Kisah Budak Seks ISIS yang Mengaku Pernah Tak Sadar Memakan Bayinya Sendiri yang Dihidangkan dengan Nasi

Senin, 22 Juli 2019 | 10:45
Mirror

Budak seks ISIS yang mengaku pernah memakan bayinya sendiri.

Suar.ID -Pada 2017 lalu, seorang perempuan Yazidi dan pernah jadi budak seks ISIS mengaku tak sengaja telah memakan bayinya sendiri.

Kepada Vian Dakhill, seorang anggota parlemen Irak, dia mengaku, bayinya itu dibunuh lalu dimasak sebelum dihidangkan kepadanya bersama sepiring nasi.

Vian, dalam keterangannya, juga menyebut ada seorang gadis berusia 10 tahun dipaksa berhubungan seks hingga meninggal dunia di depan saudara perempuan dan ayahnya.

Baca Juga: Tak Kuat Dibully Teman-temannya karena Sang Ibu Ditangkap karena Kasus Narkoba, Anak Bungsu Nunung yang Masih Kelas 3 SD Pindah Sekolah ke Solo

“Salah satu perempuan yang berhasil kami bebaskan dari ISIS mengatakan bahwa dia ditahan di ruang bawah tanah selama tiga hari tanpa makan dan air,” ujar Vian kepada media Mesir, Extra News.

Setelah itu, lanjut Vian, para kombatan ISIS itu membawa sepiring nasi lengkap dengan lauknya.

Dan, "Perempuan itu memakannya karena sangat kelaparan.”

Setelah makan, mereka, para anggota ISIS, bilang kepadanya:

“Kami memasak anak laki-lakimu yang berumur satu tahun yang kami ambil darimu, dan kamu baru saja memakannya.”

Seperti disebut di awal, perempuan itu berasal dari Etnis Yazidi.

Kita tahu, ISIS berada di balik kematian ribuan orang Yazidi sementara para perempuan dan anak-anak disekap untuk dijadikan budak seks.

Baca Juga: Video Viral, Pria Ini Berkata Kasar Kepada Seorang Wanita, Sudah Salah tapi Malah Nyolot!

“Salah seorang perempuan bilang, mereka membawa enam saudari perempuannya,” kata Vian tentang gadis yang diperkosa hingga tewas.

“Saudara perempuan termudanya, masih 10 tahun, diperkosa hingga mati di depan ayah dan saudarinya.

"Dia berumur sepuluh tahun.

“Pertanyaannya—untuk diri kita sendiri: Mengapa? Mengapa orang-orang biadab ini melakukannya kepada kita?”

Pada awal 2017, seorang remaja diperkosa oleh sekelompok pria yang terdiri atas 40 orang.

Dia mengaku dihajar menggunakan kabel setelah mencoba lari dari ISIS.

Lamiya Haji Bashar (18) meminta keadilan di depan pengadilan syariah yang memimpin pelarian bersama beberapa gadis lainnya.

“Ia bilang, mereka harus membunuhku atau memotong kakiku untuk menghentikanku melarikan diri,” tambah Vian.

Meski demikian, dia tak akan pernah menyerah untuk mencari keadilan.

Baca Juga: Buka-bukaan, Dewi Perssik Akui Belum Pernah Lakukan Hal Intim Satu Ini dengan 2 Suaminya Sebelumnya

Dijual di pasar seperti ternak

Pada satu titik, beberapa perempuan yang dijadikan budak seks ISIS berhasil melarikan diri.

Selama sekitar dua tahun dalam sekapan ISIS, mereka mengaku diperlakukan “seperti binatang” di Mosul, Irak bagian utara.

Salah satunya bernama Farida.

Dia mengaku disembunyikan sebagai budak seks oleh salah seorang pejuang ISIS yang telah berkeluarga dan memperlakukan dirinya ibarat seekor binatang.

Harian Mirror, Inggris, Selasa (28/3/2017), melaporkan, Farida diculik pada 2015 lalu, tepatnya ketika Farida berusia 25 tahun.

Setelah militer Irak semakin kuat menekan pemberontak ISIS, Farida memanfaatkan peluang untuk melarikan diri ke arah tentara Irak yang sedang mengepung para bandit tersebut.

Dia diam-diam mengendap keluar dari mobil penyanderanya saat tentara Irak melancarkan serangan udara di Mosul barat.

