SUAR.ID - Karena uang panai atau mahar berjumlah Rp 300 Juta pada acara lamaran seorang polwan bernama Bripda Iin Ariska Syahrir dan kekasihnya, Irsam Mulianasir, keduanya kini mendapatkan sorotan publik.
Namun, ternyata jumlah tersebut terbilang sedikit dalam tradisi bugis.
Dikutip dari Kompas.com, Uang panai atau yang disebut juga sebagai uang belanja untuk mempelai wanita yang diberikan oleh mempelai pria memang merupakan tradisi adat suku bugis-Makassar di Sulawesi Selatan.
Tradisi ini sudah berlaku sejak dulu untuk pria jika ingin melamar wanita idamannya.
Hingga kini, tradisi tersebut tetap lestari, sehingga salah satunya dijalankan oleh keluarga Bripda Iin Ariska Syahrir dan Irsam Mulianasir.
Perbedaan pandangan terhadap tradisi uang panai bisa jadi merupakan penyebab adanya penilaian negatif terhadap tradisi tersebut.
Uang panai kadang dianggap sebagai beban bagi pria saat ingin melamar wanita idamannya.
Hal itu karena biasanya nilai uang panai yang disyaratkan tidaklah sedikit.
Jumlah Rp 300 Juta dalam lamaran Bripda Iin Ariska Syahrir dan Irsam Mulianasir bahkan terbilang sedikit karena biasanya uang panai dalam tradisi Bugis bisa mencapai miliaran rupiah.
Uang panai sejumlah miliaran rupiah bukanlah isapan jempol semata, karena salah satunya ditunjukkan dalam pernikahan anak Mantan Bupati Gowa pada Februari lalu.
Dikutip dari kanal Youtube Tribun Timur, pernikahan tersebut merupakan pernikahan antara Sadli Nurjaffia Ichsan dan Andi Emma Ainun Nidzma.
Pernikahan yang kabarnya menggunakan uang panai sebesar Rp 1 Milliar itu pun viral dan menjadi perbincangan di media sosial saat itu.
Baca Juga: Kabar Duka, Robby Sugara Aktor Senior Meninggal Dunia, Bintangi 40 Judul Film Selama Berkarir
Lalu, bagaimana jumlah uang panai bisa berbeda-beda dan jumlahnya fantastis?
Dikutip dari Kompas.com, Uang panai memiliki kelas sesuai dengan strata sang wanita, mulai dari kecantikan, keturunan bangsawan, pendidikan, hingga pekerjaannya.
Pengaruh faktor pendidikan misalnya, jika gadis yang akan dilamar memiliki pendidikan sebagai sarjana strata 1, harga panai akan lebih mahal dari gadis lulusan SMA, sedangkan perempuan lulusan S2 akan jauh lebih mahal dari perempuan lulusan S1.
Sebagai contoh, jika uang panai bagi perempuan lulusan SMA senilai Rp 50 juta, maka uang panai bagi gadis berpendidikan S1 diperkirakan Rp 75 juta hingga Rp 100 juta.
Baca Juga: Sebelum Ani Yudhoyono Meninggal Dunia Rupanya Sempat Pamit kepada Sang Ibu, Pamitnya Bikin Haru!
Untuk perempuan berketurunan bangsawan, nilai uang panai bisa mencapai miliaran rupiah.
Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi nilai uang panai, seperti sang gadis misalnya sudah berhaji atau belum.
Meski demikian, nilai uang panai biasanya masih bisa didiskusikan oleh keluarga kedua calon mempelai.
Toleransi jumlah uang panai antar keluarga calon mempelai juga terungkap dalam lamaran Bripda Iin Ariska Syahrir dan Irsam Mulianasir.
Hal itu diceritakan dalam klarifikasi keluarga mempelai pria yang diposting oleh salah satu kerabat mempelai pria.
Disebutkan dalam postingan tersebut, bahwa jumlah yang diberikan oleh Irsam Mulianasir kepada Bripda iin Ariska Syahrir tidak ada apa-apanya dan telah menjadi kesepakatan kedua belah pihak.
"...Di pihak perempuan uang panaik sebegitu tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan keadaannya karena beliau memiliki segalanya.
Jadi netizen jangan heran orang yang tidak memiliki jabatan saja di panaiki di atasnya bahkan ada 1 milyar tapi itu semua sah-sah saja yangg penting sepakat kedua belah pihak," begitu potongan postingan akun Facebook Mulia Nasir.
Menurut keluarga mempelai pria 'kelas atau strata' Bripda Iin Ariksa Syahrir tak sebanding dengan jumlah tersebut.
"...Jadi seandainya pihak perempuan mau kalau ibarat barang mau dia jual kami tidak bisa membelinya itu saja kuncinyam" bunyi potongan postingan Mulia nasir.
"Mahal'nya uang panai dalam tradisi bugis yang sering dipertanyakan tentu memiliki sejarah atau alasannya.
Konon zaman dulu, para orangtua ingin melihat keseriusan sang pria dalam melamar anak wanitanya sehingga sang pria betul-betul berusaha mengupayakan uang panai untuk mendapatkan wanita pujaan hatinya.
Baca Juga: Ini Dia 7 Cara Unik Mendapatkan Uang, Ada yang Sewakan Jidat untuk Dipasangi Iklan
"Makanya susah untuk mendapatkan orang suku Bugis Makassar, tapi susah pula lepasnya atau bercerai. Dalam artian, tingginya harga panai akan membuat pihak lelaki akan berpikir seribu kali untuk menceraikan istrinya karena ia sudah berkorban banyak untuk mempersunting istrinya. Pada uang panai itulah dilihat kesungguhan sang pria untuk mendapatkan wanita pujaan hatinya," kata Budayawan Sulawesi Selatan Nurhayati Rahman, Sabtu (11/3/2017)m dikutip dari Kompas.com.
Dosen Universitas Hasanuddin ini mengatakan, uang panai merupakan penghargaan pria kepada sang gadis yang ingin diperistri.
Menurut dia, uang panai menunjukkan dengan jelas bahwa warga Bugis sangat menghargai keberadaan perempuan sebagai makhluk Tuhan yang sangat berharga sehingga tak sembarang orang dapat meminang wanita Bugis.