Suar.ID -Masyarakat memang harus tanggap terhadap situasi darurat, salah satunya bila terjadi bencana alam.
Namun, ada baiknya selalu memastikan kebenaran dari sebuah informasi mengenai terjadinya bencana.
Agar peristiwa warga Tulungagung yang panik akibat berita hoaks tak terulang lagi.
Melansir dari Tribun Jatim, warga Pantai Sine, di Dusun Sine, Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir, Tulungagung, tengah menggelar rangkaian acara labuh laut, Jumat (19/7/2019) malam.
Saat itu, tengah ditampilkan kesenian jaranan dan disaksikan warga kampung yang tidak seberapa luas ini.
Namun di tengah pertunjukkan tiba-tiba terjadi kekacauan.
Keributan tersebut dipicu tersebarnya isu akan ada tsunami yang melanda Pantai Sine.
Ratusan orang yang tengah menyaksikan pertunjukan kesenian tradisional berhamburan menyelamatkan diri.
Kursi-kursi bergelimpangan karena diterjang warga yang berusaha lari ke daerah yang lebih tinggi.
Dalam waktu singkat, warga berlomba menyalakan motor dan berusaha melaju lebih dahulu.
Namun karena akses jalan satu-satunya tidak seberapa lebar, situasi macet dan terjadi kekacauan.
Sejumlah ibu terpisah dari anaknya saat menyelamatkan diri.
Dalam video yang berbedar, terlihat kuri-kursi berwarna hijau di acara tersebut acak-acakan.
Ada pula situasi gempar di mana kemacetan usai kejadian warga berlarian.
Menurut salah satu saksi, Andri, kekacauan itu bermula dari munculnya isu tsunami.
Beberapa hari sebelumnya memang ada pesan berantai lewat WhatsApp (WA), tentang adanya megathrust di pesisir selatan Jawa.
"Pesan ini sudah menimbulkan ketakutan di antara warga," ucap Andri.
Dalam pesan itu, tertulis akan gempa dahsyat yang menimbulkan gelombang setinggi 90 meter.
Isu tsunami Tulungagung akan menerjang 22 pantai yang ada di Tulungagung.
Apalagi di media sosial ada yang menulis jika tsunami akan terjadi antara Jumat (19/7/2019) hingga pertengahan Agustus mendatang.
Pada saat acara pertunjukan ini tengah berlangsung, ada warga yang melihat air laut tengah surut.
Diduga sudah termakan isu tsunami, warga ini ketakutan dan memperingatkan yang lain.
"Setelah ada yang teriak memperingatkan tsunami, langsung terjadi ketakutan dan bubar," sambung Andri.
Namun setelah suasana tenang, warga kembali ke rumah masing-masing.
Kejadian ini bukan pertama kali terjadi di Pantai Sine.
Saat tengah ramai film '2012' di akhir tahun 2009, isu tsunami juga tersebar di antara warga di pantai ini.
Isunya saat itu, akan ada meteor besar yang jatuh ke laut Sine dan memicu tsunami.
Karena isu tersebut, warga yang ketakutan berlarian dan mengungsi ke pegunungan.
Sementara itu, belakangan beredar kabar bahwa pantai selatan Jawa berpotensi diguncang gempa 8.8 SR dan tsunami dahsyat 20 meter yang meresahkan warga.
Dikutip dari Tribunnews.com, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penegasan mengenai perbedaan 'potensi' dan 'prediksi'.
Hal itu disampaikan BMKG melalui media sosial Twitter pada Jumat (19/7/2019) saat menjawab salah satu pertanyaan warganet terkait kabar tersebut.
BMKG mengatakan bahwa belum ada yang bisa memprediksi kapan gempa terjadi.
Maka dari itu, BMKG mangajak masyarakat untuk memperbanyak pelajaran tentang mitigasi gempa bumi.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mencari tahu informasi daerah rawan gempa dan tsunami.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang sambil menunggu penjelasan resmi dari pihak terkait.
"Mohon dibaca baik-baik beritanya. bedakan antara POTENSI dengan PREDIKSI.
Belum ada yang bisa memprediksi gempa. mari perbanyak pembelajaran tentang mitigasi gempa bumi, serta cari tahu informasi daerah rawan gempa dan tsunami. Penjelasan resmi mohon ditunggu, jadi tetap tenang," tulis @InfoBMKG.
(GridPop/Veronica Sri Wahyu Wardiningsih)
Artikel ini telah tayang di GridPop dengan judul Viral, Detik-detik Warga Tulungagung Lari Tunggang Langgang Hindari 'Tsunami', Gara-gara Pesan WA hingga Termakan Isu
Baca Juga: Gunung Bromo Meletus Sempat Membuat Panik, Ini Upaya Antisipasi yang Sebaiknya Diketahui Pengunjung