Suar.ID -Kisah menginspirasi datang seorang gadis cilik yang pernah bekerja sebagai pemulung namun kini ia berhasil mengubah hidupnya menjadi lebih baik.
Berawal dari sebuah tempat pembuangan sampah di kota Phnom Penh, Kamboja, Sophy Ron yang kala itu masih berusia 11 tahun bekerja sebagai pemulung.
Sophy Ron yang harus banting tulang di usia dini harus rela tak dapat mengenyam bangku pendidikan, seperti dikutip dari World Of Buzz (17/6/2019).
Sophy menghabiskan tujuh hari dalam seminggu memilah-milah sampah dan menghirup asap beracun.
Baca Juga: Lagi Asyik Kencing di Pinggir Jalan, HP Bocah Ini Dijambret dari Belakang Pria Berjaket Ojol
Rutinitas hariannya tersebut ia lakukan untuk bertahan hidup dan membantu kedua orang tuanya.
Mirisnya lagi Sophy dan keluarganya mengais makanan sisa yang mereka temukan di tempat pembuangan sampah sudah seperti menu sehari-hari.
Namun jalan hidupnya berubah setelah ia diselamatkan oleh Cambodian Children's Fund (CCF), sebuah organisasi yang didirikan untuk membantu anak-anak yang membutuhkan.
Kini ia dapat berdiri dengan penuh rasa bangga atas prestasi yang diraihnya.
Berkat bantuan CFF, Sophy kembali dapat mengenyam bangku pendidikan dan memberi harapan baru akan masa depan yang lebih baik bagi keluarganya.
Baca Juga: Unggah Foto Bareng di Red Carpet, Preity Zinta Tulis Iko Uwais 'Pria Berbahaya'
Siapa sangka Sophy tumbuh menjadi seorang seorang gadis cerdas meski sempat terlambat memperoleh pendidikan sebagaimana anak seusianya.
Bahkan ia mampu memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.
Tak main-main Sophy diberikan kesempatan untuk mengenyam bangku perkuliahan di Australia.
Melansir dari website CCF, Sophy merupakan anak pertama yang mendapatkan beasiswa penuh di Universitas Melbourne.
Ia bahkan mendapat kehormatan dipilih sebagia pemberi pidato perpisahan pada upacara kelulusannya.
Dihadapan teman-temannya ia dengan fasih mengucapkan pidato kelulusan.
Sungguh prestasi yang luar biasa mengingat ia tidak bersekolah hingga usia 11 tahun.
"Saya sangat bersemangat tetapi juga sangat gugup," ucap Sophy setelah upacara kelulusannya.
Penampilan Sophy saat upacara kelulusan pun berubah drastis bila dibandingkan dengan hari-hari kelamnya saat berada di tempat pembuangan sampah.
Senyum cerah terukir di wajahnya, Sophy terlihat anggun dalam balutan gaun putih.
Sekarang Sophy tengah pulang ke kampung halamannya di Kamboja untuk merayakan prestasi membanggakan tersebut bersama keluarganya.