Suar.ID - Seorang ibu dengan kejam membunuh 2 orang anak kandungnya, di mana salah satu diantara mereka masih berusia 16 bulan.
Dilansir dari The Sun(3/8/2019), Porton (23) membunuh dua anak gadisnya, Lexi Draper (3) dan Scarlett Vaughan (16 bulan).
Atas perbuatannya, ia mendapat hukuman penjara seumur dengan minimum 32 tahun.
Sharon, ibunda Porton, mengatakan bahwa dia tidak akan pernah memaafkan putrinya yang jahat dan juga mengecam layanan sosial karena mengabaikan serangkaian tanda peringatan yang ada.
Sharon yang merasa terpukul mengatakan pada The Sun bahwa putrinya menjadi monster.
"Sesuatu tersentak di kepalanya. Dia menjadi monster, gadis kecilku yang cantik berubah," katanya.
Sharon merasa tak mengenali putrinya yang dulu bahagia dan penuh kasih, dia pun mengatakan bahwa tak menganggap Porton sebagai anak lagi.
"Aku tidak lagi menganggapnya anak perempuanku," katanya.
Lexi yang berusia 3 tahun mati lemas pada dini hari 15 Januari tahun lalu.
Kemudian Sharon mendengar tawa aneh Porton di ruang duka, dua hari sebelum Porton membunuh anaknya yang lain.
Scarlett Vaughan yang masih berusia 16 bulan dibunuh oleh ibunya pada 1 Februari, setelah kematian Lexi.
"Setelah Lexi meninggal, Louise mengatakan Scarlett akan menjadi yang berikutnya. Itu ancaman. Dia sudah merencanakan apa yang akan dia lakukan."
"Dia tahu bahwa dia ingin memiliki kehidupannya kembali dan melakukan permodelan," ungkap Sharon.
Sehari setelah kematian Lexi, Porton yang merupakan seorang model paruh waktu menerima 41 permintaan teman pada aplikasi kencan.
Sharon pun merasa kecewa pada layanan sosial karena tidak melakukan apa-apa setelah kematian Lexi, padahal ada tanda-tanda peringatan yang ditunjukkan Porton.
"Harus ada penyelidikan mengapa mereka (layanan sosial) tidak berbuat lebih banyak, siapa yang telah membuat keputusan bahwa semuanya baik-baik saja dengan keluarga Louise dan bahwa mereka dapat dibiarkan sendiri?," katanya.
Menurut Sharon, harusnya ada yang membawa pergi Scarlett setelah kematian Lexi.
Bahkan, sebelum kematian Lexi pun harusnya ada tindakan yang bisa dilakukan karena banyak orang telah menelpon layanan sosial berminggu-minggu sebelumnya.
Pasalnya, Porton membunuh kedua gadis itu 18 hari setelah menghalangi saluran udara mereka. Kemudian dengan sengaja mengabaikan kematian kedua putrinya.
Setelah kematian Scalett, dia menunda menelepon 999 dan bahkan mengisi mobilnya dengan bensin sementara putrinya yang masih kecil terbaring mati di kursi belakang.
Untuk menghukum Porton, Hakim Pengadilan Amanda Yip mengatakan, "Hanya ada satu hukuman yang merupakan hukuman seumur hidup."
Meski begitu, dalam persidangan, Porton terus menyangkal telah membunuh kedua putrinya.
Baca Juga: Mengaku Dapat Bisikan, Pelaku Perusakan Rumah Menteri Susi Pudjiastuti Ditangkap