Sekarang Jadi Anggota DPR RI, Dulu Mulan Jameela Pernah 8 Tahun Bekerja di Dunia Malam Supaya Dapur Tetap Ngepul

Rabu, 02 Oktober 2019 | 18:15
Dok. Intisari

Mulan Jameela mengaku pernah 8 tahun bekerja di dunia malam.

Suar.ID -Meski kerap menjadi ajang kumpul atau hura-hura kelompok, kehidupan malam tidak selalu berisiko pada banyak orang.

Risiko lebih ditentukan oleh masing-masing orang. Mau larut atau bertahan, mau sesat atau jaga diri, betul-betul tergantung individunya.

Itulah yang dimaksud oleh Mulan Jameela, penyanyi yang mengawali karier sebagai penyanyi bar dan klub malam.

"Delapan tahun saya hidup di dunia itu, saya tahu banget berbagaimacam orang yang datang ke sana," ujarnya seperti dilaporkan Intisari Mind, Body, & Soul Volume 12.

Mulan memang matang sebagai penyanyi kafe sebelum bergabung dengan Ratu bersama Maia Estianty (sebagai Mulan Kwok) dan kemudian nyanyi sendiri (dengan nama Mulan Jameela) dengan sejumlah album solo atau nyanyi rame-rame.

"Delapan tahun saya nyanyi dan menikmatinya sebagai profesi," kenang Mulan tentang kehidupannya di Bandung dulu.

Dunia malam menempanya menjadi penyanyi serba bisa.

Dijalani dengan penuh keseriusan karena selain ada suami dan dua anak yang menunggu di rumah, keluarga besarnya pun mendukung.

Tribun/Jeprima
Tribun/Jeprima

Busana Mulan Jameela saat pelantikan DPR RI

Nyanyi sambil injak tangan

Ya, bungsu dari tujuh bersaudara, kelahiran Garut 23 Agustus 1979 dengan nama asli Rd. Terry Tantri Wulansari, ini menjadi penyanyi lebih karena dorongan keluarga.

Kakak-kakak, ibu, almarhum ayah waktu masih ada, juga suaminya ketika mereka masih bersama.

"Saya memang suka nyanyi, tapi enggak terlalu berambisi jadi penyanyi. Justru keluarga sangat mendukung saya untuk berkarir sebagai penyanyi. Maka saya pun nyanyi di kafe-kafe di Bandung. Itu sepenuhnya dengan support keluarga," kata Mulan.

Pekerjaan itu dia jalani dengan serius, sebagai profesi.

Mulan menjadi bagian dari kehidupan malam Kota Bandung.

Di siang hari ia ibu rumah tangga dengan dua anak, Tiara (kini 10) dan Rafli (Davy,kini 7), dan di malam hari diantar-jemput suami untuk nyanyi.

Meski menjadi bagian dari kehidupan malam kota, Mulan tahu batas dan tidak larut ke dalamnya.

"Biarpun jadi penyanyi kafe, saya bukan orang yang 'gaul'. Saya konsentrasi pada pekerjaan saya sebagai penyanyi. Datang untuk bekerja, dan setelah selesai ya pulang," tuturnya.

"Saya punya suami yang menjaga, saya punya keluarga besar yang cukup posesif. Mereka memberi rambu-rambu dan norma-norma untuk bekerja secara benar walaupun dalamkehidupan malam."

Seperti apakah risiko buruk kehidupan malam yang dihadapinya?

Minuman, narkoba, dan manusia dengan aneka kepentingan.

Orang mabok adalah hal biasa.

Demikian pula laki-laki yang, kata Mulan, agak-agak genit.

Tak hanya sekali ia, sambil menyanyi, menginjak tangan laki-laki di bawah panggung yang mencoba bertindak kurang ajar.

Belum lagi bentuk-bentuk pendekatan lain.

Itu jelas tidak mudah karena hatinya tak pernah merasa sebagai bagian gaya hidup malam.

la bukan seorang perokok, tidak doyan minuman keras, apalagi narkoba.

("Minum wine baru belakangan ini, karena merasa sudah bisa menjaga diri," katanya sambil ketawa).

Mulan tak hanya menjaga diri dari, kata dia, "Berbuat macam-macam."

Terhadap teman-teman perempuan penyanyi, pemusik, atau kru panggung, ia malah terbilang protektif.

la menjaga mereka memberi nasihat, kadang juga menjadi tempat mengadukan persoalan.

"Barangkali karena status saya yang sudah punya suami dan anak."

Dok. Kompas-Gramedia Majalah

Mulan Jameela ketika diwawancara Majalah HAI.

Tergantung masing-masing

Seribu satu jenis manusia datang ke kate atau klub malam, dengan seribu satu kepentingan.

Di tempat itu pula aneka macam interaksi terjadi.

Tapi Mulan menjelaskan, tak semua yang datang demi perilaku buruk.

Ada yang untuk pertemuan keluarga, ajang hangout karyawan kantor, ada yang ingin membunuh kesepian, atau benar-benar menikmati musik dan minuman.

"Tak semua yang datang orang dengan 'tanduk merah'" katanya sambil memperagakan kedua telunjuk diacungkan di samping kepala.

