Suar.ID - Beredar di media sosial video bocah laki-laki yang tampak berbaring dan menangis.
Sementara itu, selang infus tampak terpasang di tubuh bocah itu.
Bocah tersebut juga menyebut, ia sakit karena ulah seseorang.
"Iqbal ditangkap polisi ya ma, Iqbal yang bikin kaya gini," ujar bocah tersebut sembari merintih kesakitan.
Baca Juga: Beruntung Banget! Pak Adam Menemukan Uang Rp 71 Juta saat Membeli Pakaian Bekas
Video viral bocah merintih kesakitan salah satunya diunggah di akun Instagram @yuni_rusmini pada Sabtu (7/9/2019).
Akun tersebut menulis keterangan bahwa bocah yang merintih kesakitan itu bernama Fatir Ahmad.
Fatir disebut menjadi korban bully.
"Dia dibully sama teman sepermainannya yang lebih tua umurnya, dia di tendang dipukul," tulis @yuni_rusmini.
Lebih lanjut akun itu menulis aksi perundungannya terjadi di daerah Bekasi.
Melansir dari Tribunnews, Sri Ani Lestari (38), ibu bocah almarhum Fatir Ahmad, mengungkap awal kronologi anaknya dipukul, Senin (9/9/2019).
Ani menceritakan, saat itu sekitar 15.00 WIB pada akhir bulan Agustus ia melihat korban sedang bermain dengan beberapa teman kompleksnya.
Saat sedang bermain, ia meminta korban pulang ke rumah untuk mandi.
Namun, si korban menolak dengan alasan masih ingin bermain.
"Lima menit sebelum kejadian pemukulan, saya nyuruh Fatir mandi, tapi dia menolak."
"Saat saya ingin masuk ke dalam rumah karena Fatir masih ingin bermain, belum sempat masuk, masih di teras, saya mendengar Fatir menangis."
"Sontak saya langsung menghampiri dan mempertanyakan apa yang terjadi," ujar Ani.
Ani pun menghampiri anaknya dan mendapatkan aduan dari teman korban, bahwa anaknya dipukul oleh teman sepermainannya yang berinisial I.
Mendengar hal itu, ia langsung mengintrograsi anaknya.
Baca Juga: Jembatan hingga Makam Lawas Kembali Muncul, Fenomena Waduk Gajah Mungkur Surut di Wonogiri
Ia bertanya penyebab korban menangis.
"Ketika saya tanya, 'Dek sakit enggak?' anak saya menjawab 'enggak ma'."
"Karena anak saya menjawab kayak gitu dan tidak kelihatan ada luka, saya tidak menegur anak itu (inisial I) dan saya tidak memperpanjang permasalahan tersebut karena tidak ingin ribut dengan tetangga," ucap dia.
Ani menambahkan, sepenglihatannya saat anaknya bermain, ia hanya melihat anaknya bermain dengan teman yang berinisial I.
Menurut Ani, teman-teman yang lainnya berada jauh dari posisi anaknya dengan inisial I tersebut.
Sri Ani Lestari merujuk anaknya ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ani merujuk Fatir karena di dua rumah sakit sebelumnya, yakni Rumah Sakit Bekasi dan satu rumah sakit lain menolak untuk merawat bocah tersebut.
Ibunda korban mengatakan, awalnya dokter tidak mengetahui gejala apa yang diderita oleh anaknya.
Ia menambahkan, sampai 3 dokter tidak tahu apa yang menyebabkan anaknya kejang-kejang seperti itu.
"Prediksi awal anak saya mengidap penyakit tetanus, tapi ketika diperiksa tidak ada luka atau goresan di tubuh anak saya," ujar Sri Ani Lestari, Senin (9/9/2019).
"Maka langsung lakukanlah rontgen, tapi 3 dokter tidak mengetahui penyakit apa yang diderita anak saya, soalnya anak saya kejang kayak tetanus tapi tidak ada luka di tubuhnya," lanjutnya.
Ani menambahkan, setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, akhirnya diketahui bahwa penyakit korban bullying tersebut berasal dari rahang.
Saat diketahui penyebabnya, ternyata lidah anaknya tersebut sudah tergigit dan dalam kondisi kritis.
"Setelah diketahui dan anak saya dalam kondisi kritis, saat mau pakai selang untuk paru-paru anak saya sudah tidak ada," ucap dia.
Akhirnya, Fatir meninggal dunia pada 30 Agustus 2019.