SUAR.ID - Kabar duka yang datang dari Ustaz Arifin Ilham tetap mengagetkan publik, meski sudah diketahui ia tengah menghadapi penyakit kanker ganas.
Saat kabar duka disampaikan oleh putranya, Muhammad Alvin Faiz, melalui akun instagram pribadinya, Rabu (22/5/2019), maka kabar itu memberikan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia.
Ustaz Arifin Ilham meninggal kala tengah menjalani pengobatan atas penyakit kanker nesofaring dan kelenjar getah bening yang dideritanya di Penang, Malaysia.
Kondisi Ustaz Arifin sempat membaik hingga dikabarkan alami mukjizat sembuh dari kanker.
Salah satu kabar itu disampaikan oleh putranya, Alvin Faiz pada acara dzikir dan doa cinta bersama untuk Ustaz Arifin Ilham.
"Alhamdulillah kondisi membaik, sebenarnya abi ini hanya butuh istirahat, jadi sekarang kita memohon doanya," kata Alvin Faiz saat ditemui Grid.ID usai dzikir dan doa bersama untuk Ustaz Arifin Ilham di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/2019) malam.
Namun, Ustaz Arifin akhirnya tetap harus menghadapi penyakit itu kembali hingga di bawa ke rumah sakit di Malaysia.
Kanker nesofaring memang tergolong penyakit yang ganas dan menjadi momok yang menakutkan.
Baca Juga: Terungkap Sudah Misteri Isi Tas Penuh Kabel Perempuan Bercadar di Demo Bawaslu
Namun, lebih parahnya lagi, penyakit ini sulit dideteksi karena tidak mempunyai gejala spesifik.
Sehingga pasien yang terkena penyakit ini biasanya baru didiagnosa setelah berada pada tahap lanjut.
Dikutip dari Kompas.com, Menurut Prof. dr. Bambang Hermani, Sp. THT-KL (K), Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kanker nesofaring merupakan tumor ganas yang timbul di bagian belakang hidung dan akibat letaknya yang secara anatomi sulit, membuat penyakit ini suli dideteksi secara dini.
Menurut Bambang, saat baru tumbuh, kanker ini belum menimbulkan gejala-gejala yang khas.
Baca Juga: Pengusaha Bangkrut Gantung Diri Setelah Unggah Video Bukti Korupsi di Lembaga Pemerintah
Sementara menurut Dr. dr. R. Susworo, Sp Rad., Guru Besar Tetap Ilmu Radioterapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kecil kemungkinan terjadi kekambuhan dari penyakit ini apabila diketahui sejak dini (stadium awal).
Untuk itu ia menganjurkan agar orang-orang lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.
Meski sulit dideteksi karena gejalanya tidak spesifik, namun beberapa gejala seperti mimisan dan pilek-pilek tetap bisa digunakan sebagai patokan.
Saat gejala itu muncul, maka ia menyarankan untuk segera memeriksakan diri minimal ke bagian THT.
"Nggak ada salahnya dicek ke THT. Dengan cara endoskopi, diteropong ke dalam hidungnya untuk masuk ke nesofaring dan kalau curiga bari di MRI," katanya.
Baca Juga: Ingin Gendong Pacar Namun Tenaga Kurang, Begini Jadinya Tangan Si Pria