Suar.ID -Seharusnya hari pernikahan menjadi hari paling membagiakan.
Sayangnya hal itu hampir tidak dirasakan oleh wanita ini.
Bagaimana tidak, disaat ia akan menikah dengan pria yang menjadi pujaan hatinya, orang-orang di kampungnya malah nyinyir karena cinta mereka beda kasta.
Dilansir mStar pada Senin (14/10), kisah menyedihkan ini awalnya diunggah Zuraiha Zaini (27) di Twitternya yang kemudian menjadi viral.
Dalam unggahannya ini Zuraiha menuliskan curhatannya karena ia mendapatkan berbagai cibiran dari orang-orang di kampungnya dan bahkan kerabatnya sendiri karena menikahi seorang supir truk.
Wanita asal Malaysia ini sendiri merupakan seorang berpendidikan tinggi yang bergelar master atau lulusan S2.
Sayangnya banyak orang memandang aneh dengan keputusan yang diambilnya ketika menikahi pria idamannya, karena pria itu hanya merupakan seorang supir truk.
Tak hanya itu saja, orang-orang di sekitar Zuraiha banyak sekali yang menyayangkan keputusannya ini.
Banyak pula yang curigabahwa iamau menerima lamaran terebut karena uang saja.
Zuraiha pun akhirnya buka suara mengenai hal ini.
Ia mengaku bahwa pernikahannya ini bukan karena uang.
Zuraiha bahkan menuliskan kata-kata yang menohok kepada mereka yang menanyakan keputusannya untuk menikahi seorang supir truk.
"Orang kampung mengolok ayah dan ibu saya.
'Anak pandai kok dinikahkan dengan supir truk'.
Ibu-ibu, tak ada yang hina menikah dengan supir truk.
Kita semua adalah hamba yang belum tentu mulia di hadapan Allah,"tulis Zuraina.
Zuraina juga mengaku bahwa apa yang ditulisnya ini merupakan curahan hatinya mengenai betapa ia begitu membanggakan suaminya yang dinikahinya pada 17 Agustus 2019 lalu.
Diketahui Zuraiha sendiri merupakan lulusan S2 di Universitas Pendidikan Sultan Idris Tanjung Malim, Perak, Malaysia.
Zuraiha juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah mengenal suaminya ini sejak duduk di bangku SMA atau sekitar 10 tahun lalu.
"Saya meneruskan ke perkuliahan. Sementara dia tidak bernasib baik,"
"Selepas SMA, dia bekerja serabutan di kampung. Dia kemudian menjadi sopir truk, dari awalnya mengantar barang di kawasan setempat, kemudian keluar dari kampung, saat kami tunangan Januari lalu," kata Zuraiha, yang kini bekerja menjadi guru.
Tak hanya itu Zuraiha juga mengungkapkan bahwa sejak pacaran, cibiran dari tetangganya ini sudah ada.
Bahkan sebelum menikah, ada juga kerabat yang mempertanyakan keputusannya.
"Ada sepupu tanya kenapa saya tidak menikah saja dengan guru lain atau teman kuliah. Itu ditanyakan 24 jam sebelum saya menikah,"
"Saat resepsi, ada tetangga kampung tanya ke ayah dan ibu saya, kenapa saya ini punya gelar master tapi dinikahkan dengan sopir truk. Tak pantas kata mereka,"
"Bila ada yang bertanya soal suami saya, saya akan bangga bilang kalau suami saya sopir truk. Jodoh adalah ketentuan Tuhan," ujar Zuraiha.
Ia juga mengatakan kalau keluarganya tak meminta uang hantaran yang tinggi.
Keluarga suami kemudian memberi kami Rp 27 juta, nilai yang melebihi ekspektasi saya," kata Zuraiha.
Zuraiha mengatakan, meski suaminya sopir truk, tapi gaji bulanannya lebih besar darinya.
"Jangan pandang rendah pekerjaan sopir truk. Kami sekeluarga menerima dia seadanya, karena sikapnya yang tanggungjawab, penyabar, dan suka membantu,"
"Bagi saya menikah itu tak perlu lihat taraf pendidikan,"
"Yang wajib dalampernikahanitu hanyalah mas kawin. Kami pun menikah secara sederhana,".
"Yang penting adalah calon suami kita itu bisa jadi kepala keluarga yang bertanggungjawab," ujarnya.