Suar.ID - Pada Minggu (25/8/2019), warga Kampung Bondol, Desa Pondokkaso Tengah, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi dikejutkan dengan ditemukannya sebuah mobil terbakar bersisi 2 mayat.
Kemudian, diketahui bahwa dua mayat itu adalah Edi Candra atau Pupung Sadili dan anaknya, M Adi Pradana atau Dana.
Pelaku pun terungkap setelah polisi berhasil mengidentifikasi mobil bernomor polisi B 2983 SZH itu.
Nama Aulia Kesuma, yang tak lain adalah istri muda korban, pun muncul sebagai tersangka.
Aulia Kesuma dibantu oleh anaknya, Kelvin Giovanni, membakar mobil berisi suami dan anak tirinya yang sudah tak bernyawa itu dengan niat untuk menghilangkan jejak.
Sebelumnya mereka telah membunuh ayah dan anak itu di rumah mereka.
Ternyata, justru hal itulah yang membuat polisi dengan mudah mengungkap identitasnya sebagai pelaku.
Dari pengakuan Aulia Kesuma, terungkap juga bahwa untuk membunuh suami dan anak tirinya, ia telah menyewa pembunuh bayaran.
Bahkan, Aulia Kesuma membayar pembunuh bayaran itu dengan nominal yang fantastis, Rp500 Juta.
Membuat kita bertanya-tanya, lalu bagaimana bisa Aulia Kesuma akhirnya turun tangan sendiri untuk membakar jenazah korban padahal telah menyewa pembunuh bayaran?
Baru-baru ini fakta lain terungkap. Ternyata, membakar jenazah Edi Candra dan M Adi Pradana di mobil bukanlah skenario awal yang disusun Aulia Kesuma.
Hal itu akhirnya dilakukan lantaran pembunuh bayaran yang disewa Aulia Kesuma tiba-tiba ciut nyalinya untuk membakar korban.
Dilansir dari Tribunnews.com (3/9/2019), Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Seto mengatakan bahwa setelah korban diracun dan dibekap hingga tewas, mereka tadinya akan dibakar di rumahnya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Aulia Kesuma menyiapkan tiga komponen untuk membuat seolah-olah rumahnya terbakar, sehingga seolah-olah suami dan anak tirinya tewas karena musibah kebakaran.
"Perencanaan berikutnya adalah membakar rumah seolah-olah meninggal karena terbakar.
Dibuatlah tiga komponen pembakar dengan obat nyamuk spiral dan diletakkan kain yang sudah disiram bensin di samping obat nyamuk," kata Suyudi dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).
Suyudi mengungkapkan, tiga buah obat nyamuk tersebut diletakkan di tempat yang berbeda-beda, yakni kamar Edi di lantai 1, kamar Dana di lantai 2, dan garasi.
Aulia berharap obat nyamuk itu dapat membakar rumah selang 12 jam setelah dinyalakan pada Sabtu (24/8/2019) pukul 07.00 WIB.
Sementara itu, kedua korban yang telah meninggal dunia diletakkan di garasi.
Kedua korban itu diikat menggunakan sumbu kompor.
Tanpa sepengetahuan Aulia, dua obat nyamuk yang diletakkan di kamar Edi dan garasi dipadamkan oleh salah satu pembunuh bayaran berinisial S.
"Namun saat obat nyamuk dibakar, S berubah pikiran, timbul ketidaktegaan. Obat nyamuk di garasi dan di kamar ED dimatikan dengan cara diludahi," ujar Suyudi.
Obat nyamuk itu pun hanya membakar kamar Dana di lantai 2.
Nyali pembunuh bayaran yang tiba-tiba menciut itu kemudian menggagalkan skenario yang telah disusun Aulia Kesuma.
Peristiwa kebakaran itu pun sempat diketahui oleh tetangga dan dipadamkan oleh 4 mobil pemadam kebakaran pada Sabtu pukul 19.00 WIB.
Karena rencana dibakar dalam rumah itu gagal, kedua korban kemudian dibawa ke Sukabumi, Jawa Barat oleh Aulia dan Kelvin, untuk dibakar di dalam mobil.
Kelvin hingga kini masih menjalani perawatan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur karena terkena luka bakar saat berusaha membakar ayah tirinya yang sudah tak bernyawa di dalam mobil.
Selain Aulia dan Kelvin, polisi telah menangkap S dan A, pembunuh bayaran yang terlibat dalam pembunuhan Edi dan Dana.