Mengenal Dolly Salim, Sosok yang Pertama Kali Menyanyikan Lagu Indonesia Raya pada Sumpah Pemuda 1928, Usianya Baru 15 Tahun Kala itu

Senin, 28 Oktober 2019 | 15:00
via Serambinews.com

Dolly Salim

Suar.ID -Lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarakan jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada Kongres Pemuda II tahun 1928 yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Kita semua tahu bahwa W. R. Supratman yang menciptakan lagu Indonesia Raya, namun, ia bukanlah orang pertama yang menyanyikannya.

Adalah Theodora Athia Salim atau Dolly Salim, orang pertama yang melantunkan lagu Indonesia Raya.

Lagu Indonesia Raya ia nyanyikan di sebuah rumah yang beralamat di Jalan Kramat Raya No 106 Jakarta.

Baca Juga: Mengenal Museum Sumpah Pemuda, Tempat yang Dulunya Hanya Kos-kosan Pelajar Namun Akhirnya Jadi Saksi Peristiwa Bersejarah Indonesia!

Dolly Salim lahir pada 26 Juli 1913 dan kala itu baru berusia 15 tahun.

Ia menyadari dirinya belum memenuhi syarat untuk disebut pemuda.

Dilansir dari Majalah Pertiwi Edisi 19 Oktober - 1 November 1987, semula ia menolak ajakan kawan-kawannya untuk datang di rumah yang sedang ramai orang muda di jalan Kramat Raya tersebut.

Baca Juga: Seputar Hari Kemerdekaan RI: Bendera Merah Putih Sudah Tercipta Jauh Sebelum Proklamasi Kemerdekaan, Kapan?

Dolly Salim yang merupakan putri dari pahlawan nasional Agus Salim awalnya menolak karena permasalahan usianya yang belum menucukupi untuk disebut pemuda.

Namun, ia akhirnya mau datang ke kongres setelah dirayu oleh kawan-kawannya.

Salah satunya yang membujuknya adalah Johana Tumbuan, seorang kawan yang berasal dari Minahasa yang sangat ingin datang ke kongres itu.

Saat itu, Dolly merupakan anggota organisasi kepanduan National Indonesische Padvinderij (Natipij) yang berada di bawah naungan Jong Islamieten Bond (JIB).

Baca Juga: Fakta Unik Sekitar Hari Kemerdekaan Indonesia, Salah Satunya Naskah Proklamasi Ternyata Pernah Terbuang

JIB merupakan sebuah organisasi pemuda Islam dimana ayahnya, Haji Agus Salim berkedudukan sebagai penasehat.

Awalnya hanya instrumen Indonesia Raya diperdengarkan hanya melalui gesekan biola W.R. Supratman sebagai penutup Kongres Pemuda II.

Dalam buku "Sejarah Kecil Petite Historie Indonesia Jilid II", Rosihan Anwar menuliskan hadirin kemudian meminta lagu Indonesia Raya dinyanyikan.

Ada salah satu peserta yang bilang ke pembawa acara supaya ada yang menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Dari situlah kemudian dipilihlah Dolly, yang bahkan Dolly sendiri tidak tahu apa alasan penunjukkannya.

“Mungkin saya kebetulan duduk di barisan terdepan,” ujar Dolly.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Kota Inilah yang Target Pertama Bom Atom Amerika pada Perang Dunia II, Bukan Hiroshima

Dolly pun menyanyikan lagu itu. Karena tidak ada panggung, Dolly bernyanyi sembari berdiri di atas kuris supaya terlihat oleh seluruh hadirin yang datang.

Saat itulah, lanjut Dolly, untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya diperbolehkan dengan catatan tanpa perkataan: “Merdeka…Merdeka”.

Ancaman represi dari pemerintah kolonial Belanda menyebabkan Supratman harus menggubah lirik asli yang mencantumkan kata “merdeka” yang kemudian diubah menjadi “Mulia...Mulia”.

Dok ist via Tribunnews Bogor
Dok ist via Tribunnews Bogor

Dolly Salim, penyanyi lagu Indonesia Raya pertama kali di Kongres Pemuda II

Baca Juga: Terlihat Gagah di Buku Sejarah, Para Diktator Ini Rupanya Memiliki Fobia Unik: Dari Takut Naik Pesawat hingga Takut dengan Dokter Gigi!

Dolly tak mengira lagu yang dilantunkannya kala itu akan menjadi lagu kebangsaan.

Ia masih tetap berkiprah di organisasi kepanduan Natipij hingga tahun1932 ia bersama keluarganya hijrah ke Yogyakarta.

Di Yogyakarta, ia bertemu dengan Mr. Soedjono Hardjosoediro, mantan rektor Universitass Islam Indonesia di Jakarta.

Keduanya kemudian menikah pada tahun 1935, dan dari pernikahannya dikarunia empat orang anak.

Penyanyi lagu Indonesia Raya pertama itu menghembuskan nafas terakhirnya pada 24 Juli 1990.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini : Majalah Time Didenda 1 Triliun Rupiah Karena Mengangkat Berita Soeharto

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati