Kisah Sriyono: Dahulu Miliarder Tajir, Namun Dalam Sekejap Jatuh Miskin dan Sempat Jadi Tuna Wisma

Selasa, 30 Juli 2019 | 16:17
SURYA

Miliarder Ini Jatuh Miskin dan Tinggal di Masjid, KiniJualan Siomay Keliling, Kisahnya Nyata

Suar.ID - Nama mantan miliarder itu adalah Sriyono. Belasan tahun lalu, usaha siomay-nya berjaya.

Bahkan, omsetnya mencapai Rp 2 miliar. Namun, usaha siomay Sriyono perlahan bangkrut. Ia lalu jatuh miskin pasca ditinggal sang istri.

Setelah berjaya dan bangkrut. Sriyono tak patah arang. Untuk menutupi kebutuhan hidupnya, kini ia menjadi pedagang siomay keliling.

Tidak hanya itu, pria ini juga tidak lagi memiliki tempat tinggal.

Baca Juga: Pedagang Sayur Keliling Tertangkap karena Nyambi Jual Sabu-sabu, Ia Sembunyikan Barang Haram Jualannya di Bawah Sol Sepatu

Kehidupan Sriyono menjadi perbincangan setelah aktivitasnya diposting di akun Instagram komentator Valentino Simanjuntak.

Instagram komentator sepakbola, @radotvalent, merekam aktivitas penjual siomay keliling dengan penampilan nyentrik serba pink pada Senin (29/7/2019).

Bagi sebagian orang, sosok pria penjual siomay itu mungkin tampak tak asing.

Ialah Sriyono, penjual siomay yang dikenal dengan sebutan "Siomay Pink".

Baca Juga: Beginilah 'Curhatan' dari Pedagang Kaki Lima yang Kini Bisa Menerima Pembayaran Via Aplikasi Online

Sriyono merupakan lelaki kelahiran Klaten, 21 Juli 1954.

Ia sempat viral karena kisah hidupnya yang epik.

Meski kini menjadi penjual keliling dengan memakai sepeda, siapa sangka Sriyono adalah mantan miliarder.

Valentino Simanjuntak sempat mewawancarai sang penjual Siomay Pink tentang kisah hidupnya.

"Ini Siomay Pink yang dulu (red: terkenal) pak?" tanya Valentino Simanjutak.

"Iya saya pelakunya," jelas Sriyono.

"Saya beli bukunya loh pak," ucap Valentino Simanjutak.

"Ohya terima kasih," aku Sriyono.

"Bapak sepedaan lagi?" tanya Valentino Simanjutak.

"Usaha saya miss manajemen karena saya enggak punya istri makanya jadi saya merintis kembali," jelas Sriyono.

Sriyono mengungkapkan, meski telah rugi dan harus berjualan di pinggir jalan, ia tetap menjalani dengan menikmatinya.

"Saya mah enjoy dan pasti ada hikmahnya kok," imbuh Sriyono.

Meski demikian, Sriyono bercerita usahanya merintis bisnis dari nol mulai berkembang.

Sriyono mengaku akan kembali membuka ruko di kawasan Swadaya, Jakarta Selatan per 1 Agustus mendatang dan akan memanfaatkan teknologi untuk menjalankan bisnisnya.

"Nanti ada tokonya lagi dan saya akan manfaatin media sosial," jelas Sriyono.

Baca Juga: Ceritanya Ditawari Sepatu Rp100 Ribuan oleh Pedagang Saat Liput Aksi 22 Mei Viral, Jurnalis Australia: Terlalu Mahal?

Kisah Hidup

Dikutip dari Nova.id, Sriyono pernah bercerita tentang perjalanan hidupnya.

Ia mengaku punya alasan sentimentil mengapa memilih atribut serba pink untuk berjualan.

"Alasan pertama, buat menarik pelanggan."

"Kedua, saya berharap bisa masuk media massa, lalu dikenal banyak orang, dan beritanya sampai ke anak-anak dan mantan istri saya," ucap Sriyono dilansir dari Nova.id.

Sejak bercerai pada 2004 silam, Sriyono mengaku sulit bertemu kedua buah hatinya.

"Warna ini (pink, Red.) adalah warna kesukaan anak saya, Peksi Safira Miradalita dan Pramesti Dewi Angelita."

"Biar mereka tahu kalau ayah mereka yang bernama Sriyono ini masih hidup dan sangat kangen sama mereka," ungkap Sriyono.

Sriyono menggeluti usaha berdagang siomay sejak tahun 1980.

"Tahun 1979 saya bertemu dengan seseorang asal Bangka keturunan China yang mengajarkan saya cara membuat siomay," terangnya.

Orang itu menjanjikan resep rahasia membuat siomay yang lezat dengan syarat Sriyono mau bekerja selama setahun tanpa digaji.

Baca Juga: Kena Imbas Aksi 22 Mei, Kerugian Pedagang di Pasar Tanah Abang Capai Rp 200 Miliar

Pada 1980-an, Sriyono memberanikan diri memulai usaha siomay keliling di Jakarta dengan modal patungan dengan beberapa teman.

Berbagai cara ditempuh untuk membesarkan usaha tersebut.

Usaha terus berkembang hingga produk siomay Sriyono yang diberi nama "Siomay Senayan" berkembang pesat.

Bahkan saat itu omset bisnis bisa mencapai angka 2 miliar rupiah.

"Tahun 2003, usaha siomay saya, Siomay Senayan, awalnya bisa memberi pemasukan hingga Rp 2 milair per tahun," ungkapnya.

Namun usaha itu goyah dan Sriyono mengalami kerugian.

"Tapi usaha itu pun goyah."

"Badai yang menerpa kian besar, usaha saya makin terpuruk."

"Saya kehilangan semua harta sampai pernah jadi tuna wisma di tahun 2008," kenangnya.

Hingga 2009, Sriyono memilih menetap di Masjid Al Bina di kawasan Senayan.

Beruntung saat itu ada yang memberinya modal.

Ia pun kembali berjualan siomay meski hanya keliling menggunakan sepeda.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jatuh Miskin dan Tinggal di Masjid, Miliarder Ini Kini Jualan Siomay Keliling, Kisahnya Nyata

Tag

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber Surya.co.id