Suar.ID - Bagi kebanyakan orang, tikus merupakan hewan yang sangat menjijikkan.
Beberapa tahun lalu, ada berita mengenai bakso yang menggunakan daging tikus.
Seketika orang-orang menahan diri untuk tidak makan bakso karena khawatir kalau bakso yang dimakan menggunakan daging tikus.
Baca Juga: Tafsir Mimpi Melihat Ayam Bertelur, Pertanda Keberuntungan Lo!
Namun hal ini tidak berlaku di salah satu daerah di Kamboja.
Dilansir dari New Straits Times, Kamis, (15/8/2019) di sebuah pedesaan provinsi Battambang, Kamboja, tikus menjadikulinerfavorit bagi masyarakat.
Seperti yang diungkapkan Yit Sarin ketika menikmati tikus panggang di sebuah kios pinggir jalan di Kamboja Barat.
Dia memuji kenikmatan hewan pengerat tersebut ditambah dengan nasi yang dicuci dengan bir.
Baca Juga: BaBe 1on1, Talkshow Online Ala BaBe yang Tampilkan Tokoh Ternama dan Berpengaruh
Tikus panggang bukanlah ide yang bagus untuk hidangan yang lezat.
Tapi di sebuah pedesaan Provinsi Battambang tikus merupakancamilan yang murah dengan harga 0,25 dolar atau sekitar Rp4 ribu untuk satu tusuk kecil dan 1,25 dolar atau sekitar Rp18 ribu untuk yang lebih besar.
Pada 1970-an, tikus menjadi makanan yang populer pada masa pemerintahan Maoist Khmer Rouge (Partai Komunis Kamboja), termasuk juga katak, tarantula dan hewan kecil lainnya.
Hewan-hewan tersebut dianggap sebagai sarana mujarab untuk bertahan hidup.
Sarin mengatakan bahwa tikus sama seperti "daging ayam atau sapi", meskipun ada pula yang mengatakan lebih mirip daging babi.
Di daerah Battambang, terdapat sebuah jalan di mana deretan tikus sawah panggang ditampilkan di atas bara api.
Tak hanya itu, tikus-tikus yang sudah matang lalu disajikan dengan saus yang dibuat dari perasan lemon, lada hitam, dan cabai.
Ma Lis, salah seorang penjual di tempat itu, mengatakan, camilan ini menjadi populer sejak dia membuka kiosnya lebih dari 10 tahun lalu.
Per hatinya dia mengaku bisa menjual hingga beberapa kilogram.
Hari ini dia dapat menghitung keuntungan penjualan lebih dari 20 kilogram.
Sebagian besar pembelinya adalah wisatawan lokal dan turis yang sekedar ingin tahu.
Bahkan, Ma Lis dapat menjual hingga 180 ekor tikus besar pada Tahun Baru Kamboja atau festival air.
Ma Lis mengaku bahwa ia mendapatkan tikus-tikus itu dari sawah sehingga aman untuk dikonsumsi.
"Daging tikus lebih sehat daripada daging babi dan ayam... mereka memakan akar lotus dan biji padi," ujarnya.
Meskipun kuliner tersebut cukup menarik, namun banyak juga orang yang tetap jijik dan tidak mau mengonsumsinya.