Suar.ID -Kisah miris empat bersaudara yang hidup tanpa orang tua, viral setelah seorang tetangga membagikan kondisi mereka ke media sosial Facebook.
Karmila (36), tetangga mereka mengaku sangat prihatin dengan kehidupan 4 bersaudara di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat itu.
"Ya walaupun saya bukan keluarganya, tapi sangat kasihan melihat mereka makanya saya foto di facebook dan menjadi viral," ujar Karmila seperti dikutip Suar.ID dari Tribun Cirebon, Senin (4/11/2019).
Karmila menceritakan kehidupan kakak beradik itu serba kekurangan dan kerap menahan perihnya lapar.
Nur Wenda (23), Raju Winata (16), Refi (14), dan Pian (7) nama keempat kakak beradik itu.
Kondisi Reffi dan Pian sangat memprihatinkan.
Keduanya mengalami gizi buruk dan mengalami sedikit gangguan psikologi.
Kakak tertua, Nur Wenda menceritakan Refi adalah yang paling terpukul atas kepergian ibunya.
Sejak ditinggal ibu ia yang tidak bisa berbicara hanya bisa tertawa seharian.
Dari mulutnya hanya kata "mah" saja yang dapat keluar.
Pamit beli sabun tak kembali
Kakak pertama, Nur Wenda mengatakan ibunya dulu pergi pamitan beli sabun namun tak pernah kembali lagi.
"Dulu bilangnya mau beli sabun ke warung, tapi tidak kembali lagi," ucapnya.
Itulah saat terakhir mereka melihat ibunya.
Sudah satu tahun berlalu sejak sang ibu berpamitan tapi tak kembali.
Ia diduga pergi meninggalkan anak-anaknya untuk hidup bersama pria lain.
Nur Wenda mengatakan tidak mempermasalahkan kepergian ibunya itu meski tanpa alasan jelas.
Dirinya pun tidak menghiraukan kabar yang mengatakan ibunya pergi meninggalkan mereka demi hidup bersama laki-laki lain.
"Kalau kehilangan pasti, misal pulang pasti kami juga menerima," ujar dia.
Sementara ayah mereka telah meninggal sejak 10 tahun lalu.
Nur Wenda yang merupakan anak tertua bekerja disebuah show room motor dengan penghasilan Rp 900 ribu per bulan.
Sementara anak tertua kedua masih duduk di kelas X SMK.
Setiap pulang sekolah ia biasa menghabiskan waktu untuk merawat adik-adiknya.
Tidak jarang pula waktu yang ia miliki diisi dengan bekerja serabutan hanya untuk memenuhi kebutuhan perut.
"Sebenarnya yang yatim itu tiga anak saja, karena beda bapak sih, yang paling kecil (Pian) masih ada bapak, tapi bapaknya jarang pulang, kerja jadi petani di Bongas, pulang-pulang dua bulan sekali bawa uang cuma Rp 200 ribu," ucap Karmila.
Baca Juga: Seorang Pria Bertahan Hidup dengan Otak Dimakan Cacing Pita Selama 15 Tahun Terakhir
Tinggal di gubuk reot
Tak hanya sering kelaparan, kondisi tempat tinggal empat kakak-beradik itu pun tak kalah memprihatinkan.
Mereka tinggal di sebuah rumah yang lebih mirip gubuk.
Sempit dan nyaris roboh.
Di ddalamnya pun penuh barang berserakan.
Ada sebuah kasur lusuh tempat mereka tidur.
Kurangnya pencahayaan membuat rumah tersebut beraroma tak sedap.
Dapat bantuan
Berkat usaha Karmila memviralkan kondisi empat kakak-beradik itu, kini donasi berdatangan.
"Alhamdulillah banyak yang mau nolong," ujar dia.
Uang donasi yang terkumpul digunakan untuk merenovasi gubuk dan biaya hidup mereka.
Saat ini renovasi rumah sudah mulai dilakukan.
"Ini murni donasi dari Komunitas Indonesia Memberi dan Sayap Hati," ucap dia.
Selain dari donasi, pihak seperti Dinas Sosial Kabupaten Indramayu, pemerintah desa dan kecamatan Kandanghaur, Koramil 1616/Kandanghaur dan lainnya juga memberi bantuan seperti sembako dan kebutuhan lain.
Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Indramayu rencananya akan membawa Refi dan Pian untuk mendapat rehabilitasi di panti sosial.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Dinsos Kabupaten Indramayu, Aam Aminah mengatakan, mereka akan di bawa ke Panti Sosial Rehabilitasi Anak membutuhkan Perlindungan Khusus (PSRAMPK) yang berlokasi di Pagaden Kabupaten Subang.
"Supaya anak itu terawat, mendapat pendidikan yang layak dan juga kesehatan," ujar dia.
Dijelaskan Aam Aminah, Refi dan Pian akan mendapat perawatan intensif oleh pihak panti asuhan.
Dalam hal ini pemerintah akan menjamin seluruh biaya yang diperlukan Refi dan Pian termasuk biaya pengobatan dan pendidikan selama mereka di sana.
"Insya Allah hari Rabu besok kita bawa ke panti setelah tadi pihak keluarga diberi pengertian," ujarnya.