Menelusuri Jejak Pelaku Penusukan Wiranto, Ngontrak Rumah di Dekat Alun-Alun hingga Pura-Pura Salaman

Kamis, 10 Oktober 2019 | 19:15
Antara Foto/ Aprilio Akbar

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto ditusuk oleh dua orang tidak dikenal, Kamis (10/10/2019) siang

Suar.ID - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto ditusuk oleh dua orang tidak dikenal, Kamis (10/10/2019) siang.

Peristiwa penusukan terjadi di Alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, usai Wiranto menghadiri sebuah acara di Universitas Mathla'ul Anwar.

Asal usul kedua pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, pada hari Kamis (10/10/2019) terus ditelusuri.

Baca Juga: 5 Zodiak Ini Paling Bisa Tenang Saat Berada Dalam Tekanan, Mereka Tetap Fokus Menyelesaikan Masalah!

Melansir dari Kompas.com, kedua pelaku ternyata mengontrak sebuah rumah di Kampung Sawah, tak jauh dari Alun-alun Menes.

Tim Gegana Polda Banten melakukan penggeledahan di rumah kontrakan pelaku di Kampung Sawah RT 04 RW 01, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis (10/10/2019) dimulai sekitar pukul 15.30 WIB.

Menurut pantauan Kompas.com, kontrakan yang disewa oleh pelaku sebelumnya dipasangi garis polisi.

Pintu kontrakan tampak terbuka.

Di dalamnya terdapat satu buah tas besar yang tergeletak di lantai dan satu tas kecil menggantung di tembok.

Baca Juga: Viral! Video Detik-Detik Arteria Dahlan Bentak Emil Salim di Mata Najwa, Undang Kontroversi: 'Prof Sesat!'

Kompas.com/ Acep Nazmudin
Kompas.com/ Acep Nazmudin

Tim Gegana Polda Banten melakukan penggeledahan di rumah kontrakan pelaku di Kampung Sawah RT 04 RW 01, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Kamis (10/10/2019) dimulai sekitar pukul 15.30 WIB.

Saat penggeledahan berlangsung area sekitar kontrakan dalam radius 20 meter disterilkan dengan dipasang garis polisi.

Namun, di sekitar lokasi, di luar garis polisi, warga tampak memenuhi area.

Para warga menonton aksi penggeledahan yang tengah berlangsung.

Menurut Ketua RT setempat, Mulyadi, kedua pelaku, SA dan FD, sudah menyewa rumah tersebut sejak Februari 2019.

"Mulai ngontrak kira-kira Februari, sudah sekitar 7 bulanlah, pertama masuk dia yang laki-laki bernama SA sama anak perempuannya umur sekitar 13 tahun," kata Mulyadi.

Saat itu, SA mengaku berbisnis online berbagai macam barang, mulai dari madu, pakaian anak-anak, pulsa, dan travel.

Baca Juga: Ekstrem! Menyesal Bikin Tato karena Ingin Daftar Jadi Polisi Bandara, Seorang Pria Gunakan Alat Dapur Ini Untuk Menghapusnya

Mulyadi menambahkan, saat pertama masuk ke kontrakan di Kampung Sawah, SA tidak membawa istri.

Namun, sekitar bulan Agustus, SA meminta izin akan menikah di Bogor.

"Dia minta izin menikah di Bogor, pas balik lagi ke sini sudah bawa istri, bercadar, sekitar 19 sampai 20 tahunan," kata Mulyadi.

Mulyadi mengaku tidak menaruh curiga apapun terhadap keluarga SA.

Sebagi ketua RT, dia hanya menjalankan tugasnya saja seperti menanyakan identitas dan pekerjaan sehari-hari.

Baca Juga: Cerita Dibalik 'Makam Ragasemangsang', Orang Sakti Tidak Bisa Mati Selama Tubuh Menyentuh Tanah

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyampaikan, kedua pelaku diduga laki-laki dan perempuan, warga Brebes.

Polisi pun melakukan penggeledahan rumah FD di Desa Sitangal, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (10/10/2019).

Rumah FD kemudian dipasangi garis polisi.

Kedatangan polisi membuat geger warga sekitar.

Rupanya rumah salah saru warga di RT 07 RW 02 di desa tersebut adalah kediaman orang tua dari FD.

Orang tua FD, yakni S dan C masih diperiksa polisi di dalam rumah.

Kompas.com/ Tresno Setiadi
Kompas.com/ Tresno Setiadi

Polisi pun melakukan penggeledahan rumah FD di Desa Sitangal, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (10/10/2019).

Baca Juga: Berawal dari Curhat hingga Ancam Tak Biayai Sekolah, Seorang Kakak Paksa Berhubungan Badan dengan Adik Kandung Sampai Hamil

Saat jumpa pers, Dedi memastikan penusuk Wiranto sudah mempersiapkan aksinya.

Selain itu, polisi juga sedang mendalami senjata tajam yang digunakan pelaku saat melakukan aksinya.

Menurut Dedi, dua pelaku yang terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki, berinisial SA dan FD, terpapar radikalisme ISIS.

Selain itu, polisi juga tengah mendalami kaitannya dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Ya kalau misalnya terpapar radikal ya pelaku pasti menyerang pejabat publik, utamanya aparat kepolisian yang dianggap thagut karena kita lakukan penegakan hukum terhadap kelompok seperti itu," kata Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri, Kamis (10/10/2019).

Salah satu pelaku, SA, mendekati Wiranto dan berpura-pura sebagai warga yang hendak bersalaman.

Diduga hal itu dilakukann agar pelaku bisa mendekat ke Wiranto, yang baru saja turun dari mobil, di Alun-alun Menes Pandeglang, Kamis siang.

"Ya pelaku mencoba bersalaman seperti warga bertemu pejabat," ujar Dedi.

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya