Gara-gara Terlalu Mencintai Bung Karno, Mantan Orang Terkaya yang Sumbang 28 Kg Emas Monas Ini Dipenjara Orde Baru karena Dituduh PKI

Senin, 10 Juni 2019 | 09:27
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

Monumen Nasional, yang sebagian besar emasnya disumbang oleh putra Aceh bernama Teuku Markam. Sayang, akhir hidupnya tragis, dituduh PKI oleh ORde Baru.

Suar.ID -Ini adalah cerita tentang Teuku Markam, salah satu orang terkaya di Indonesia yang di akhirnya hayatnya bernasib tragis.

Pernahkah Anda bertanya-tanya, siapa sosok yang menyumbang emas Monumen Nasional yang ada di Jakarta itu?

Dari 38 kg berate mas monas, 28 kg-nya ternyata disumbang oleh putra Aceh bernama Teuku Markam itu.

Bisa dibilang, Markam punya jasa besar terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia.

Dari beberapa sumber disebutkan, Markam merupakan seorang pengusaha kaya Aceh pada zaman pemerintahan Presiden RI Soekarno.

Laki-laki kelahiran Panton Labu, Aceh Utara tahun 1925 ini memang tak lulus sekolah rakyat.

Dia hanya “kuat” hingga kelas 4 SR.

Sejak kecil, Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu.

Saat berusia 9 tahun, ayah Marhaban meninggal dunia, sementara ibunya telah lebih dulu meninggal.

Markam kemudian diasuh oleh kakaknya, Cut Nyak Putroe.

Dalam perjalanan hidup, Teuku Markam terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat yang didanai oleh Bank Dunia.

Markam memang seorang mantan tentara, tapi perjuangannya sama sekali jauh dari area itu.

Dia justru terjun ke dunia bisnis dan mendirikan PT. Karkam yang banyak berjasa dalam pembangunan Indonesia.

Teuku Markam berjuang melalui hartanya yang berlimpah dan sumbangsihnya sangat bermanfaat bagi bangsa.

Bung Karno sendiri sangat berterima kasih atas apa yang telah dilakukan Teuku Markam.

Meski berjuang sedemikian keras untuk Indonesia, pada akhirnya Teuku Markam justru terhina oleh bangsanya sendiri.

Pada awal kemerdekaan, tak banyak orang Indonesia kepikiran untuk menggeluti bisnis sebagai profesi.

Kebanyakan orang masih cenderung pasif untuk masalah ekonomi.

Namun, Teuku Markam muncul dan bergelut dengan banyak bisnis hingga akhirnya menjadi saudagar yang sukses.

Berbagai bisnis ditelateni Teuku Markam mulai dari ekspor impor, besi beton, sampai plat-plat baja.

Dengan segala macam bisnis yang digelutinya, tak heran akhirnya Teuku Markam menjadi sangat kaya.

Jumlah kekayaannya Teuku Markam benar-benar luar biasa hingga julukan orang terkaya se-Indonesia pernah disandangnya.

Jika ada hal yang paling menarik dari Monas, hal tersebut sudah jelas adalah 38 kg emas yang ada di puncaknya.

Selama puluhan tahun, orang-orang dibuat terheran-heran dengan puncak emas tersebut.

Meski tak pernah ada dokumentasi, tapi banyak yang meyakini jika Teuku Markam yang menyumbang 28 kg emas.

Tak hanya itu saja jasa tokoh Aceh ini, Teuku Markam juga ikut andil dalam pembebasan lahan Senayan untuk menjadi pusat olah raga.

Tak hanya Monas dan Senayan, masih banyak jasa yang dilakukan oleh Teuku Markam.

Dia juga ikut membiayai berbagai macam yang terkait dalam melepaskan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Konglomerat yang dekat dengan Soekarno ini juga ikut mensukseskan KTT Asia Afrika.

Luar biasa memang jasanya, namun pada akhirnya Teuku Markam justru tak dianggap dan diakui oleh negara.

Ketika Soeharto mulai memimpin rezim Orde Baru, Teuku Markam diciduk dan dijebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan terlibat dengan PKI.

Dia juga dianggap sebagai kaum penyembah Soekarno dan akhirnya Teuku Markam dijebloskan ke penjara pada tahun 1966.

Penderitaan Teuku Markam bukan hanya ketika dirinya difitnah dan berakhir dipenjara.

Ada satu lagi kezaliman yang menimpa Teuku Markam yang dilakukan oleh pemerintah Soeharto.

PT. Karkam miliknya yang telah menyumbang dana demi pembangunan ekonomi diambil dan menjadikannya milik negara.

Yang lebih ironis, tak ada harta sedikit pun yang disisakan untuk keluarga dan anak-anaknya.

Hingga akhirnya keluarga Teuku Markam hidup terlunta-lunta, padahal sebelumnya sangat berkecukupan.

Saat Teuku Markam keluar dari penjara di tahun 1974, dia dan keluarga juga masih kesulitan untuk mengklaim hartanya lagi.

Setelah bebas dari penjara, hidup Teuku Markam belum juga baik.

Dia masih sering mendapat hinaan dari orang-orang karena dianggap sebagai antek PKI.

Padahal Teuku Markam berjuang keras di awal kemerdekaan Indonesia.

Hanya karena ia dekat dengan Soekarno dan dianggap sebagai Sukarnois hidup Teuku Markam dan keluarga hingga kini miris.

Namun, yang sangat disesalkan adalah nama baiknya yang tak kunjung dibersihkan dari tuduhan.

Hingga di ujung usia, Teuku Markam masih dianggap sebagai pengkhianat negara. (Candra Mega/Grid Hot)

Artikel ini sudah tayang di Grid Hot dengan judul Teuku Markam, Mantan Orang Terkaya di Indonesia yang Sumbang 28 Kg Emas untuk Puncak Monas, Tapi Justru Berakhir di Penjara

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad