Suar.ID - Di beberapa negara ikan paus dan lumba-lumba termasuk satwa yang dilindungi.
Memburu dan membunuh kedua hewan tersebut dapat tergolong pelanggaran hukum dan dapat dikenai hukuman.
Namun tidak demikian di sebuah kepulauan terpencil bernama Faroe, Denmark.
Tepatnya di kota Torshavn, ibukota dari Pulau Streymoy di Kepulauan Faroe, dimana penduduk setempat perkumpul untuk mengadakan pesta perburuan dan penyembelihan ikan paus pilot dan lumba-lumba.
Baca Juga: Ngeri! Seorang Pria Tewas setelah Lakukan Aksi Bakar Diri di Halaman Dekat Istana Kepresidenan
Menjelang musim panas seperti sekarang ini ikan paus dan lumba-lumba memang tengah bermigrasi.
Tombak khusus diguanakan untuk menusuk tubuh ikan paus dan lumba-lumba, kemudian digiring ke pantai untuk disembelih dan diambil dagingnya, lapor Daily Mail(29/5/2019).
Setidaknya ada sekitar 150 hingga 200 ditusuk dengan tombak khusus tersebut.
Sementara para nelayan dengan mengendarai kapal mencoba menggiring paus dan lumba-lumba agar tidak berenang ke tengah lautan.
Baca Juga: Ini 5 Tafsir Mimpi Bertemu Mantan Pacar, Pertanda Ada Kebutuhan yang Belum Terpenuhi Bareng si Dia
Tak ayal air pantai pun berubah warna menjadi merah, bercampur dengan darah hewan-hewan tersebut.
Pembantaian tersebut digambarkan sebagai perbuatan yang brutal dan kejam oleh kelompok yang mengkampanyekan perlindungan satwa air, Blue Planet Society.
Di sisi lain ada setidaknya 20 hingga 40 lumba-lumba juga turut disembelih.
Sementara dari sisi hukum, undang-undang Faroe memang mengijinkan perburan dan pembunuhan terhadap kedua satwa tersebut.
Selama perburuan dan penyembelihan dilakukan sesuai metode dan cara yang dianjurkan.
Perburuan paus pilot dan lumba-lumba ini sudah berlangsung cukup lama di Kepulauan Faroe.
Hanya saja tidak ada keterangan kapan tepatnya tradisi ini dimulai.
Setiap musim panas, ada setidaknya 800 paus dan lumba-lumba yang dibunuh untuk diambil dagingnya di Kepulauan Faroe.
Blue Planet Society telah mengajukan petisi untuk menghentikan tradisi tersebut.
Juru bicara Blue Planet Society mengatakan setidaknya telah ada 500 paus dan lumba-lumba yang dibunuh sejak awal tahun ini (2019).
Baca Juga: Harga Tiket Pesawat Rute Bandung-Medan Rp 21 Juta, Menhub akan Tegur Traveloka dan Garuda