Keterlaluan, Wanita di Pabrik Ini Harus Mau Berhubungan Intim dengan Bos kalau Tidak Mau Kehilangan Pekerjaan

Rabu, 21 Agustus 2019 | 14:19
Pixabai

[Ilustrasi] Pekerja wanita di pabrik celana ini harus mau berhubungan seks dengan manajer kalau mau awet bekerja.

Suar.ID -Mengejutkan.

Rasanya itu kata paling tepat untuk menggambarkan hasil temuan tim investigasi kasus pelecehan seksual yang di sebuah pabrik jin di Leshoto, Afrika bagian selatan.

Temuan itu di antaranya menyebut, para pekerja pabrik yang membuat jin untuk merek-merek Amerika itu dipaksa berhubungan seks dengan manajer mereka untuk mempertahankan pekerjaan mereka atau sekadar mendapatkan promosi.

Laporan ini sendiri dilansir oleh The Guardian, Kamis (15/8).

Baca Juga: Selisih 56 Tahun, Terungkap Alasan Nuraeni Mau Menikah dengan Mbah Dirgo yang Sudah Lansia

Diketahui ada lebih dari 10 ribu pekerja yang bekerja di lima pabrik yang dimiliki oleh perusahaan Taiwan Nien Hsing, salah satu perusahaan terbesar di negara itu.

Investigasi dua tahun oleh WRC yang diterbitkan pada hari Kamis pekan lalu itu menemukan, manajer dan penyelia secara teratur memaksa pekerja wanita berhubungan seksual.

Yang mereka janjikan adalah promosi atau kontrak penuh waktu.

Investigasi juga menemukan, manajemen gagal mengambil tindakan disipliner terhadap pelanggar seksual.

Serikat pekerja setempat juga ditekan agar tak menyampaikan protes.

Diberitakan bahwa pelecehan seksual dari manajer dan penyelia sudah meluas hingga rekan kerja pria juga secara rutin terlibat dalam perilaku kasar.

Demikian menurut wawancara dari sekitar 140 pekerja di tiga pabrik Nien Hsing itu.

Adapun para wanita itu bekerja sebagai penjahit, kontrol kualitas, memotong, mencuci dan mengepak jins.

Baca Juga: Keterlaluan! Oknum Penonton Membuang Popok Bayi Sembarangan di dalam Bioskop di Makassar, Netizen Ramai-ramai Mengecam

"Semua wanita di departemen saya tidur dengan penyelia," kata seorang pekerja kepada kelompok hak-hak pekerja.

"Untuk para wanita, ini tentang bertahan hidup dan tidak ada yang lain ... Jika kamu mengatakan tidak, kamu tidak akan mendapatkan pekerjaan, atau kontrak kamu tidak akan diperpanjang."

Laporan tersebut mencakup tuduhan terhadap manajer dari luar negeri.

Seorang pekerja mengklaim bahwa “manajer asing menampar bagian sensitif perempuan dan menyentuh payudara mereka".

“Suatu kali, kami menangkap seorang manajer [seorang ekspatriat] berhubungan seks dengan seorang pekerja perempuan di pabrik," katanya.

WRC juga menuduh bahwa pengawas yang ditemukan terlibat dalam pelecehan seksual, penyuapan atau bentuk-bentuk pelanggaran lainnya biasanya dipindahkan ke departemen lain daripada didisiplinkan.

Khususnya, pelanggaran tidak terdeteksi oleh kode etik sukarela pabrik atau program pemantauan, karena manajer menekan karyawan “untuk berbohong” kepada auditor, klaim laporan itu.

"Kami dituntut untuk berbohong atas nama perusahaan," kata seorang pekerja seperti dikutip The Guardian.

Baca Juga: Miris, Seorang Anak Tega Tendang Kepala Ibu Kandungnya Sendiri yang Sudah Lansia!

Ketika WRC mempresentasikan temuannya kepada Nien Hsing, perusahaan mengklaim bahwa tidak ada kasus pelecehan atau pelecehan seksual telah dilaporkan kepada perusahaan selama dua tahun sebelumnya.

Wakil presiden keberlanjutan Levi Strauss & Co Michael Kobori mengatakan kepada Guardian, perusahaan telah mengambil sumber dari fasilitas Lesotho selama 10 tahun terakhir, segera setelah mereka menerima temuan WR.

“Kami meminta Nien Hsing untuk segera mengambil serangkaian tindakan untuk mengatasi tuduhan, termasuk membuat perubahan dalam kepegawaian dan manajemen di fasilitas yang disebutkan dalam laporan."

Wakil presiden Scott Deitz dari Kontoor Brands, yang memiliki Wrangler dan Lee, mengatakan kepada The Guardian, pihaknya "sangat, sangat prihatin" dengan tuduhan tersebut.

"Kami ingin mempelajarinya melalui audit yang kami lakukan," ujarnya.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya