luhut.

"Presiden langsung buat putusan di situ, 'Pak Prabowo silakan, saya dukung'," sambungnya.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya