Sederhananya Gaya Hidup Putra Bungsu Bos Djarum, Jauh dari Kemewahan Meski Keluarganya Masuk Daftar 25 Keluarga Terkaya Dunia

Senin, 12 Agustus 2019 | 13:58
Kolase dok.bca

Gaya Hidup Sederhana Putra Bungsu Bos Djarum, Jauh dari Kemewahan Meski Keluarganya Masuk Daftar 25 Keluarga Terkaya Dunia

Suar.ID -Bloomberg baru saja merilis daftar keluarga terkaya dunia tahun 2019.

Diantara sederet nama keluarga paling tajir di dunia itu ada satu yang cukup menarik perhatian publik Tanah Air.

Keluarga Hartono, satu-satunya keluarga asal Indonesia yang masuk dalam daftar 25 keluarga terkaya di dunia.

Keluarga yang saat ini dipimpin oleh Hartono bersaudara, Robert dan Michael bertengger di posisi 22.

Baca Juga: Kisah Putri Keluarga Bos Djarum yang Menolak Hidup Mewah dan Memilih Jadi Biarawati, Ternyata Pengikut Bunda Teresa

Melansir dari Blommberg, kekayaan keluarga Hartono mencapai 32,5 miliar dollar AS atau senilai sekitar Rp 461 triliun.

Meski menjadi keluarga terkaya di Indonesia dan bahkan kini masuk daftar 25 keluarga terkaya di dunia, nyatanya tak membuat mereka hidup foya-foya.

Bahkan di antara anggota keluarga kaya raya itu ada yang memilih hidup sederhana.

Baca Juga: Banyak yang Salah Kira, Hartono Mall Ternyata Bukan Milik Bos Djarum, tapi Milik Pengusaha Solo Ini

Satu diantaranya ialah Armand Wahyudi Hartono.

Putra bungsu dari bos PT Djarum, Robert Budi Hartono ini memilih hidup hemat, sederhana, dan cukup.

Dengan kekayaan yang dimilikinya, Armand tak mempraktikan gaya hidup boros dan penuh kemewahan.

Dikutip dari Kompas, Armand memiliki kekayaan lebih dari Rp 113 triliun berdasar catatan Forbes tahun 2015.

Tentunya jumlah tersebut telah meningkat sekarang.

Wakil Presiden Direktur BCA ini dalam kesehariannya menerapkan prinsip hemat bahkan untuk hal-hal kecil.

dok.bca
dok.bca

Armand Hartono

Baca Juga: Unggah Foto Bersama Keluarga saat Rayakan Idul Adha, Sandal Nyentrik Mayangsari Jadi Sorotan, Harganya Bikin Melongo!

"Saya selalu berusaha hemat. Mulai dari hal kecil seperti listrik, kita bisa saving. Nyalain AC sebentar saja. Kalau sudah dingin, begitu mau tidur, AC kita matikan,"

"Kan yang paling penting pas mau tidur saja, di tengah-tengah panas dikit tidak apa-apalah," kata Armand.

Bahkan prinsip hidup sederhana dan hematnya itu tak malu ia praktikan di tempat kerja.

Meski jabatannya tak sembarangan, Armand tak ragu untuk makan di kantin kantornya.

"Gaya hidup juga harus dijaga, sederhana saja. Sehari-hari di kantor ya saya makan di kantin lho. Kalau ada nasabah besar yang potensial atau rekan bisnis datang berkunjung, baru saya ajak makan di tempat yang bagus, bukan di kantin," kata Armand sambil tertawa.

Di mata karyawannya pun, Armand dikenal sebagai sosok yang ramah, rendah hati, dan tak sungkan bertegur sapa dengan karyawannya.

Baca Juga: Mengusung Tema yang Unik, Begini Momen Seru Bridal Shower Cut Meyriska dan Roger Danuarta

"Pak Armand itu selalu menyapa, senyum kalau ketemu sama karyawannya. Terus memang hemat, kalau ambil air minum juga selalu dihabiskan, tidak disisakan dan dibuang percuma," kata seorang karyawan BCA yang tak mau disebutkan namanya.

Bagi Armand, gaya hidup boros tak ada manfaat positifnya.

Kekayaan yang dimilikinya ia tabung dan investasikan, itulah yang membuatnya sukses.

Dalam mengelola kekayaannya Armand menerapkan prinsip.

Salah sat prinsipnya adalah SRI (Simpan, Riset, dan Investasi).

Armand mengaku ia lebih mendahulukan menabung, baru kemudian investasi.

"Kita harus punya simpanan, tabungan. Tabung dulu saja sembari melakukan riset kira-kira investasi apa yang aman dan menguntungkan. Setelah itu baru coba investasi," lanjutnya.

Lahir dan besar di lingkungan orang-orang Jawa membuat Armand memegang teguh filosofi Jawa.

"Wong Jowo itu ngerti namanya cukup. Kita tidak perlu menunjukkan kalau usaha (bank) milik kita besar. Cukup tunjukkan kalau kita bisa menjadi institusi yang sehat dan terpercaya," pungkasnya.

Gaya hidup serta prinsip Armand Hartono layak untuk dicontoh.

Baca Juga: Tak Kalah Modis dari Iriana Jokowi, Inilah Potret Calon Mertua Kaesang yang Jarang Terekspos ke Publik

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber Bloomberg, kompas