Baca Juga: Tak Tahan Selalu Dimarahi Sang Istri, Pria Ini Putuskan Lakukan Percobaan Bunuh Diri dengan Melompat dari Kapal Ferry

Menurut Farida, istri dari militan ISIS itu “juga ingin melarikan diri” sehingga mereka bersama-sama bersekongkol dengan tentara Irak untuk membunuh militan bejat tersebut.

Menurut dua wanita itu, mereka berhasil berkomunikasi dengan tentara Irak dan menggambarkan posisi yang tepat tentang posisi mobil militan ISIS itu.

Serangan udara pun menyasar mobil itu setelah keduanya bisa melarikan diri ke arah yang mendekati posisi tentara Irak.

“Kami bersembunyi selama delapan hari, sehingga orang-orang berpikir kami telah tewas di dalam mobil itu,” kenang Farida, yang baru saja kembali ke rumahnya di wilayah Kurdi.

“Kemudian kami melarikan diri.”

Farida mengaku mengalami luka batin dan beban psikologis setelah mengalami apa yang dia lalui dalam situasi yang ia sendiri sebut “seperti binatang” itu.

“Saya mencoba untuk menjaga kehormatan saya, tapi saya tidak berhasil. Mereka melecehkan dan memukul saya, memperlakukan saya seperti binatang," katanya.

"Saya hampir tidak memiliki kata-kata untuk menggambarkan apa yang terjadi pada saya."

Setelah bebas dari ISIS, Farida tinggal di sebuah kamp pengungsi dekat Erbil, Irak utara.

Di sana dia juga akhirnya bertemu dengan suaminya, yang sedang bertugas sebagai polisi ketika dia diculik.

Baca Juga: Jangan Tanya 'Mau Makan di Mana?' pada Mereka, 4 Zodiak Ini Biasanya Sulit Menentukan PIlihan bahkan untuk Hal Sederhana

Dia adalah satu dari dua budak seks ISIS yang berani melarikan diri dan berbicara tentang penderitaan yang dialami selama di Mosul.

Perempuan lainnya, Waheda Musa, juga disandera di Mosul, di mana pasukan Irak sekarang membuat kemajuan besar dengan merebut kembali kota itu dari ISIS.

Waheda dan putranya, Matu, akhirnya berhasil kembali berkumpul bersama keluarga untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun dalam penyanderaan ISIS.

Setelah lebih dari dua tahun dari kengerian yang tak terbayangkan, mereka berhasil melarikan diri wilayah ISIS menuju kota asalnya.

Namun, Matu juga mengalami trauma berat karena sempat hendak dijadikan sebagai calon pengebom bunuh diri.

Dia pernah menjalani pelatihan untuk peran tersebut.

“Mereka menyiksa anak saya, melatihnya untuk menggunakan senjata dan sebagai hukumannya, ia disekap di kadang,” cerita Waheda kepada wartawan.

Mereka berdua adalah warga Yazidi, sebuah komunitas agama di kalangan etnis Kurdi, yang menggabungkan aspek keyakinan Islam, Kristen, Yahudi, dan Zoroastrianisme.

Karena itu, mereka dilihat sebagai bidaah di mata pejuang radikal ISIS, yang merasa layak untuk membunuh, menangkap, dan memperbudak kaum Yazidi.

Waheda tinggal di sebuah kota dekat Sinjar, Ninive, Irak utara ketika ia ditangkap dengan anaknya pada tahun 2014.

Baca Juga: Sebelum Nonton Aksi Sancaka di Film Gundala, Ini Film-film Sukses yang Pernah Dimainkan Abimana Aryasatya

Semua pria di kota itu dibunuh, perempuan dan anak-anak diculik.

Perempuan muda dan cantik dijadikan budak seks, yang tua dibunuh, dan anak laki-laki dijadikan tameng di medan perang atau dijadikan pengebom bunuh diri.

Menurut Waheda, dia sempat dijual kepada banyak orang dengan cara memamerkan dirinya di pasar, seperti di pasar ternak.

“Orang pertama yang membeli saya adalah laki-laki dari Arab Saudi, kemudian pejuang Jordania,” kata Waheda dengan nada sendu.

Waheda katanya berhasil menarik perhatian dari tetangganya, seorang pejuang perempuan Tunisia yang datang secara sukarela ke Irak.

“Aku bercerita kepadanya dan ia telah melakukan segalanya untuk saya, ia membayar untuk lalu lintas saya keluar dari daerah tersebut,” katanya.

“Saya hampir tak percaya, bahwa anak saya dan saya benar-benar masih hidup.”

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad