Suar.ID - Belakangan ini dunia maya tengah dihebohkan dengan cerita sekelompok mahasiswa yang mengalami kejadian mistis di lokasi KKN-nya.
Kisah tersebutterungkap melalui tread Twitter dengan judul KKN Desa Penari.
Dari 6 orang mahasiswa itu, adalah Bima yang dikisahkan memiliki hubungan dengan makhluk halus.
Nasib Bima berujung tragis karena mengawini sesosok wanita penari yang ternyata bukanlah manusia melainkan siluman ular bernamaBadarawuhi.
Meskipun belum dapat dipastikan keasliannya, namun sang penulis mengungkapkan bahwa kisah ini nyata adanya.
Tapi cerita serupa benar-benar terjadi di Desa Toblopo, Kecamatan Amanuban Barat, Soe, NTT, Jumat (30/8/2019).
Seorang pria bernama Simon Talan ditemukan tewas mengambang di Embung Toblopo, Soe, NTT.
Diduga Simon Talan melakukan aksi bunuh diri di Embung Toblopo.
Ada pengakuan mengejutkan yang keluar dari mulut, Oma Talan, anak pertama Simon Talan (50).
Dikatakan Oma, sebelum korban tenggelam di Embung Toblopo pada Rabu (28/8/2019) pagi, pada Selasa (27/8/2019) malam korban pernah bercerita jika dirinya telah kawin dengan kuntilanak (makhluk halus berwujud perempuan) dan memiliki dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan.
Kepada korban, sang kuntilanak meminta tumbal dari anggota keluarganya.
Karena tak ingin ada keluarganya yang menjadi tumbal, korban memutuskan menjadikan dirinya sendiri sebagai tumbal.
Baca Juga: Heboh! Syahrini Diusir Satpam Saat Nonton Aladdin di Singapura, Ternyata Karena Barang Ini
"Selasa malam itu bapak menginap di rumah saya usai keluar dari rumah sakit karena mengalami kejang-kejang usai mabuk berat pada Minggu (25/8/2019) hingga Senin pagi." ujar Oma kepada PosKupang.com.
"Saat berada di rumah saya, bapak mengaku kalau dia sudah kawin dengan kuntilanak dan punya anak. Si kuntilanak ini meminta tumbal dari anggota keluarga kami. Tetapi bapak menolak dan menjadikan dirinya sebagai tumbal," lanjutnya.
Sebelum tiba-tiba menghilang pada Rabu pagi lanjut Oma, pada Selasa malam korban sudah meminta untuk pulang kembali ke rumahnya di tepi Embung Toblopo.
Korban bahkan sempat merobek-robek sarung bantal dan memaksa untuk pulang.
Baca Juga: Tragis! Gara-gara Rebutan Jajanan, Ayah di Palangkaraya Tusuk Anak Kandungnya Sendiri hingga Tewas
Karena khawatir melihat sikap sang ayah, Oma memutuskan untuk memanggil pendoa, untuk mendoakan sang ayah.
Usai berdoa, sang pendoa meminta agar Oma dan keluarganya yang lain untuk terus memperhatikan sang ayah.
Karena jika tidak sesuatu yang buruk akan terjadi pada sang ayah.
Akhirnya, Rabu pagi sekitar pukul 05.30 WITA Oma dan sang suami mengantarkan korban kembali ke rumahnya.
Usai tiba di rumah, korban sempat duduk sebentar di dalam rumah sebelum keluar kembali untuk memanjat pohon kelapa untuk diambil buahnya.
Saat keluar dari rumah, korban melihat pancing miliknya, bukannya pergi memanjat pohon kelapa, korban justru pergi memancing ikan di Embung.
"Saat bapa duduk pancing di pinggir Embung itu saya juga ada sementara cuci pakaian kotor milik bapak. Bapak masih tanya saya cuci apa dan saya masih sempat jawab. Saat saya naik ke rumah untuk siap makan siang, tiba-tiba bapak sudah tidak ada lagi di tepi Embung," tutur Oma.
Oma bersama keluarga sudah sempat berkeliling mencari korban kehutan, kebun dan rumah tetangga namun tidak menemukan keberadaan korban.
Awalnya, Oma dan keluarga tak menduga kalau korban tenggelam di Embung karena korban diketahui pandai berenang.
Namun, saat tas plastik sirih pinang korban terlihat mengapung di atas permukaan Embung, Oma dan keluarga menduga jika korban tenggelam di dalam Embung.
"Kami sudah cari keliling bapa tapi tidak ketemu. Ternyata bapa tenggelam di embung," ceritanya.
Pantauan PosKupang.com, proses pencarian korban di Embung Toblopo menarik perhatian masyarakat.
Sekitar 100 orang masyarakat desa Toblopo nampak duduk di tepi Embung untuk menyaksikan proses evakuasi korban.
Begitu jenazah korban terlihat, tangis histeris keluarga korban langsung pecah.
Jenazah korban yang sudah mulai kaku lalu di angkat dari air dan dibawa ke rumah duka.
Keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi dan menerima kematian korban sebagai musibah.
Jenazah korban rencananya akan dimakamkan di samping jenazah sang cucu sesuai permintaan korban sebelum meninggal.
Hal itu dimaksudkan agar keluarga korban bisa sering melihat makamnya. (Dion Kota)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews Wiki dengan judulSimon Bunuh Diri di Embung Toblopo Soe, Jadikan Dirinya Tumbal karena Nikahi Kuntilanak