Suar.ID -Baru-baru ini publik dikejutkan dengan keputusan PB Djarum untuk pamit.
Hal ini dilakukan oleh PB Djarum setelah mendapat tudingan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) karena telah melakukan eksploitasi anak.
Selain dituduh telah melakukan eksploitasi anak, PB Djarum juga mendapat tudingan image branding.
Lalu bagaimana kronologi PB Djarum pamit ini?
Kronologi
Pada 28-30 Juli, saat seri pertama di Bandung, Komisioner KPAI bidang kesehatan dan NAPZA yang bernama Sitty Hikmawatty mengatakan bahwa kegiatan beasiswa bulu tangkis yang dilakukan Djarum Foundation adalah bentuk eksploitasi terselubung.
Menurutnya, kegiatan yang melibatkan anak-anak dan disponsori oleh industri rokok ini merupakan eksploitasi anak secara terselubung.
Sebelumnya pihak Djarum Foundation pernah dipanggil KPAI mengenai hal tersebut.
Namun menurut Sitty Hikmawaty, pengertian eksploitasi ini harus sesuai dengan payung hukum yang berada di Indonesia.
Baca Juga: Viral Video Mobil Seorang Pria Dikeroyok Massa, Hampir Semua Kaca Mobilnya Pecah!
"Pihak Djarum memang menolak dikatakan bahwa kegiatan tersebut sebagai bentuk eksploitasi," ujar Sitty Hikmawaty.
Lantas KPAI segera meminta Djarum Foundation untuk segera menghentikan kegiatan audisi yang dilakukkannya di beberapa kota selain Bandung.
KPAI menilai Djarum Foundation telah memanfaatka anak-anak untuk mempromosikanbrand imageDjarum dalam kegiatan audisi bulu tangkis.
Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation mengatakan bahwa pihaknya tidak melakukan eksploitasi kepada anak karena tidak ada unsur pemaksaan.
Baca Juga: Barbar! Tak Terima Dinasihati Karena Menggunakan Trotoar, Pemotor Ini Serang Pejalan Kaki
Selain itu ia juga menekankan bahwa Djarum Foundation selalu mematuhi hukum yang berlaku.
"Tentunya kami bergantung pada regulasi saja. Apakah KPAI punya kewenangan mengatur regulasi. Kalau memang kewenangan itu ada, kami patuh pada regulasi," ujar Yoppy kepada Kompas.com, Kamis (18/8/2019) pagi.
"Intinya Djarum tidak mau jadi pelanggar hukum. Kalau memang (audisi bulu tangkis) dilarang, kami akan berhenti. Namun, kalau tidak ada pertentangan, kami akan jalan terus," lanjutnya.
Bertepatan dengan penyelenggaraan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis di Purwokerto pada Sabtu (7/9), PB Djarum pun resmi pamit.
PB Djarum pun memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis mulai tahun depan.
"Tahun ini merupakan tahun perpisahan dari kami. Tahun depan event audisi ditiadakan," jelas.
Sebelumnya Yoppy telah menjelaskan bahwa dirinya telah mengusulkan dua pilihan opsi agar Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis tetap bisa berjalan di tahun-tahun berikutnya.
""Saya sudah kasih usul tidak ada nama Djarum untuk nama event-nya. Selain itu, jersey yang dipakai peserta juga tidak ada tulisan Djarum-nya dan mereka bisa memakai kaos yang dibawa sendiri," ungkap Yoppy.
Sayangnya, menurut penuturan Yoppy, KPAI malah menolak usulannya tersebut.
KPAI meminta pelaksanaan audisi umum steril dari brand Djarum.
Kini PB Djarum telah menghentikan audisi, namun pihakya memastikan sekolah bulu tangkis di bawah binaanya akan tetap berlanjut.
Namun kini PB Djarum tidak akan menggelar audisi di daerah untuk mencari bibit unggul di bidang bulu tangkis.
"Untuk pencarian pemain baru kami mungkin akan kembali ke cara konvensional."
"PB Djarum akan datang ke turnamen-turnamen daerah dan melihat pemain potensial. Kalau ada, ya kami berikan penawaran," kata Yoppy.
Yoppy menjelaskan bahwa pihaknya akan memastikan Rangkaian Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 yang sudah berjalan akan berjalan hingga final di Kudus nanti pada November mendatang.
Tanggapan Kak Seto
Pemerhati anak yang bernama Seto Mulyadi atau dikenal dengan Kak Seto pun ikut menanggapi keputusan PB Djarum ini.
Menurutnya keputusan PB Djarum ini seperti anak kecil yang sedang ngambek.
"Saya melihat ini kok kayak anak kecil yang sedang ngambek," kata Seto Mulyadi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/9/2019) malam.
Kak Seto yang juga menjabat Ketua Lembaga Anak Indonesia (LPAI) ini mengatakan bahwa apa yang dilakukan KPAI ini sudah benar.
Menurutnya, apa yang dilakukan KPAI ini adalah menunjuk pada peraturan soal larangan eksploitasi anak melalui iklan merek Djarum yang identik dengan produk rokok, dan bukan melarang audisinya.
Kak Seto juga mengungkapkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tertulis bahwa rokok merupakan zat adiktif yang berbahaya.
Ia pun juga sempat menanyakan mengenai kesungguhan PB Djarum dalam menghasilkan bibit unggul di bidang bulu tangkis.
"Lha terus kemurniannya dan ketulusannya bagaimana untuk membina anak-anak? Bila memang serius, seharusnya tidak menghentikan audisi dengan alasan iklan tersebut," terusnya.
Kak Seto menegaskan bahwa yang menjadi masalah sebenarnya adalahbrand image.
Meskipun anak-anak yang mengikuti dan kemudian lolos dalam audisi tetap dilarang merokok, namun tetap saja terbangun citra yang buruk.
"Bahwa di balik audisi yang bersejarah dan menghasilkan pemain-pemain dunia adalah rokok," jelasnya.
Kak Seto juga mengungkapkan bahwa nantinya peserta yang lolos seleksi pada audisi di PB Djarum dan kemudian menjadi pemain bulutangkis profesional akan terjadi kontradiktif.
Misalnya adalah adanya ungkapan "waduh saya berutang budi pada rokok", "waduh saya harus membeli rokok".
Dikhawatirkan nantinya dapat membuat anak-anak terpapar rokok di masa depan.
Ia juga menjelaskan bahwa dirinya sudah beberapa kali memohon untuk menghadap Presiden Jokowi untuk membicarakan tentang ratifikasi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau atauFramework Convention on Tobacco Control (FCTC).
Ini dilakukan untuk mengendalikan persoalan tembakau.
"Indonesia satu-satunya negara di Asia Pasifik yang belum meratifikasi FCTC tersebut, bila sudah diratifikasi maka iklan rokok tidak boleh ada lagi," jelasnya.
Kak Seto juga mengungkapkan kini yang terpenting adalah pihak dari PB Djarum segera bertemu Menteri Pemuda dan Olahraga (menpora) untuk menyelesaikan masalah ini.
Ia juga mengungkapkan bahwa jangan sampai pembinaan atlit usia muda khususnya bulu tangkis terputus hanya gara-gara masalah iklan.
Selain itu Kak Seto juga mengatakan untuk jangan sampai masyarakat menyalahakan KPAI.
Karena menjadi penyebab anak-anaknya tidak bisa mewujudkan cita-cita sebagai pebulu tangkis.
Menurut Kak Seto tujuan KPAI ini adalah untuk mencari jalan terbaik untuk semua pihak.