Suar.ID -Tentara ISIS yang disebut sudah mulai putus asa mulai menggunakan cara baru untuk melancarkan teror.
Menurut laporan Mirror.co.uk pada Sabtu (7/9), cara baru itu berwujud sapi.
Lalu apa yang mengerikan dari sapi sehingga digunakan sebagai alat teror?
Kita tahu, kekuatan ISIS saat ini sudah jauh berkurang dibanding beberapa saat yang lalu.
Lebih-lebih setelah kelompok penebar teror ini disingkirkan dari markas utamanya di Irak dan Suriah.
Untuk itulah, mereka membutuhkan taktik baru.
Dalam satu insiden baru-baru ini, tentara ISIS memaikan rompi peledak pada dua sapi di dekat pos pemeriksaan tentara.
Pos itu sendiri, menurut laporan media setempat, berada di sebuah desa di provinsi Diyala di Irak timur.
Tapi penduduk desa setempat yang tahu ada bom pada tubuh sapi itu langsung memberi tahu tentara pemerintah.
Mereka disuruh waspada jika ada dua sapi yang mendekat.
Dan benar saja, ketika dua sapi itu datang, para tentara pun langsung melepaskan tembakan.
Akibatnya, dua sapi yang berompi peledak itu langsung meledak.
Seorang pengamat terluka dan beberapa properti rusak dalam ledakan di dekat kota Jalawla.
Serangan itu dikreditkan kepada sisa-sisa tentara ISIS yang masih melakukan jihad di Irak timur.
Sadiq Hussein, seorang pejabat setempat, mengatakan kepada media, ISIS mengambil langkah-langkah putus asa untuk meluncurkan serangan baru.
"Ini menunjukkan, kelompok ini telah kehilangan kemampuan merekrut pemuda dan calon pembom bunuh diri," ujar Sadiq.
"Sebaliknya mereka menggunakan (hewan) ternak."
Sekadar informasi, ini bukan pertama kalinya ISIS mengikatkan bom pada binatang dalam upaya meneror pasukan musuh atau warga sipil.
Para teroris juga pernah mengenakan rompi peledak pada seekor anjing.
Hal serupa juga pernah dilakukan Taliban dan al-Qaeda.
Kedua kelompok ini pernah memanfaatkan keledai dengan bahan peledak di Afghanistan dan Pakistan.
Pasukan yang didukung AS telah mendorong ISIS keluar dari bentengnya di Irak dan Suriah setelah serangan berbulan-bulan.
Banyak pejuang yang akhirnya tewas atau ditangkap.
Sementara itu ribuan pengantin dan jihadis anak-anak terjebak di kamp-kamp pengungsi.
Bulan lalu, para pejabat AS dan Irak mengatakan kepada New York Times, ISIS sedang mengumpulkan kekuatan baru.
Mereka juga melakukan serangan gerilya dan mencoba merekrut orang-orang di kamp Al Hol yang terkenal di Suriah timur laut.
Kamp itu adalah rumah bagi pengantin ISIS Inggris Shamima Begum sebelum ia dipindahkan ke tempat yang berbeda.
Laporan itu mengatakan ISIS masih memiliki sebanyak 18 ribu pejuang yang tersisa di Irak dan Suriah, dan upeti perang tersembunyi sebanyak 400 juta dolar.
Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan rencana untuk menarik pasukan dari Afganistan dan Suriah.
Meskipun ada kekhawatiran bahwa itu berarti kurang dukungan untuk pasukan lokal atau milisi yang memerangi terorisme.