"Saya punya teman yang bekerja keras Senin sampai Jumat, dan di akhir pekan sangat membutuhkan suasana kate. la tidak datang untuk hal lain kecuali minum dan menikmati musik. Hangout bagi dia sebuah keharusan," tambah penyanyi yang mulai melejit lewat album duet bersama Maia, "Ratu & Friends" (2005) dengan lagu Teman tapi Mesra.

Pada 2006 duet itu mencetak hits Lelaki Buaya Darat.

Saat berkarir solo (2008) menghasilkan hits Wonder Woman, Makhluk Tuhan Paling Sexy, Bukannya Aku Takut, dan mengantarkannya menjadi nomine MTV Asia Awards 2008 di Malaysia.

Bagi Mulan, dunia malam seperti kafe adalah wilayah kaum dewasa yang mestinya setiap orang mengerti sisi baik dan buruknya.

Meskipun ajang bersosialisasi, sesungguhnya sifat yang ada sangatlah individual.

"Mau mengambil aspek positifnya atau larut dalam sisi buruknya, sangat tergantung pada individu masing-masing"

Jangan tunda membantu

Mulan yang pernah membintangi film televisi (FTV) Primadona Mencari Jodoh (2006), main sinetron Pasangan Heboh (2007), dan film layar lebar Maaf Saya Menghamili Istri Anda (2008) yang membawanya masuk nominasi MTV Indonesia Movie Awards 2007 kategori Breakthrough Actor/Actress, ini sesungguhnya lebih merasa sebagai orang rumah ketimbang anak panggung.

Keluarganya tahu betui karakter dia yang sesungguhnya tak nyaman di keramaian.

Maka ketika ia bercerai, atau saat dihadapkan pada persoalan bubarnya duet Ratu, lalu masuk dalam pusaran perceraian Maia Estianty dan Ahmad Dhani, ibu dan kakak-kakaknya tetap memberi support.

"Mereka tahu banget bagaimana saya yang sebenarnya Anak-anak pun tahu, bundanya berpenampilan begini hanya untuk urusan nyanyi," ia mengelus rambutnya yang dicat warna merah, menunjuk gemerincing asesori dan sepatu bertumit tinggi warna merah yang dikenakan.

"Di dalam diri ini sebenarnya saya perempuan biasa yang sangat nyaman tinggal di rumah, sangat sayang anak."

Kebetulan, Tiara dan Rafli bukan tipe anak yang manja dan tak tahu diri.

Mereka justru sempat mengalami kesulitan beradaptasi saat mulai pindah ke Jakarta dan tinggal di rumah baru bersama ibu dan neneknya.

Mereka paham karakter ibunya sangat beda, bahkan bertolak belakang dengan penampilan di panggung.

"Kadang-kadang saja mereka minta saya masak kalau kangen dengan masakan bundanya. Itu pun minta dengan sopan, bukan maksa seperti anak manja," tambah penyanyi yangpernah punya album solo "Kekal" (2000), dan belakangan mengeluarkan album kompilasi "The Best of Republic Cinta Artists" Vol. 1 (2008), "D'Plong: Sensasi Rock n' Duf (2009), dan "Cinta Mati" yang dibuat sampai tiga seri.

Jadwal tampilnya padat, di panggung maupun di televisi.

Kadang ia kelabakan dan kecapekan. Karena itulah, ia bilang, badannya tetap kurus kendati makan tak ada hambatan.

la stabil dengan berat badan 45 kg dan tinggi 163 cm.

"Kalau sudah mulai merasa kegemukan, biasanya saya enggak makan nasi beberapa hari."

Sukses secara materi tidak lantas membuat Mulan lupa akan segala kewajiban.

Masa depan anak-anak bagi dia sangatlah penting. Makanya ia mempersiapkannya baik dengan tabungan ataupun asuransi dan proteksi.

Sedangkan untuk dirinya sendiri, ia mengaku memang perlu anggaran rutin yang cukup besar untuk perlengkapan show dan keperluan diri.

Rambut yang setiap kaii berganti warna, dia bilang,memerlukan biaya perawatan yang tidak kecil mengingat risiko penggunaan zat kimia.

"Tapi yang paling penting saya tidak kehilangan kesempatan untuk beramal," kata Mulan yang selalu menyisihkan penghasilannya untuk berbagi.

Soal ini ia berkaca pada salah satu kerabat yang dulu dikenal sangat berharta namun belakangan jatuh miskin dan hidup mengandalkan bantuan orang lain.

"Saya nggak mau seperti itu. Kalau ada orang minta tolong dan saya bisa mengulurkan bantuan, saya tak mau menundanya."

Bagi Mulan, pencapaian karir hingga saat ini tak lepas dari rezeki dan kecermatan mengatur langkah masa lalu.

Dengan caranya sendiri ia mensyukuri itu, sembari terus berstrategi untuk berjalan dikarirnya.

"Menurut saya, hidup yang saya jalani selama ini baik-baik saja Saya bersyukur untuk itu. Sebab kalau sejak dulu macemmacem, tentu saya tak akan sampai seperti sekarang ini."

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad