Menguak Fakta Sofyan Jacob Mantan Kapolda Tersangka Makar, Dari Menangkap Tommy Suharto Hingga 'Melawan' Gus Dur

Senin, 10 Juni 2019 | 20:48
Gita Irawan via Tribunnews

Komisaris Jenderal (Purn) Polisi Muhammad Sofyan Jacob.

SUAR.ID - Komisaris Jenderal (Purn) Polisi Muhammad Sofyan Jacob ditetapkan sebagai tersangka makar.

Penetapan sebagai tersangka mantan Kapolda Metro jaya tersebut diungkapkan langsung oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

"Sudah tersangka, kasusnya pelimpahan dari Bareskrim Polri," kata Argo Yuwono kepada wartawan, Senin (10/6/2019). seperti dilansir dari Kompas.com.

Namun, Argo belum membeberkan waktu penetapan tersangka tersebut. Ia hanya menyebutkan jika penetapan dilakukan beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Inilah Tempat Mewah yang Disinggahi Luna Maya di Bali, Harga Sewa Kamarnya Mencapai Rp 19 Juta!

Sedianya Sofyan diperiksa sebagai tersangka di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya hari ini pukul 10.00 WIB. Namun, Sofyan berhalangan hadir karena sakit.

"Ditunda ya (pemeriksaannya)," ujarnya. Sementara itu, Kuasa Hukum Sofyan, Ahmad Yani juga membenarkan ihwal pemeriksaan itu. Ia datang ke Polda untuk memberikan surat permohonan penjadwalan ulang kepada penyidik.

"Ya hari ini Pak Sofyan Jacob dijadwalkan pemeriksaan, tapi beliau berhalangan, karena sakit. Pada hari ini tadi kita antar ke penyidik untuk dijadwalkan ulang," ungkap Yani.

KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D
KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono memberi keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (21/5/2019)

Yani menyebut Sofyan akan siap hadir dalam pemeriksaan berikutnya jika sudah sembuh. Namun, untuk waktu pemeriksaan lanjutan ia serahkan ke penyidik.

Menurut Yani, kliennya itu telah ditetapkan sebagai tersangka di Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu.

Pelapor kliennya, kata dia, sama dengan pelapor tersangka dugaan makar Eggi Sudjana. "Laporannya yang waktu itu ngelapor ramai-ramai. Pelapornya sama kayak yang melaporkan Eggi Sudjana," pungkasnya.

Penetapan Sofyan Jacob sebagai tersangka kontan memicu perhatian publik, termasuk sebagian tokoh politik.

Politisi politisi PDIP Budiman Sudjatmiko, misalnya. Lewat akun twitternya @budimandjatmiko, ia mencuitkan komentar:

''Saat Gus Dur jd presiden, dia sbg Kapolda Metro Jaya juga membangkang/melawan presiden,'' cuitnya, Senin (10/6/2019).

Cuitan Budiman ini menjawab twet netizen Lina Anandya P @LinaPAnandya yang menginformasikan Sofyan Jacob sebagai Ketua Gerram (Gerakan Relawan Rakyat Adil Makmur.

Dalam buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang ditulis oleh Heri Wardoyo dkk, terungkap ternyata Sofyan Jacob tak hanya melawan pada Gus Dur tapi melawan Megawati, yang menggantikan Gus Dur.

Baca Juga: Tak Kalah dari Bu Anny, Warung Makan Pinggir Jalan Ini Jual Rujak Cingur Rp 60 Ribu dan Es Teh Rp 15 Ribu!

Saat menjabat Kapolda Metro, Sofyan Jacob harus menentukan sikap apakah akan tunduk kepada perintah Kapolri Jenderal Suroyo Bimantoro ataukah kepada Wakapolri Irjen Chaerudin Ismail yang mendadak diangkat Gus Dur sebagai pengganti Bimantoro pada awal Juni 2001.

Akhirnya Sofjan Jacoeb memilih tunduk kepada Bimantoro. Lantas, siapakah sosok Sofyan Jacob?

Berikut ringkasan sosoknya sepertti dikutip dari Tribunnews.com

1. Putra Lampung

Mengutip dari buku 100 Tokoh Terkemuka Lampung, 100 Tahun Kebangkitan Nasional karangan Heri Wardoyo dkk, Sofyan Jacob lahir di Tanjungkarang, Lampung pada 31 Mei 1947.

Sofyan Jacob bersekolah di SR Negeri 7 Kotabumi, Lampung Utara; SMPN 1 Tanjungkarang; SMAN 1 Tanjungkarang (1967).

Lulus dari SMAN 1 Tanjungkarang, ia masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) Kepolisian pada 1970.

Lantas kembali melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian pada 1977 serta Magister Manajemen Sumber Daya Manusia (1997).

2. Diangkat jadi Kapolda Metro Jaya

Pada 2001, Sofyan Jacob diangkat sebagai Kapolda Metro Jaya dan menggantikan Inspektur Jenderal Mulyono Sulaeman yang memasuki masa pensiun.

Sebelumnya, Sofyan Jacob menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Selatan selama sembilan bulan.

HO via Tribun Timur
HO via Tribun Timur

Melansir dari buku yang sama, saat menjabat kapolda Metro Jaya, Sofyan Jacob mengawal proses pergantian kepemimpinan nasional dari Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dus) kepada Presiden Megawati Soekarnoputri.

Sofjan mengakui itulah masa paling berkesan semasa bertugas di kepolisian.

Berkesan karena sebagai pejabat kunci yang mengendalikan keamanan ibu kota saat itu, Sofyan Jacob harus menentukan sikap.

Apakah ia akan tunduk kepada perintah Kapolri Jenderal Suroyo Bimantoro atau kepada Wakapolri Irjen Chaerudin Ismail?

Saat itu, Wakapolri Irjen Chaerudin Ismail mendadak diangkat Gus Dur sebagai pengganti Bimantoro pada awal Juni 2001.

Akhirnya Sofyan Jacob memilih tunduk kepada Bimantoro dan ternyata pilihannya itu terbukti benar.

Jabatan Sofyan Jacob sebagai Kapolda Metro Jaya berumur pendek.

Ia dilantik pada 8 Mei 2001, lantas berhenti pada 18 Desember 2001.

Baca Juga: Unik, Driver Taksi Online Dimarahi Penumpang yang Tidak Sanggup Bayar Rp 20 Ribu

3. Pernah terjerat kasus 'koboi' umbar tembakan

Pada Agustus 2011, nama Sofyan Jacob sempat jadi sorotan setelah seorang sekuriti, Ronny Sugeng melaporkankannya dengan kasus perbuatan tidak menyenangkan

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Sekuriti Perumahan Taman Resor Mediterania (TRM) itu mengaku diancam oleh Sofyan Jacob dengan celurit, golok, dan pistol yang diarahkan ke wajahnya.

Sofyan Jacob saat itu murka karena Ronny melarang seorang tamunya menggunakan fasilitas olahraga yang diperuntukkan bagi warga TRM.

Sebelum mengamuk ke Ronny, Sofyan Jacob ketika itu juga menghardik sekuriti lain, yakni Kasman dan Ponijan.

Bahkan, di hadapan banyak orang, Sofyan Jacob mengumbar tembakan ke udara sebanyak empat kali.

Sebanyak tiga selongsong peluru diamankan warga sebagai bukti tindak "koboi" sang mantan orang nomor satu Polda Metro Jaya itu.

Peristiwa tersebut kemudian dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Namun, Sofyan Jacob membantah seluruh tuduhan yang ditujukan kepadanya.

Ia mengaku tidak pernah mengumbar tembakan dan mengancam aparat keamanan di kompleks perumahannya.

Selain itu, Sofyan Jacob ternyata juga pernah melakukan aksi serupa kepada koordinator landscape TRM, Zanim dan Jimmy Young.

Lagi-lagi Sofyan Jacob menunjukkan superioritasnya dengan membentak dan mengancam korban dengan pistol serta pedang.

"Ya, korban yang diancam oleh Pak Sofyan Jacob bukan hanya saya, tapi saksi-saksi lain yang sudah diperiksa polisi dulunya juga sempat diancam dia," tutur Ronny, Senin (19/12/2011), saat dihubungi wartawan.

Menurut Ronny, aksi "koboi" sang mantan Kapolda ini dilakukan sebanyak tiga kali yakni pada Maret 2011, 3 Juni 2011, dan 3 Agustus 2011.

4. Menangkap Tommy

Keberhasilan terbesar Sofjan Jacoeb adalah ketika ia menangkap Tommy Soeharto akhir November 2001.

Sofjan bahkan memerintahkan tembak di tempat jika putra kesayangan mantan Presiden Soeharto itu sedikit saja melakukan perlawanan.

Perintah tegas itu dikeluarkan karena saat itu Tommy yang berstatus buron diduga kuat membawa senjata api.

Baca Juga: Wisatawan 'Nyasar' ke Kebun Teh Garut saat Telusuri Jalan Via Peta Digital, Polisi pun Turun Tangan Bantu Evakuasi

Tag :

Editor : Yoyok Prima Maulana

Sumber : Kompas.com, tribunnews, Tribun Medan

Baca Lainnya