Beginilah 'Curhatan' dari Pedagang Kaki Lima yang Kini Bisa Menerima Pembayaran Via Aplikasi Online

Rabu, 26 Juni 2019 | 15:05
AsiaOne

Pedagang kaki lima yang menjual jagung dan ketan, menerima pembayaran via online.

Suar.ID -Dari pagi hingga sore hari, Nguyễn Văn Chiêm di HCM City District 1, Vietnam, dipadati dengan penjual makanan dan pelanggan yang datang untuk mencari sarapan atau makan siang.

Agak mengejutkan melihat beberapa pedagangkini telah menerima pembayaran dengan memindai kode QR menggunakan e-wallet karena masih merupakan tren yang relatif baru di antara pedagang kaki lima untuk menggunakan metode pembayaran dengan aplikasi online.

Nguyễn Thị Mai Hương, pemilik kedai jus di food street, mengatakan kepada Việt Nam News bahwa dia telah menerima pembayaran e-wallet sejak awal Februari, dia menerima pembayaran viaMomo dan GrabPay.

Meskipun tidak banyak pelanggan yang menggunakannya, sekitar lima atau enam orang dalam sehari akan membayar menggunakan e-walletbila ada promosi dari GrabPay.

Baca Juga: Wifi Diputus Ayahnya saat Bermain Game Online, Pria Ini Malah Siapkan Racun untuk Membunuh Kedua Orangtuanya

"Nyaman, tidak butuh banyak waktu, saya tidak perlu mengembalikan uang kembalian dan pelanggan tidak perlu membawa uang tunai."

"Hanya saja tidak banyak orang yang menggunakannya saat ini."

Đỗ Quốc Vĩnh, pemilik kios smoothie di jalan, juga mengatakan lebih banyak orang menggunakan e-wallet selama masa promosi.

Surat kabar Nhân Dân (The People) mengutip dari pernyataan penjual minuman di Distrik 5, mengatakan bahwa sejak ia menerima pembayaran e-wallet, ia tidak perlu khawatir tentangkembalian uang atau uang palsu.

Baca Juga: Diskon dan Promo Ojek Online Bakal Dihapus, Tarif Ojol Akan Jadi Lebih Mahal

Menurut Bank Negara, ada sekitar 30.000 titik kode QR yang diatur untuk pembayaran e-wallet pada akhir 2018, dan jumlah transaksi yang dilakukan melalui e-wallet pada kuartal ketiga 2018 adalah 21 persen.

Ada sekitar dua lusin layanan e-wallet dan 4,2 juta akun.

Layanan E-wallet membebani pemilik bisnis biaya 1-2 persen dan sering menawarkan diskon kepada pelanggan untuk mendorong pengeluaran.

Banyak toko serba ada dan bisnis konsumen lainnya sudah mulai menerima e-wallet, dan bisa dikatakan hanya masalah waktu saja untuk menemukan semua pedagang kaki lima memakai pmbayaran online.

Tetapi beberapa vendor juga mengeluhkan e-wallet tidak nyaman.

Nguyễn Văn Dừ, yang mengelola warung jagung dan ketan di Distrik 3, mendaftar dengan Momo agar bisa menerima pembayaran via aplikasi online.

Dia mengatakan kepada Việt Nam News bahwa dompet elektronik atau e-wallet lebih lambat daripada uang tunai.

Diamengatakan harus menghabiskan waktu ekstra untuk memverifikasi setiap transaksi.

Selain dia, seorang vendor di Distrik 1 juga agak mengeluh.

Dia memiliki sedikit pelanggan yang melakukan pembayaran e-wallet, namun ia harus memiliki akun perbankan internet dan koneksi internet agar mampu menerima pembayaran via aplikasi online.

Kode QR yang akan dipindai terkadangjuga tidak dapat memverifikasi jumlah yang ia terima.

Baca Juga: Unik, Driver Taksi Online Dimarahi Penumpang yang Tidak Sanggup Bayar Rp 20 Ribu

Menurut àoàn Ðình Hùng, seorang pakar perbankan dan keuangan, lebih dari 70 persen populasi negara itu menggunakan ponsel pintar, yang memberikan peluang bagus untuk beralih ke metode pembayaran yang lebih baru.

Nguyễn Hoàng Minh, wakil direktur permanen Kantor Bank Kota HCM Kota Việt Nam, mengatakan untuk meningkatkan penggunaan metode pembayaran nontunai, mereka harus dikembangkan untuk layanan publik.

Juga dia mengatakan perlunya kesadaran masyarakat yang harus ditingkatkan dalam pembayaran online. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)

Editor : Adrie P. Saputra

Baca Lainnya