Ridwan Kamil Ingin Ganti Ibu Kota Jawa Barat. Ada Apa dengan Bandung?

Minggu, 01 September 2019 | 16:00
Kompas.com

Suasana Kota Bandung dari Kawasan Trans Studio.

Suar.ID -Bukan hanya Indonesia saja yang akan mengganti Ibu Kota Negaranya menuju Kalimantan Timur, Provinsi Jawa Barat pun berencana akan mengganti Ibu Kotanya yang sekarang, yakni Bandung ke kota yang lain.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bersama DPRD Jawa Barat telah menyepakati kajian rencana memindahkan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dari Bandung.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (29/8/2019), Ridwan Kamil atau Emil, sapaan akrabnya, menuturkan alasannya dalam pemindahan Ibu Kota Jawa Barat.

Emil menyebutkan bahwa Ibu Kota Jawa Barat tak mendukung sebagai pusat pemerintahan provinsi karena lokasinya yang tak mendukung.

"Karena pada dasarnya, secara fisik Kota Bandung sama seperti Jakarta, sudah tidak cocok lagi melayani pusat pemerintahan," ujar Emil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (29/8/2019).

Selain itu, lokasi kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah yang tak tersentralisasi menjadi hambatan lain.

"Contohnya kantor pemerintahan cek-clok (terpisah-pisah) dan tidak produktif. Kajian dilaksanakan enam bulan ke depan, nanti media dikabari lagi," ujar Ridwan.

Baca Juga: Geger Oknum Polisi Berikan Miras kepada Mahasiswa Papua di Bandung, Begini Duduk Perkara yang Sebenarnya

Ridwan Kamil Mau Pindahkan Ibu Kota Jawa Barat, Apa Dampaknya?

Kompas.com
Kompas.com

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Senin (26/8/2019).

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Bandung, pada 2014-2018 mengalami peningkatan jumlah penduduk secara signifikan.

Tercatat, pada 2014, terdapat 3,4 juta jiwa.

Lalu pada 2015 dan 2016 terdapat 3,5 juta jiwa, pada 2017 3,6 juta jiwa dan pada 2018 ada 3,7 juta jiwa.

Meski menjadi kota keempat terpadat di Indonesia, kota ini telah memenangkan penghargaan kelestarian lingkungan regional 2017 karena memiliki udara terbersih di antara kota-kota besar lainnya di ASEAN.

Kota ini juga dikenal sebagai Kota Cerdas , yang memanfaatkan teknologi guna meningkatkan layanan pemerintah, termasuk media sosial, yang memperingatkan pihak berwenang akan masalah-masalah seperti banjir atau kemacetan lalu lintas.

Dilihat dari sejarahnya, Bandungmerupakankota yang menjadi host dalam Konferensi Asia-Afrika pertama kali pada tahun 1955.

Baca Juga: Viral Video Polisi Tendang Pengendara Motor Hingga Jatuh, Netizen: 'Hormat Buat Pak polisi, Kami Mendukungmu!'

Namun, Bandung juga menyimpan potensi berbahaya.

Hal ini dikarenakan Bandung memiliki potensi bencana di bagian Sesar Lembang, dikutip dari bmkg.go.id.

Dari data tersebut diketahui, di wilayah Bandung terdapat Sesar Lembang yang memanjang dalam garis horizontal 29 kilometer mulai Kecamatan Ngamprah, Cisarua, Parongpong, hingga Lembang atau titiknya dari Batu Loceng sampai Padalarang.

Rencana Ibu Kota Jawa Barat Pindah, Ridwan Kamil Paparkan Kriteria Lokasi Baru

Hasil kajian dari data yangt disajikan BMKG menunjukkan bahwa laju pergeseran Sesar Lembang mencapai 5,0 mm/tahun, sementara itu hasil monitoring BMKG juga menunjukkan adanya beberapa aktivitas seismik(patahan) berkekuatan kecil.

Gempa bumi di jalur Sesar Lembang berpotensi memiliki magnitudo maksimum M=6,8.

Dikutip TribunJabar.id, Ahmad Solihin, Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah BaratPusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengatakan, Sesar Lembang juga diketahui menghasilkan patahan-patahan kecil yang tidak teridentifikasi.

Sesar Lembang adalah patahan lempeng bumi yang masih aktif diakibatkan subduksi yang melintas ke kawasan Lembang, sekitar 15 kilometer ke utara dari pusat Kota Bandung.(Suar.ID)

Editor : Adrie P. Saputra

Baca Lainnya