Kisah Putri Keluarga Bos Djarum yang Menolak Hidup Mewah dan Memilih Jadi Biarawati, Ternyata Pengikut Bunda Teresa

Minggu, 11 Agustus 2019 | 19:03
IST/Kompas.com

Suster Lucy Agnes, putri keluarga Bos Djarum yang memilih jadi suster.

Suar.ID -Belum lama ini Bloomberg merilis daftar keluarga terkaya di dunia tahun 2019.

Dalam daftar itu, ternyata muncul nama keluarga Hartono, keluarga pemilik Djarum.

Keluarga Hartono berada di peringkat 22 keluarga terkaya di dunia.

Meski menjadi keluarga terkaya di Indonesia beberapa tahun belakangan, nyatanya tak membuat mereka hidup foya-foya.

Beberapa di antaranya bahkan mempraktikkan gaya hidup yang amat sederhana.

Baca Juga: Butuh Dana untuk Pengobatan Leukimia Putrinya, Rumah Mewah Denada Tak Kunjung Terjual, Netizen Kompak Mention Syahrini dan Hotman Paris

Salah satunya adalah Suster Lucy Agnes.

Seperti apa kisah hidupnya?

Sekitar Agustus 2017, beredar sebuah foto seorang suster yang disebut-sebut sebagai cucu dari bos perusahaan rokok terkemuka, Djarum.

Perempuan itu adalah Suster Lucy Agnes.

Dalam foto itu tampak dia begitu sederhana dengan jubah khas pengikut Ibu Teresa.

Ada aura kedamaian terpancar dari dirinya.

Akan tetapi yang membuat sosok ini istimewa adalah dia berasal dari keluarga kaya raya.

Tapi benarkah Lucy Agnes adalah cucu pemilik Djarum?

Dikutip dari Alumnimaterdei.com, Suster Lucy Agnes adalah anak tunggal dari Paul dan Cecilia Darmoko yang merupakan pemilik restoran Ayam Bulungan.

Cecilia adalah saudara sepupu dari pemilik Djarum, Robert Budi Hartono.

Baca Juga: Video Viral, Anak Ini Menangis Sejadi-jadinya Larang Ayahnya Ikut Menyembelih Sapi, Dia Takut Nanti Ketukar

Suster Lucy Agnes terlahir dengan nama Maria Donna Dewiyanti Darmoko.

Meskipun berasal dari keluarga orang paling tajir di Indonesia, Lucy Agnes ternyata memilih hidup sederhana dan melayani umat.

Yang paling membuat kagum adalah Lucy merupakan pengikut Ibu Teresa yang dikenal hanya memiliki dua set pakaian.

Menurut rekan-rekannya, Suster Lucy yang kuliah S2 di Amerika Serikat ini sangat setia menjalankan kaul kemiskinan dan menikmati kehidupannya.

Di Kalkuta, India, di mana ia pernah menjadi sekretaris pimpinan kongregasi Missionaris Claris, konon Lucy paling sedia jika harus mendampingi orang-orang yang sekarat.

Dia juga tanpa ragu dengan sabar dan kasih mau mencabuti belatung-belatung dari luka-luka membusuk di tubuh dan kepala pasien.

Suster Lucy mengaku mengalami pencerahan saat ia dan keluarganya berlibur ke Hong kong.

“Awalnya saya sangat terganggu saat melihat begitu banyak tunawisma di jalanan Hong Kong, yang meringkuk, sakit dan kotor,” ujarnya.

“Insting emosional pertama saya adalah melarikan diri saat melihat mereka dan saya hampir muntah.

“Saat saya meninggalkan orang-orang ini, sesuatu membuat saya melambat, seolah-olah ada yang menyuruh saya kembali kepada mereka untuk melakukan sesuatu yang baik untuk orang-orang yang tidak beruntung itu.”

Baca Juga: Ajudan Pribadi Iriana Jokowi Bikin Instastory Bareng Kaesang Pangarep: 'Ndak Usah Gosip Aneh-aneh, Umurku Tuh Jauh Banget Sama Masnya'

Maria Donna memutuskan masuk Kongregasi Misionaris Cinta Kasih dengan nama Suster Lucy Agnes.

Orang tuanya sempat menentang pilihan ini.

Suster Lucy kabarnya bertugas di Timor Timur, salah satu negara paling miskin di Asia.

Luar biasa, bukan?

Sebagai anak yang berasal dari keluarga kaya, Maria Donna sempat merasakan sekolah di luar negeri.

SMA dan kuliah di Pert Australia, kemudian menyelesaikan jenjang master/magister (S2) di salah satu kampus di Chicago, Amerika Serikat.

Baca Juga: Raffi Ahmad Sesalkan Sikapnya yang Kerap Gampangkan Sang Istri, Tangis Nagita Slavina Tak Terbendung

Sifat sederhana Suster Lucy sudah terlihat sejak remaja.

“Saat masih SMA, kalau dibeli orangtuanya tas-tas mahal, dia enggak mau pake,” kata kerabatnya. (Moh)

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya