Suar.ID -Melalui akun Twitternya, Putri Buddin menceritakan pengalaman buruknya saat menyimpan uang di lemari.
Bagaimana tidak, uang lebih dari 10 juta rupiah yang dia simpan untuk neneknya itu habis dimakan rayap.
Kisah itu sendiria dia bagikan lewat Twitter pada Sabtu (17/8) tempo hari.
Dari pantauan kami, tuit itu setidaknya sudah mendapat leibh dari 2,6 ribu retuit dan dana lebih dari 2,7 like.
Kepada Kompas.com pada Selasa (20/8) kemarin, Putri menceritakan tentang uang jutaan rupiah yang ternyata ditabungnya untuk sang nenek yang telah meninggal dunia.
"Jadi, aku kasih ke nenek aku sekitar Rp 3 jutaan. Kata nenekku enggak mau pakai, makanya aku taruh di lemari," kata Putri yang tinggal di Jakarta Selatan.
"Aku bilang kalau nenek butuh uang, ambil saja di dalam lemari."
Putri melanjutkan: "Terus bukannya diambil, tapi ditambahin sampai Rp 10 jutaan. Aku enggak tahu dan lupa juga pernah menaruh uang di lemari."
Menurut Putri, dia memberikan uang kepada neneknya sekitar satu tahun yang lalu.
Namun, setelah sang nenek berpulang, ia mengecek uang yang pernah ia berikan kepada neneknya sebagai persediaan jika ada kebutuhan mendesak.
Saat mengecek isi lemari, Putri menemukan dua bungkus plastik berisi uang.
"Ada 2 bundle (bungkus). Satu bundle di map kertas bank, 1 bundle lagi di plastik. Yang di map langsung dibuang karena jadi sarang rayap. Yang diplastik itu yang saya unggah di Twitter," ujar Putri.
Baca Juga: Viral Duit 10 Juta Dimakan Rayap, Setelah Ditukar ke Bank Indonesia kok Dapatnya Cuma Segini Ya?
Kemudian, ia menghitung apakah ada sisa-sisa uang yang masih bisa diselamatkan.
"Yang dibungkus plastik sejumlah Rp 5,4 juta dari yang bisa terhitung," kata dia.
Penukaran ke bank
Tak lama setelah itu, Putri pergi ke Bank Indonesia (BI) untuk menanyakan kepada petugas, apakah uang-uangnya ada yang bisa ditukar dalam bentuk utuh atau tidak.
Putri mengatakan, ketika petugas teller bank memanggil nomor antreannya, ia dengan hati-hati mengeluarkan uang berlubang itu ke meja teller.
"Saya bantuin untuk memisahkan uang yang masih bisa ketolong itu menjadi selembar-selembar. Petugas bank pun memeriksa kondisi fisik uang pakai alat," ujar Putri.
Menurut Putri, alat untuk mengecek kelayakan dan keutuhan uang secara fisik ternyata memiliki ketentuan apakah tingkat kerusakan uang kertas layak untuk ditukar dengan uang baru atau tidak.
"Uang yang dapat diganti harus memiliki keutuhan fisik sebesar minimal 67 persen," tambahnya.
"Jadi, kalau serinya hilang atau tidak lengkap, tapi keutuhan fisiknya di atas 67 persen, uangnya bisa diganti dengan uang baru."
Ketika uang kertas diperiksa menggunakan alat dan diperoleh hasil kurang dari 67 persen, uang itu langsung dicap "Tidak Diganti".
Kemudian, uang-uang yang kondisinya di atas 67 persen atau yang lolos uji kelayakan dipisahkan dan ditempelkan di atas kertas putih.
Selanjutnya, digunting sama dengan bentuk asli uang kertas utuh.
Akan tetapi, dari jumlah Rp5,4 juta uang yang ada dalam plastik itu, pihak BI mengungkapkan, hanya Rp1,05 juta saja yang lolos uji kelayakan untuk ditukar dengan uang baru.
Sementara, untuk uang-uang yang dicap "Tidak Diganti" dimasukkan dalam plastik dan dikembalikan ke Putri.
Penjelasan BI Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengungkapkan, uang yang tidak layak edar meliputi uang rusak, uang lusuh, uang cacat, dan yang telah dicabut serta ditarik dari peredaran.
"Bagi masyarakat yang memiliki uang tidak layak edar, berupa uang cacat atau uang rusak, dapat menukarkan uang tersebut dengan uang rupiah yang layak edar di Kantor Bank Indonesia setempat," ujar Onny kepada Kompas.com, Selasa (20/8/2019).
Selain itu, penukaran uang bisa dilakukan pada waktu kegiatan kas keliling BI atau di kantor pihak lain yang disetujui oleh pihak BI.
Baca Juga: Pamer Perut Buncit di Upacara HUT ke-74 RI, Akhirnya Terungkap Usia Kandungan Selvi Ananda