Suar.ID -Seorang gadis berusia 6 tahun mengalami "rasa malu di depan umum" ketika gurunya memberi tahu dia bahwa dia tidak diizinkan membawa bekal makanan yang tidak sehat.
Pada dua kesempatan dalam sepekan terakhir, putri Tammy Campbell juga dilarang makan makanan yang dipanggang berbahan buah-buahan di kotak makan siangnya.
Masalahnya dimulai pada hari Senin (2/9/2019), ketika Tammy membekali anaknya kue di kotak makan siang dan mengantar putrinya ke Sekolah Waitakiri, Selandia Baru.
Yang mengejutkan, gadis itu diberitahu bahwa dia tidak bisa makan kue, yang dengan cepat diambiloleh sang guru.
Dalam upaya agar lebih aman, Tammy menyelipkan catatan ke kotak makan siang muffin pisang pada hari berikutnya, mendesak guru untuk memanggilnya jika ada masalah.
Dan ternyata ada masalah lagi, lagi-lagi bekal anaknya disita.
Pada hari Selasa siang, hari berikutnya, kotak makan siang bahkan dibawa ke wakil kepala sekolah.
Ketika dihadapkan tentang masalah muffin, kepala sekolah Pak Andrew Baker mengatakan kejadian itu terjadi selama "waktu camilan sehat".
Anak-anak lain mempertanyakan kepada guru tentang putri Tammy yang diizinkan makan muffin cokelat.
Muffin pisang itu mungkin diduga mengandung bahan makanan yang tidak sehat dan tidak berasal dari buah.
Karena ragu, guru menyita muffin itu.
"Muffin itu bisa dimakan saat makan siang," kata wakil kepsek.
Dia menambahkan bahwa sekolah telah membuat beberapa perubahan pada pedoman dietberdasarkan panduan "nutrisi sehat" dengan Dr Kathleen Liberty dari University of Canterbury.
Namun, Tammy mengatakan dia tidak pernah mengetahui adanya persyaratan untuk makanan ringan yang lebih sehat, menambahkan bahwa sekolah sering "menjual cupcakes dan cokelat".
"Itu pasti bukan sesuatu yang seharusnya ditangani di depan anak-anak lain," dia menekankan.
"Seharusnya dibawa ke orangtua... tidak dipublikasikan, tidak dipermalukan di depan umum."
Tammy mengajukan keluhan ke sekolah dan berbicara dengan wakil kepala sekolah pada hari Rabu dan telah mengirim putrinya sekolah dengan muffin lain.
Pak Baker mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihak sekolah tidak pernah ada niat untuk menimbulkan kekhawatiran atau mempermalukan, dan sekolah meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi.
Dia mengatakan dia telah menghubungi Tammy dengan harapan akan mengadakan pertemuan kecil dan membicarakan masalah-masalah itu. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)