Suar.ID - Seperti diketahui, kiprah perjalanan prestasi PB Djarum, sebuah klub Bulutangkis yang berawal dari Kota Kudus, Jawa Tengah diwarnai dengan air mata kesedihan dan kebahagiaan.
Terbentuk pada tahun 1969, kini rentang usia PB Djarum telah mencapai 50 tahun.
PB Djarum telah melahirkan banyak pebulu tangkis nasional berprestasi di Indonesia.
Namun, beberapa saat lalu muncul kabar tak sedap dari PB Djarum.
Baca Juga: Ingin Beri Kejutan, Remaja 18 Tahun Ini Malah Bernasib Tragis, Ditembak Oleh Ibunya Sendiri
Mereka memutuskan untuk meniadakan event Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis tahun depan.
Tahun 2019 ini menjadi akhir dari acara pencarian bibit-bibit pebulu tangkis di Indonesia tersebut.
Keputusan itu telah dikonfirmasi oleh Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, saat konferensi pers di Hotel Aston Imperium, Purwokerto, Sabtu (7/9/2019) melansir dari Kompas.com.
"Tahun ini merupakan tahun perpisahan dari kami. Tahun depan event audisi ditiadakan," ujar Yoppy.
Audisi Umum PB Djarum ditiadakan terkait klaim Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa ajang tersebut memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.
Yoppy menjelaskan bahwa dirinya sudah mengusulkan dua opsi agar event ini tetap berjalan.
"Saya sudah kasih usul tidak ada nama Djarum untuk nama event-nya. Selain itu, jersey yang dipakai peserta juga tidak ada tulisan Djarum-nya dan mereka bisa memakai kaos yang dibawa sendiri," ujar Yoppy.
Namun, KPAI tetap menolak usulan tersebut.
Baca Juga: Nekat Naik Ke Puncak Gunung, Seorang Kakek 81 Tahun Ditemukan Tergeletak Tak Berdaya di Tengah Hutan
Mereka meminta agar pelaksanaan audisi umum bersih dari brand Djarum.
"Saya tidak bisa menghapus nama Djarum sama sekali. Wong ini juga menurut saya sudah berkurang embel-embel Djarumnya," tutur Yoppy.
Ia mengaku bahwa dirinya belum tahu secara pasti berapa lama audisi tersebut akan vakum.
Namun demikian, Yoppy tetap memastikan rangkaian Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 yang sudah berjalan akan tetap dilanjutkan hingga babak final di Kudus pada November mendatang.
Baca Juga: Seorang Ayah Tiri Tega Menyiksa Anaknya dengan menyiram Air Panas, Alasannya Sungguh di Luar Nalar
Yoppy juga memastikan bahwa sekolah bulu tangkis binaan Djarum masih tetap hidup, hanya saja tidak ada audisi ke daerah-daerah seperti sebelumnya.
"Untuk pencarian pemain baru kami mungkin akan kembali ke cara konvensional. PB Djarum akan datang ke turnamen-turnamen daerah dan melihat pemain potensial. Kalau ada, ya kami berikan penawaran," ucapnya.
Sebelumnya, KPAI menilai Djarum Foundation telah memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan brand image Djarum dalam kegiatan audisi bulu tangkis.
Imbauan KPAI sudah disepakati sejumlah lembaga negara lain seperti kemenko PMK, Kemenpora, Kemenkes, Bappenas, dan BPOM setelah pertemuan di Kantor KPAI pada Kamis (1/8/2019).
Kegiatan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis dinilai telah mengeksploitasi anak dengan mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.
PP 109 mengatur perlindungan khusus bagian anak dan perempuan hamil.
Oleh karena itu, jika ingin melanjutkan kegiatan audisi bulu tangis, Djarum Foundation diminta untuk sesegera mungkin menghentikan penggunaan anak sebagai media promosi brand image Djarum.
Keputusan PB Djarum menutup audisi umum pada tahun depan tak serta-merta memutus rantai regenerasi badminton Indonesia.
Masih banyak klub di Indonesia yang kini juga tergerak menggelar audisi umum untuk menjaring lebih banyak potensi berbakat.