Pengawal Raja Salman Ditembak Mati Karena Konflik Internal, Ini 5 Fakta Luar Biasa tentang Abdul Aziz Al-Faghm

Senin, 30 September 2019 | 07:15
Tribun Jatim

Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm, pengawal pribadi Raja Salman.

Suar.ID - Jika kamu mengikutikedatangan Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia tahun 2017 silam, kamu pasti pernah melihat Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm.

Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghmadalah pengawal pribadi Raja Salman dan posisinya selalu berada di belakang dekat dengan Sang Raja.

Namun baru-baru ini,terdapat kabar duka dari sang pengawal.

Dikutip dari Reuterspada Minggu (29/9/2019), Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm ditembak mati oleh seorang temannya di kediaman pribadi di kota Jeddah barat, Arab Saudi, beberapa kilometer di utara Istana.

Baca Juga: Hubungan Raja Salman dan Putra Mahkota MBS Dikabarkan Memanas, Raja Salman Cium Ada Upaya Melawannya

Menurut media pemerintah Arab Saudi, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu, (28/9/2019) malam dan ini dikarenakan perselisihan pribadi.

Namun mereka tidak memberikan detail tentang perselisihan yang memicu penembakan tersebut.

Bukanhanya itu saja, beberapa orang termasuk lima anggota pasukan keamanan juga terluka oleh tembakan, tulis laporan tersebut.

Faghm sebelumnya sempat dipindahkan ke rumah sakit tetapi ia meninggal karena luka yang ia derita.

Baca Juga: Dinikahi Irwan Mussry Setelah 10 Tahun Menjanda, Maia Estianty Mengaku Seperti Punya Dua Suami karena Hal Ini

Kematiannya memicu duka mendalam bagi seluruh keluarga istana dan warga Arab Saudi.

"Semoga Anda beristirahat dalam damai, pahlawan ...", tulis penasihat senior Pengadilan Kerajaan Turki al-Sheikh dalam akun Twitternya.

Penulis sekaligus pakar perang dan militer, Thomas Wictor, menulis, Abdul Aziz Al-Faghm merupakan satu dari sedikit tentara di Arab Saudi yang serba bisa.

Berikut 5 fakta menarik soal Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm:

1. Pengawal yang serba bisa

Berbagai badge (tanda lulus pendidikan militer) yang telah dimilikinya antara lain badge Pasukan Khusus, serta badge Pasukan Rahasia Anti-Terorisme Saudi.

Selain badge itu, Abdul Aziz Al-Faghm punya badge pelatihan terjun payung dari sejumlah pasukan elit Amerika Serikat, yakni US Army Master Parachutist jump wings dan US Navy Master Parachutist jump wings.

Tak hanya piawai bertempur di darat, Abdul Aziz Al-Faghm jugadapat menerbangkan pesawat maupun helikopter dalam kondisi darurat.

Hal itu ditunjukkan dari badge Saudi Air Force pilot’s wings yang ia miliki.

Lalu, badge Saudi Combat Diver, merupakan bukti bahwa menyelam di laut, adalah kemampuan yang ia kuasai.

Ia bahkan dikenal punya kemampuan menjinakkan bahan peledak, dari badge penjinak bom yang dimilikinya.

Semua badge itu dimiliki oleh Abdul Aziz Al-Faghm melalui pelatihan selama lebih dari 10 tahun.

Twitter
Twitter

Mayor Jenderal Abdul Aziz Al-Faghm.

Baca Juga: Foto Viral Siswa SMA Menyeka Mata di Tengah Kepungan Gas Air Mata, Bendera Merah Putih Tak Lepas dari Genggamannya

2. Usianya sudah 50 tahun namun fisiknya seperti pria 20 tahun

Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm diduga telah berusia sekitar 50 tahun.

Tapi, penampakan fisiknya seringkali membuat orang kagum.

Fisik tubuhnya masih tegap, kekar, dan terjaga.

Menurut Thomas Wictor, kekuatan fisiknya bahkan disebut-sebut masih bisa menandingi seorang tentara di usia 20 tahunan.

Baca Juga: Tinggal di Rumah Mewah Minimalis Peninggalan Ahok, Veronica Tan Pajang Lukisan Bersejarah Ini, Simpan Makna Mendalam?

3. Bukan hanya ahli teori

Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm lulus dalam banyak pelatihan militer.

Dia telah mendapat penghargaan Order of Bravery, sebuah penghargaan tertinggi untuk para prajurit tangguh di Arab Saudi, tidak hanya sekali, tapi beberapa kali.

Menurut Thomas Wictor, untuk meraih penghargaan ini, seseorang harus ikut dalam perang fisik atau terjun sebagai prajurit kombatan.

Dengan melihat fotonya saat berada di sisi Raja Salman, Thomas Wictor memuji Brigjen Abdul Aziz Al-Faghm sebagai orang yang sangat teliti dan disiplin dalam melindungi raja.

Hal itu terlihat dalam posisi tangannya ketika berjalan melindungi Raja Salman.

Posisi tangan yang ia miliki selalumenandakan bahwa ia selalu dalam posisi siaga.

Baca Juga: Terlibat Cinta Segitiga, Seorang Istri Ditemukan Tergeletak Tak Bernyawa Oleh Suaminya di Kamar Mandi

4. Pengawal loyal

Arab News
Arab News

Mayor Jenderal Abdul Aziz Al-Faghm, ketika mengawal pemakaman Raja Abdullah Al-Saud.

Rupanya ada alasan lain bagiRaja Salman untuk tetap menggunakan jasanya.

Hal itu adalah loyalitas yang ia milikikepada Raja Salman.

Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm telah menjadi pengawal raja selama lebih dari 10 tahun.

Ini artinya, sebelum mengawal Raja Salman, dia juga mengawal Raja Arab Saudi sebelumnya, yakni Raja Abdullah bin Abdulaziz Al Saud, yang meninggal pada 23 Januari 2015.

Saat Raja Abdullahberpulang dan dimakamkan, Al-Faghm menjadi pengawal terdepan iring-iringan penggotong jenazah Raja Abdullah.

Saat itu, fotonya mengawal iring-iringan jenazah menjadi viral.

Banyak warga Arab Saudi menaruh haru kepadanya.

Pasalnya, ia harus sebisa mungkin menjaga emosinya di momen tersebut.

Banyak yang meyakini ia terpukul dengan kematian Raja Abdullah, tapi ia tetap tegar dan tak menangis di pemakaman itu.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Pamerkan Dirinya Bakal Kebal Aturan Ganjil Genap, Bukan dengan Sulap Tapi Pakai Rp 1 M!

5. Titisan sang ayah

Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm lulus dari akademi militer King Khaled Military College pada1991.

Diakemudian lolos masuk ke unit pasukan khusus Arab Saudi, sebelum akhirnya terpilih untuk masuk ke Royal Guard, atau pasukan khusus kerajaan.

Hanya orang-orang terpilih saja yang dipercaya dapat masuk ke pasukan ini.

Yang menarik, ayah dari Al-Faghm, ternyata juga menjadi abdi Raja Arab Saudi sebelumnya, selama 30 tahun.(Aji Bramastra/Tribun Jatim)

Artikel ini telah tayang di Tribun Jatim dengan judul5 Fakta Menarik Pengawal Pribadi Raja Salman saat di Indonesia, Brigjen Al-Faghm

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber : Reuters, Arab News, Tribun Jatim

Baca Lainnya