Suar.ID - Menko Polhukam Wiranto baru saja terkenal musibah.
Saat mengunjungi sebuah universitas di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10), tiba-tiba ada dua orang tak dikenal, diduga sepasang suami istri, menyerangnya.
Sang suami berhasil menusuknya, seperti sang istri memburu seorang polisi.
Akibat tikaman itu, Wiranto harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Lepas dari itu, Wiranto dikenal sebagai sosok kepala rumah tangga yang tegas dan disiplin.
Paling tidak begitu kesan anak-anaknya.
Lalu bagaimana sang istri memandang sosok jenderal bintang empat kelahiran Yogyakarta ini?
Mengenal Wiranto akan lebih baik bila mengenal bagaimana keluarganya, anak-anak dan istrinya.
Tulisan berikut ini diambil dari TabloidNOVAedisi 852/XVII 27 Juni 2004, dalamMengenal Keluarga Wiranto-Wahid Capres-Cawapres 2004-2009.
Ketika tulisan ini diterbitkan, Indonesia sedang memasuki masa pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakilnya periode 2004-2009.
--
"Jika kita bisa membangun rumah kita sebagai sesuatu yang nyaman, menenangkan dan mendamaikan, maka kekuatan kita ada di rumah kita.
Masalah di luar rumah seberapapun beratnya akan dengan sendirinya bisa dinetralisir. Rumah adalah sumber inspirasi dan kekuatan untuk kita bisa melangkah dengan benar dalam menjalankan semua tugas dan kewajiban kita."
Itu tadi adalah quote dari H. Wiranto SH.
Setelah menjalani bahtera rumah tangga selama 29 tahun, apa yang dirasakan oleh H. Wiranto pada saat ini hanya ada satu, yaitu rasa bersyukur yang luar biasa.
Rasa bersyukur ini sungguh demikian besar karena semakin hari semakin disadari bahwa ternyata bahtera rumah tangga keluarga H. Wiranto sedemikian tenang, bersatu dalam harmoni yang utuh dan kompak.
H. Wiranto adalah figur pemimpin rumah tangga yang dijadikan panutan istri dan putra putrinya.
Bagi Ibu Uga, H. Wiranto adalah suami yang penuh tanggung jawab, setia dan sahabat yang penuh perhatian, serta rela berkorban demi kepentingan keluarga dan bangsa.
Bagi putra putrinya, H. Wiranto adalah seorang ayah yang senantiasa mengayomi dengan penuh kasih sayang.
H. Wiranto dianugerahi keluarga yang menjadi sumber kekuatan luar biasa dalam mendukungnya menjalani seluruh tugas berat sebagai abdi negara.
H. Wiranto bersyukur, karena Allah SWT. telah menghadirkan surga dunia dalam rumahnya.
Ayah itu demokratis, tegas tapi tidak otoriter
"Sikap tegas dan disiplin tinggi selalu diterapkan ayah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam keluarga", demikian disampaikan Lia, putri pertama H. Wiranto.
Sikap tersebut mendorong putra putri H. Wiranto untuk lebih bertanggung jawab dalam menjaga kehormatan dan nama baik keluarga.
Maya, putri kedua H. Wiranto menambahkan, "Dalam setiap diskusi ayah selalu memberikan arahan dan usulan bagi kami, walaupun pada akhirnya kami bebas memilih dan memutuskan hal-hal yang kami anggap baik".
Bagi Mas Wiranto, saya adalah pakaian yang selalu melindunginya
"Mas Wiranto selalu bilang bahwa saya adalah pakaiannya," demikian dikatakan Ibu Uga.
Pakaian melindungi, menutupi dan menjaga kita agar terhindar dari panas terik dan dingin yang menusuk.
Pakaian harus selalu dirawat dan dijaga agar selalu rapi dan tidak kusut. Tidak hanya sekedar untuk enak dilihat, pakaian juga memberikan kehormatan pada seseorang.
Saling menjaga dan saling memiliki sudah menjadi tekad bersama H. Wiranto dan Ibu Uga.
Pengabdian Ibu Uga pada masyarakat
Sebagai seorang istri yang sering ditinggal bertugas oleh suami, Ibu Uga menyadari bahwa selain untuk mendidik anak, ada waktu yang dapat diluangkan untuk berbakti pada masyarakat.
Hal ini yang mendorong Ibu Uga untuk berkiprah dalam aktivitas sosial dan pendidikan.
Sejak tahun 1996 hingga saat ini, Ibu Uga menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia wilayah DKI Jakarta.
Posisi ini memberikan kesempatan kepada Ibu Uga untuk berkeliling Indonesia dalam menjalankan tugas kemanusiaan.
Ibu Uga juga memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan, yang antara lain diwujudkan dengan membangun sekolah.
Diantaranya sekolah unggulan tingkat propinsi di Gorontalo, kampung halaman Ibu Uga.