Suar.ID - Tetua Aborigin, Gali Yalkarriwuy Gurruwiwi, telah menempuh jarak 3.219 km dari pulau terpencil yang terletak di timur laut Arnhem ke Healesville, Australia untuk mempersembahkan sebuah hadiahspesial kepada cucunya.
Perjalanan Gali Yalkarriwuy Gurruwiwi dimulai dari Pulau Elcho ke Healesville, Victoria, Australia untuk menuju ke Aboriginal College di Australia, laporan Good Times (8/1/2018).
Tujuan dari ekspedisi yang panjang dan melelahkan ini adalah untuk merayakan keberhasilan cucunya, Sasha, yang telah tinggal dan belajar di sana selama dua setengah tahun terakhir.
Gali hanya dapat berbicara sedikit bahasa Inggris karena dia kebanyakan berbicara dalam bahasa tradisional klan Galpu.
Baca Juga: Viral Video Seorang Gadis Dianggap Merendahkan Suku lain, Warganet Memberi Kecaman
Dia mengatakan sangat "bangga" kepada cucunya.
"Adalah mimpinya untuk berdansa dengan cucunya di sini," kata istri Gali, Jane Garrutju.
Menurut Jane, keluarganya memutuskan untuk mengirim Sasha ke Worawa College karena mereka ingin memberinya kesempatan untuk mencapai tujuannya.
Jane mengatakan, "Gali sangat keras dalam mendidik semua cucunya untuk tetap berpegang pada asal-usul mereka dan untuk dapat menyeimbangkan budaya Barat serta budaya asli kita."
Baca Juga: Semua Anggotanya Perempuan, Suku Pedalaman Amazon Ini Lakukan Cara Ekstrim Agar Dapat Keturunan
Gali adalah kepala Yolngu Mala, dan dia dikenal sebagai penari Bintang Fajar.
"Ketika para pelancong datang ke Pulau Elcho, kakekku akan berdansa dengan semua cucunya," kata Sasha
Sasha berkata, "Saya suka berburu, mencari tiram, memancing dan menari tarian tradisional, itu adalah kebutuhan pokok kami."
"Saya sangat merindukan semuanya."
Selain itu, Sasha juga mengatakan bahwa dia fasih dalam tiga bahasa asli dan dapat belajar tentang lebih banyak budaya dari suku lain saat belajar di kampus.
Sasha juga menyatakan bahwa dia akan menyelesaikan studinya diClontarf Aboriginal College dan berusaha untuk menjadi seorang perawat yang pada akhirnya akan melayani komunitasnya.
Sasha tidak malu dengan budayanya dan bahkan menjunjung tinggi budaya itu dengan rasa hormat yang terbesar.
Dia bangga dengan asal-usulnya dan membuktikan bahwa seseorang tidak perlu melepaskan "akarnya" untuk menjadi bagian dari masyarakat modern. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)