SUAR.ID - Cerita dibalik kematian Mantri Patra di pedalaman Papua membuat miris masyarakat Indonesia.
Pasalnya, ia harus menemui ajal di tengah kondisi yang memprihatinkan, kekurangan persediaan makan dan obat.
Akses menuju Teluk Wondama, tempat petugas medis tersebut bertugas, yang sulit juga menjadi sisi lain yang memprihatinkan.
Menurut cerita warga, mereka sempat meminta bantuan kepada pemerintah untuk segera mengirimkan helikopter demi menyelematkan nyawa Mantri Patra.
Sayangnya, bantuan itu terlambat datang dan nyawa Mantri Patra terlanjur tak tertolong.
Maka, kemarin (24/6/2019), Bupati Wondama meminta maaf atas peristiwa malang yang harus dialami oleh Mantri Patra.
Baca Juga: Beginilah 'Curhatan' dari Pedagang Kaki Lima yang Kini Bisa Menerima Pembayaran Via Aplikasi Online
Kematian seorang petugas medis yang akrab disapa Mantri Patra membuat warga Papua berduka.
Mantri Patra meninggal dunia saat bertugas di kampung Oya, Distrik Naikire, Teluk Wondama, Papua, Senin (18/6/2019), diduga karena penyakit malaria.
Dilansir Gridhot.ID dari Kompas, jenazah pria bernama lengkap Patra Marinna Jauhari baru dievakuasi menggunakan helikopter yang disewa Pemda Nabire ke Wasior pada Sabtu (22/6/2019) atau empat hari setelah meninggal dunia.
Letak kampung Oya yang hanya bisa dijangkau dengan helikopter atau berjalan kaki selama berhari-hari membuat evakuasi jenazah Mantri Patra menjadi terhambat.
Baca Juga: Sindir Galih Ginanjar yang Buka Aib Mantan Istri, Hotman Paris: Ngaca dan Sadar Level Apa!
Meski begitu, kini jenazah Mantri Patra telah dikebumikan di pemakaman umum di Wasior Kampung.
Melansir dari Antara, Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat menganugerahkan pangkat anumerta dengan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi kepada Mantri Patra.
Mendiang pria lajang 31 tahun itu juga mendapat piagam penghargaan atas jasa dan pengorbanannya sebagai petugas kesehatan di pedalaman Wondama.
Penghargaan itu disampaikan oleh Bupati Bernadus Imburi pada acara pelepasan Mantri Patra di Pemda kepada pihak keluarga, Senin (24/6/2019) di Gedung Sasar Wondama di Manggurai, Wasior.
Baca Juga: Beredar Foto Sampah Sengaja Dibuang ke Danau Toba, Camat Setempat: Bukan Aku yang Suruh
Upacara pelepasan jenazah yang penuh haru dihadiri oleh tiga orang kerabat dekat Mantri Patra yang khusus didatangkan Pemkab Wondama dari kampung halamannya di Palopo, Sulawesi Selatan.
Para ratusan rekan sejawat sesama petugas medis, para pejabat Pemda juga para ASN dan masyarakat umum pun ikut memberi penghormatan terakhir kepada Mantra Patri.
"Saya melepas jenazah Patra Kevin Marinnha Jauhari yang boleh kita sebut pahlawan kemanusiaan di daerah ini," ucap Bupati dengan suara bergetar.
Atas nama Pemda dan masyarakat, Bupati Imburi menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas jasa dan perjuangan Mantri Patra yang setia dan tulus memberi pelayanan medis di pedalaman Wondama hingga ajal menjemput.
"Mendiang adalah ASN yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan setia terhadap tugas. Atas nama Pemda dan masyarakat kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya."
"Karya dan pengabdianmu kami tidak bisa membalas, Tuhan yang akan menghitung dan membalas," ucap Imburi.
Bupati juga memohon maaf kepada keluarga Mantri Patra atas keterlambatan dalam memberikan pertolongan dan evakuasi jenazah yang harus tertunda sampai empat hari.
"Kalau ada helikopter di Wondama saya pasti akan minta tolong. Tempat ini susah sehingga semua jadi lambat."
"Karena itu saya selaku pemimpin Wondama saya mohon maaf. Secara pribadi saya rasa bersalah. Semua kelalaian, semua kelambatan, semua kesalahan biarlah ada disaya," kata Imburi.
Sebelumnya, Hermin Sesa Rinding mewakili keluarga besar mendiang menyatakan pihaknya telah mengikhlaskan kepergian Mantri Patra.
Pihak keluarga tidak menyalahkan siapapun atas kepergian Mantri Patra, termasuk Pemda Wondama.
"Kami sekeluarga merasa Pemda tidak lepas tanggung jawab. Kalau pesawat (helikopter) itu milik Pemda Wondama pasti sudah dikirim ke sana."
"Tapi pesawat itu milik orang dan mereka pakai bisnis jadi tidak gampang. Kalau pesawat itu ada di Wodama pasti Bapak Bupati sudah perintahkan untuk kesana," kata Hermin.
Baca Juga: Kisah Gelandangan yang Jual Jeruk, Demi Bisa Beri Makan Kucing Jalanan
Artikel ini telah tayang di hot.grid.id dengan judul Suaranya Bergetar, Bupati Wondama Minta Maaf Telat Kirim Helikopter untuk Jemput Mantri Patra: Semua Kesalahan Ada di Saya