7 Fakta Bukit Soeharto, Kandidat Kuat Ibu Kota Indonesia Pengganti Jakarta

Rabu, 26 Juni 2019 | 19:30
Tribun Kaltim/Fachmi Rachman

Bukit Soeharto

SUAR.ID - Wacana tentang pemindahan ibu kota Indonesia ke luar jawa tampaknya semakin terang realisasinya.

Salah satunya dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke salah satu kandidat pengganti Jakarta, yaitu Bukit Soeharto.

Memang sejak wacana ini bergulir, banyak daerah yang digadang-gadang akan menjadi ibu kota baru.

Namun, hingga kini setidaknya ada tiga daerah yang disebut sebagai kandidat ibu kota baru, yaitu Bukit Nyuling, Kawasan Segitiga Palangkaraya, dan Bukit Soeharto.

Baca Juga: Setelah Kalimantan Timur, Jokowi akan ke Kalimantan Tengah untuk Meninjau Calon Ibu Kota Baru

Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro saat diwawancarai Kompas.com di kantornya, Kamis (13/6/2019) lalu membeberkan perkembangan terkini seputar rencana pemindahan ibu kota negara tersebut.

Saat ini, kata Bambang Brodjonegoro, sedang dilakukan pengujian fisik di calon-calon lokasi untuk memastikan ketersediaan air, kajian mengenai potensi banjir, serta kualitas tanah.

"Intinya pengujian fisik untuk kemudian nanti jadi pertimbangan bapak presiden untuk menentukan lokasi finalnya," katanya.

Bambang Brodjonegoro pun membenarkan bahwa Bukit Soeharto di Kaltim menjadi salah satu lokasi calon ibu kota baru.

Baca Juga: Di Warung Bakso Ini Orang Hafal Al Quran Gratis Makan Sepuasnya, Hafal 1 Juz Gratis 1 Mangkok

Lalu, seperti apa sih Bukit Soeharto ini? Berikut 7 fakta tentang Bukit Soeharto:

1. Berada di dua kabupaten

Bukit Soeharto ini merupakan salah satu daerah di provinsi Kalimantan Timur.

Namun bukan berada di satu kabupaten melainkan dua kabupaten.

Bukit Soeharto ini berada di wilayah kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Total luas area 61.850 hektar, yang terdiri dari beberapa kawasan.

Diantaranya kawasan hutan lindung dan kawasan safari, taman wisata, hutan pendidikan, hutan Penelitian dan Pusat Rehabilitasi Hutan tropis Unmul, Wanariset Samboja, serta area perkemahan pramuka.

Baca Juga: Beginilah 'Curhatan' dari Pedagang Kaki Lima yang Kini Bisa Menerima Pembayaran Via Aplikasi Online

2. Menyandang Status Taman Hutan Raya

Bukit Soeharto juga disebut sebagai Tahura atau Taman Hutan Raya.

Sebelum menyandang nama tersebut, Bukit Soeharto juga sempat memiliki nama Taman Wisata Alam Bukit Soeharto.

Untuk statusnya sebagai Taman Hutan Raya, telah tercantum pada Keputusan Menteri Kehutanan No. 270/Kpts-II/1991 tanggal 20 Mei 1991 dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor. SK.419/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004.

Tujuan penunjukan wilayah tersebut sebagai Taman Hutan Raya adalah untuk melindungi, menjaga kelestarian, dan menjamin pemanfaatan potensi kawasan.

Selain itu, untuk difungsikan juga sebagai wilayah koleksi tumbuhan dan satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli atau bukan jenis asli yang dapat dipergunakan untuk kepentingan penelitian, pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Baca Juga: Beredar Foto Sampah Sengaja Dibuang ke Danau Toba, Camat Setempat: Bukan Aku yang Suruh

3. Dimanfaatkan untuk pendidikan lingkungan

Di sana ada Pusat Reintroduksi dan Rehabilitasi Orangutan Wanariset Samboja dan hutan pendidikan Universitas Mulawarman.

Pada 2009, Pusat Reintroduksi dan Rehabilitasi Orangutan tersebut kesulitan menampung orangutan yang merupakan penyerahan dari masyarakat.

Hal tersebut karena terkendala fasilitas yang tersedia.

Baca Juga: Beda Banget Sama Jakarta, Begini Bentuk Ibukota Indonesia yang Baru

4. Tidak lagi asri

Dahulu Taman Hutan Raya Bukit Soeharto masih layak disebut area konservasi dan banyak satwa yang menghuni hutan ini.

Di sisi kiri dan kanan jalan hanya terlihat hijaunya hutan yang didominasi pohon akasia dan sungkai.

Namun, saat dikunjungi Kompas.com pada 2016, sebagian pohon tampak kecoklatan bekas terbakar.

Di sisi jalan, terlihat beberapa pohon berdiameter besar tumbang. Agak menjorok ke dalam hutan, tampak lahan gundul seperti bekas kerukan.

Baca Juga: Wanita Ini Rela Melakukan Bungee Jumping Setinggi 300 Meter Setiap Hari untuk Memberi Makan 200 Karyawan

5. Di kawasan Bukit Soeharto Melintas Tol Samarinda-Balikpapan

Proyek jalan tol memang telah lama dikerjakan oleh pemeintahan Joko Widodo.

Ternyata, Bukit Soeharto adalah salah satu kawasan yang dilintasi oleh proyek tersebut.

Yaitu dilintasi oleh tol Samarinda-Balikpapan.

Hingga saat ini tol tersebut masih dalam proses penyelesaian.

Dan diharapkan pada akhir 2019 akan selesai.

Baca Juga: Ayu Ting Ting Beberkan Cerita Perjodohannya dengan Karemcem Hingga Lagunya Jadi Trending Youtube No 1

6. Dekat dengan Bandara

Dari Bukit Soejharto menuju Samarinda membutuhkan waktu tempuh 1,5 jam.

Sementara untuk ke Balikpapan membutuhkan waktu tempuh 45 menit.

Balikpapan dan Samarinda sendiri telah memiliki bandara sehingga dianggap bahwa dari sisi infrastruktur Bukit Soeharto cukup mumpuni untuk menjadi ibu kota Indonesia yang baru.

Dengan infrastuktur yang memadai pemerintah berharap akan memudahkan mobilitas orang maupun barang.

Baca Juga: Setelah Dihadiahi Jet Pribadi, Anak Sandra Dewi Dibelikan Mobil-mobilan Berharga Puluhan Juta

7. Ada cerita mistis di sana

Warga setempat percaya Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dahulu merupakan tempat pembuangan mayat dari penembakan misterius atau petrus pada masa pemerintahan Soeharto.

Berbagai cerita mistis berkembang di antara warga setempat dan pejalan lintas Balikpapan-Samarinda.

Baca Juga: Ngamuk Dibilang Banci, Oknum Guru Ini Pukuli Siswinya Berulang Kali

Tag

Editor : Yoyok Prima Maulana

Sumber tribunnews, Kompas.com