Suar.ID - Lelaki yang memiliki nama lengkap Verry Idham Henyansyah alias Ryan Jombang, dikenal dengan kasus pembunuhan dan mutilasi.
Ia telah menghabisi nyawa 11 orang di Jombang dan Jakarta.
Pembunuhan yang paling membekas diingatan saat mutilasi terhadap teman dekatnya, Heri Santoso, hingga tujuh potongan di Depok, lalu dibuang di Jalan Kebagusan, Jakarta (12/7/2008).
Kondisi Ryan Jombang kini berubah total.
Ryan Jombang yang dulu seorang pembunuh kejam, kini menjadi sosok taat beribadah.
Ryan banyak memohon ampun kepada Allah SWT, rajin berpuasa dan mengajar mengaji di dalam Lapas Kelas I Cirebon, tempat ia menunggu pelaksanaan eksekusi mati.
Ryan memang sebuah fenomena sehingga layak masuk dalam catatan sejarah kelam umat manusia.
Nama Ryan, setidaknya di Indonesia, akan dikenang sama kejam dan sama jahatnya dengan Jack the Ripper, Ted Bundy, dan kawan-kawannya, para pembunuh berantai dunia.
Namun, mengutip psikolog Ratih Ibrahim, seperti pernah ditulis Intisari September 2008 yang dikutip melalui Nakita.ID, upaya untuk memahami Ryan mestinya tidak sebatas mengenal paket lengkap Ryan saja.
Tak hanya sosoknya, masa kecilnya, kerabatnya, korban-korbannya, kita juga harus mengenali Ryan sebagai anggota kelompok masyarakat berperbuatan dan berkarakter serupa.
Sambil menunggu eksekusi, seperti dilaporkan Metro TV, Ryan kini memanfaatkan waktunya dengan beribadah di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cirebon, Jawa Barat.
Ia menganggap itu sebagai tanggung jawab atas pembunuhan yang dilakukan pada 2008.
Tapi ia memiliki satu harapan sebelum berada di depan juru tembak.
"Ryan bicara sama saya. Dia mau melaksanakan puasa kifarat dulu," kata Kepala Lapas Kelas I Cirebon, Taufiqurrokman, Selasa (7/6/2016) dilansir dari Nakita.ID.
Puasa kifarat (kafarat) diberlakukan atas pelanggaran yang dilakukan seorang Muslim atas hukum Allah yang sudah berketetapan.
Karena perbuatan yang ia lakukan tersebut Allah masih memberikan maaf, di samping bertobat ia harus melakukan atau membayar kafarat tersebut agar tobatnya diterima.
Taufiq mengaku banyak perubahan yang dicapai Ryan. Selama berada di sel, Ryan fokus pada beribadah dan memohon ampunan.
Ia juga mengajar mengaji di dalam lapas.
Lantaran itu pula, Ryan pasrah dengan hukuman yang dijatuhkan padanya.
"Ryan mengaku siap dieksekusi kapan saja, tapi ia berharap, ekseskusi tersebut dilaksanakan setelah puasa kifarat yang ia laksanakan selesai,” ujar Taufiq.