Suar.ID -Polusi udara yang sudah melampaui batas wajar sangat berpotensi mengganggu kesehatan bahkan bisa mengancam nyawa.
Baru-baru dilaporkan puluhan siswa mengalami gangguan pernapasan yang disebabkan parahnya tingkat polusi udara pada Senin (24/6/2019).
Kejadian berlangsung saat jam pelajaran tengah berlangsung di dua sekolah yakni SMA Tanjung Puteri dan SMP Tanjung Puteri, Pasir Gudang, Johor, Malaysia.
Menurut salah satu wali siswa, puluhan siswa mendadak merasa tercekik dan kesulitan bernapas dan mulai lemas lalu pingsan, seperti dikutip dari Siakap Keli(24/6/2019).
Baca Juga: Poster Konser Via Vallen di Purworejo Dikecam Ormas Bali, Dianggap Hina Dewa Kresna
Segera setelah kejadian itu pihak sekolah menghubungi tim medis dan ambulans segera datang.
Puluhan siswa yang pingsan segera dirawat di dalam ambulans.
Dalam sebuah foto yang beredar juga nampak siswa dan guru diguyur dengan air demi membersihkan polusi yang melekat di badan mereka.
Melansir dari Astro Awani, hingga saat ini dikabarkan sebanyak 475 lembaga pendidikan di kabupaten Pasir Gudang diliburkan hingga tanggal 27 Juni 2019.
Direktur Departemen Pendidikan Negeri Johor, Azman Adnan mengatakan lembaga pendidikan yang ditutup sementara terdiri dari 111 sekolah dasar dan menengah pemerintah, tiga lembaga pendidikan tinggi, 14 sekolah swasta dan internasional dan 347 taman kanak-kanak swasta.
"Institusi pendidikan ditutup sehingga pekerjaan terkait dengan mengatasi masalah sumber polusi dapat diselesaikan oleh pihak berwenang," katanya.
Sebelumnya dilaporkan setidaknya ada total 75 siswa yang dilarikan ke Rumah Sakit Sultan Ismail setelah menderita sesak napas dan muntah Senin (20/6/2019) lalu.
Saat ini memang tengah terjadi pencemaran bukan hanya udara namun juga sungai di wilayah Pasir Gudang.
Menteri Besar Datuk Johor Dr Sahruddin Jamal menjelaskan bahwa 30 pabrik kimia di Pasir Gudang akan diselidiki atas kasus polusi ini.
Menurutnya, 30 dari 265 pabrik berada dalam radius 15 kilometer dari beberapa sekolah yang terpengaruh oleh pencemaran udara.
"Ada 30 pabrik kimia yang kami fokuskan untuk diselidiki saat ini. Jika bahan kimia pabrik hasil penyelidikan Departemen Lingkungan (DOE) identik dengan bahan kimia yang menyebabkan korban sesak napas dan muntah, maka tindakan penutupan segera akan diambil," katanya.