Miris, Rumah Dijual Mertua, Sepasang Suami Istri Ini Tinggal di Gubuk Mirip Kandang Ayam Bersama 4 Anaknya

Sabtu, 12 Oktober 2019 | 19:37
Kompas.com/ Hendra Cipta

Sepasang suami istri harus berjuang menghidupi keempat anaknya di sebuah gubuk berdinding seng bekas kandang ayam

Suar.ID - Sepasang suami istri harus berjuang menghidupi keempat anaknya di sebuah gubuk berdinding seng bekas kandang ayam.

Keluarga ini merupakan warga asli Siantan Hulu, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Lena dan suaminya terpaksa tinggal di gubuk mirip kandang ayam tersebut di Jalan Tani, Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawung, Kabupaten Kubu Raya.

Baca Juga: Ditinggal Suami untuk Selama-lamanya, Nenek Rabina Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot Hanya Ditemani Kucing-kucing

Mereka terpaksa pindah ke gubuk itu setelah rumah lama mereka dijual bapak mertuanya 2 bulan lalu.

Namun Lena enggan menceritakan perihal itu lebih jauh.

Menurut dia, alasan mereka memilih tinggal di gubuk itu lantaran keterbatasan ekonomi.

Lena bercerita gubuk tersebut ia dirikan bersama suaminya di lahan milik warga.

Baca Juga: Seorang Guru SMP Syok dan Dilarikan ke Rumah Sakit setelah Tahu Murid yang dihukumnya Tewas

Untuk mendapatkan kayu, mereka mencari pohon di hutan.

Selain itu, ia juga mendapatkan bantuan seng bekas kandang ayam dari warga sekitar yang kemudian dimanfaatkannya untuk dinding gubuk.

"Untuk kayu-kayunya, saya sama suami mencari pohon di hutan," tuturnya.

Sehari-hari suami Lena kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Suami kerja serabutan. Anak empat orang. Jadi saya bersama suami buat rumah di sini," kata Lena, Jumat (11/10/2019) melansir dari Kompas.com.

Lena bercerita ia sering pergi ke hutan untuk mencari ubi dan sayur pakis yang kemudian dijual.

Hasil penjualan ubi dan pakis digunakan untuk makan sehari-hari mereka.

Baca Juga: Putus Sekolah, Bangkrut, Dipenjara dan Diputus Pacarnya karena Dianggap Miskin, Pria Ini Kini Jadi CEO dan Tajir Melintir

Lena dan suaminya memiliki empat orang anak, masing-masing berusia 15 tahun, 14 tahun, 5 tahun, dan 1 tahun.

Anak sulungnya sudah putus sekolah sejak dua tahun yang lalu karena tidak ada biaya.

Sementara anak keduanya duduk di bangku SMP kelas VII.

Ia terancam tidak bisa melanjutkan sekolah karena alasan yang sama yakni tidak ada biaya.

Kompas.com/ Hendra Cipta
Kompas.com/ Hendra Cipta

Tampak Kondisi rumah Lena yang mirip kandang ayam dengan berdinding seng

Saat musim hujan seperti saat ini, anak-anaknya harus mencari duduk dan tidur di tempat yang tidak terkena air hujan.

Situasi ini diperparah dengan kondisi anak pertamanya yang sering demam karena pernah terjatuh.

Saat ini saja, Lena mengaku telah 4 hari mengalami diare dan tidak bisa berobat karena tidak memiliki biaya dan BPJS Kesehatan.

Baca Juga: Mengharukan, Kisah Seorang Pria yang Rela Lakukan Apa Saja Demi Bisa Bahagiakan Ibunya yang Derita Sakit Komplikasi

"Saya berharap pemerintah memberi perhatian dan bantuan untuk sekolah anak dan biaya kesehatan mereka," ucapnya.

Yandi, anggota DPRD Kota Pontianak mengatakan sejak lama Pemkot Pontianak memiliki program yang mengatur bahwa tidak boleh ditemukan anak putus sekolah karena keterbatasan biaya.

Ia mengatakan dalam kebijakan tersebut diterangkan bahwa jika masih ditemukan keluarga miskin dan anak putus sekolah, maka lurah setempat akan dicopot dari jabatannya.

"Kejadian ini jadi kado buruk bagi Kota Pontianak yang akan merayakan ulang tahunnya ke 248 tahun," ujarnya.

Ia mengatakan adanya satu keluarga yang tinggal di gubuk berdinding seng bekas kandang ayam menunjukkan buruknya komunikasi dan koordinasi aparatur pemerintah di Kota Pontianak.

"Mengenai persoalan ini, semoga bisa cepat dicarikan solusi," kata Yandi.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya