Suar.ID -Besarnya nama BJ Habibie ini tak luput dari peran sang ayah Alwi Abdul Djalil Habibie.
Sang ayah tetap bisa menjadi inspirasi BJ Habibie meski ia tak menggeluti bidang yang sama seperti Presiden ketiga RI ini.
Dikutip dari Kompas.com, pada waktu ituAlwi Abdul Djalil Habibie, ayah BJ Habibie ini adalah seorang pejabat landbowconsulent,atau setara dengan Kepala Dinas Pertanian di Parepare, Sulawesi Selatan.
Berbeda dari BJ Habibie yang menggeluti bidang kedirgantaraan, sang ayah Alwi Abdul Djalil justru bergerak di bidang pertanian.
Ia bahwkan mendedikasikan hidupnya untuk dunia pertanian di Indonesia bagian timur.
Namun kepiawaian sang ayah inilahyang membuat rasa ingin tahu BJ Habibie menjadi terasah dari kecil hingga tumbuh dewasa.
Sayangnya Alwi Abdul Djalil meninggal dunia pada 3 September 1950 di Makassar, Sulawesi.
Sehingga ia tak bisa melihat sang putra BJ Habibie berangkat kuliah di jerman pada tahun 1955 dan juga berbagai pencapaiannya hingga kini.
Mulai dari Crack Progression Theory yang kini digunakan diberbagai belahan dunia hingga diangkatnya BJ Habibie menjadi Presiden ketiga RI.
Meski begitu sosok sang ayah Alwi Abdull Djalil ini selalu lekat di hati sang anak BJ Habibie.
Hal ini diketahui lewat sebuah video yang diunggah di kanal Youtube metrotvnews pada 11 September 2014 dengan judul 'Habibie Pulang Kampung (1)' di acara Mata Najwa.
Video ini berisikan kepulangan BJ Habibie ke Kampung halamannya di Parepare, Sulawesi Selatan.
Kepulangannya ini juga membuat BJ Habibie menapak tilas kenang-kenangannya bersama sang ayah.
"Bapak saya waktu itu disegani, karena sangat islam."
"Tidak boleh itu anjing di rumah saya, haram, gak mau,no way."
"Karena itu dia sering kalau salat jadi imam," ujar Habibie.
Namun ada sebuah momen yang sangat ia ingat, yaitu saat sang ayah ini meninggal dunia dalam sujudnya.
"Anddia meninggalnya pas dia jadi imam lho, salat Isya'," tambahnya.
Tak ada yang menyangka bahwa ayah BJ Habibie ini menghembuskan napas terakhirnya saat mengimami dua calon presiden Indonesia.
Mereka adalah BJ Habibie dan juga Soeharto.
"Yang menyaksikan itu Pak Harto semua."
"Iya (ada Soeharto), dia lihat, pendiem dia Pak Harto," kata BJ Habibie.
Sang ayah yang meninggal dunia dalam salatnya pun membuat BJ Habibie terkesan hingga akhir hayatnya.
"Saya tidak mengerti, saya lihat itu sebagai kenyataan."
"Tapi terkesan bagi saya, dia meninggal sedang sujut, Allahu Akbar."
"Dia bersih, sedang menghadap Allah, dia sujud Allahu Akbar," terusnya.
Hal yang paling membuat ia selalu ingat hal itu adalah sumpah yang dikatan ibunya, Tuti Marini Puspowardono.
Saat melihat suaminya Alwi Abdul Djalil Habibie ini meninggal, istrinya sejak saat itu mengucap sumpah.
"Ibu saya langsung bersumpah."
"Dengan tangan saya, saya akan jadikan anak kamu, yang tertua dan yang di dalam kandungan, menjadi manusia-manusia yang berguna untuk agama dan bangsa."
"Saya bersumpah," ujar BJ Habibie menirukan kata-kata ibunya.
Kini BJ Habibie pun telah kembali kepada sang Khalik pada Rabu (11/9).
Ia pun meninggalkan nama besarnya beserta keluarganya.
Selamat jalan BJ Habibie, terima kasih untuk semua jasa-jasamu untuk bangsa dan negara yang engkau cintai ini.