Sekujur Tubuhnya Penuh Luka Mengerikan, Dokter Soeko Wafat di Tangan Perusuh Wamena, Sempat Kirim Potongan Ayat Ini Sehari Sebelum Kematian

Sabtu, 28 September 2019 | 16:28
Facebook Balai Litbangkes Papua/Twitter @antilalat

Dokter Soeko jadi korban meninggal kerusuhan Wamena.

Suar.ID -Dokter Soeko Marsetiyo (53) menjadi salah satu korban tewas dalam kerusuhan Wamena, Papua, pada Senin (23/9) tempo hari.

Dokter SOeko sempat dilarikan ke RSUD Mawena, tapi Tuhan lebih sayang kepadanya.

Menurut kabar yang beredar, Dokter Soeko sehari-hari bertugas di Kabupaten Tolikara.

Menurut keterangan Sekretaris Dinas Kesehatan Papua dr. Silvanus Sumule, Dokter Soeko ditemukan dengan luka-luka yang cukup serius pada Senin (23/9), sesaat setelah kerusuhan terjadi.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan duka cita yang mendalam untuk kepergian dokter Soeko Masetiyo (53), salah satu korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.

Dokter Soeko disebut terjebak dalam kerumunan massa dan mengalami cedera di kepala dan bagian tubuh lainnya.

Dia mengembuskan napas terakhir pada Senin (23/9/2019).

Menanggapi hal itu, Ketua Umum PB IDI, dr Daeng M Faqih mendesak kepada Pemerintah Daerah (Pemda) agar memberikan jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan bagi tenaga medis yang bertugas di daerah pedalaman dan rawan.

Sebelum sang kakak ditemukan terluka hingga meninggal dunia, adik dokter Soeko Marsetiyo, Endah Arieswati menceritakan saat-saat terakhir hidup dokter asal Yogyakarta ini di perantauan.

Facebook Balai Litbangkes Papua

Ucapan duka atas meninggalnya dr Soeko Marsetiyo

Endah mengatakan, kakaknya sudah bertugas di Papua selama 15 tahun.

Selama bertugas di Papua, lanjutnya, lokasi tugas kakaknya berpindah-pindah tempat dan yang terakhir bertugas di Tolikara.

"Pokoknya di Papua itu sudah 15 tahun. Kira-kira sejak 2003 atau 2004," tambahnya.

Sehari sebelum kejadian, lanjut Endah, kakaknya sempat mengirim SMS ke beberapa orang keluarganya.

"Sehari sebelumnya itu ternyata dia sempat mengirimkan SMS ke beberapa om (paman) dan tante. Isinya potongan ayat Kursi, kita tidak mengerti maksudnya apa, terus tiba-tiba dengar kabar seperti ini," ujarnya.

Pada Senin (23/9/2019), Dokter Soeko hendak pulang dari Wamena ke Tolikara.

Namun di tengah jalan ia dicegat oleh massa demonstran lalu dianiaya.

KOMPAS.com/WIJAYA KUSUMA
KOMPAS.com/WIJAYA KUSUMA

Pemakaman Dokter Soeko

Dokter Soeko sempat dibawa ke RSUD Wamena namun nyawanya tak tertolong.

Demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena itu mengakibatkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak atau dibakar massa.

Di antara korban yang meninggal dunia, ada warga yang tidak sempat menyelamatkan diri saat rumah atau ruko mereka dibakar demonstran.

Kerusuhan yang terjadi di Wamena juga menyebabkan puluhan warga terluka

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya