Kasihan, Setelah Ditinggal Sang Ayah, Alvi Kini Ditinggal sang Ibu yang Meninggal Setelah Menjadi Petugas KPPS

Senin, 29 April 2019 | 15:55
Tribunnews/Rahardian Bagus/ Surya

Alvi Nurrahma memegang foto ibunya Supin Indarwati yang meninggal setelah bertugas sebagai anggota KPPS

SUAR.ID -Alvi Nurrahma seorang anak yang berumur 13 tahun dan bersekolah di SMPN 7 kota Madiun, Jawa Timur.

Di usianya yang masih belia ini Alvi sudah harus merasakan kehilangan dua orangtuanya dan harus menjadi yatim piatu.

Dilansir Tribunnews.com pada Senin (29/4), ibu Alvi yang bernama Supin Indarwati baru saja meninggal setelah bekerja sebagai petugas KPPS di TPS 06 Desa Pilangrejo.

Alvi tak menyangka akan ditinggalkan ibunya secepat itu.

Baca Juga : Nasib Miliarder Sial Ini Bikin Elus Dada, Porsche Emasnya Dicorat-coret dan Lamborghini Terbakar Satu Jam Setelah Diservis

Karena sekitar 40 hari yang lalu Alvi juga baru saja kehilangan ayahnya.

"Ya kaget, tidak menyangka," kata Alvi.

Alviini merupakan anak tunggal, dan sejak ayahnya tiada ia hanya tinggal berdua bersama ibunya.

Bahkan sampai tidur pun seranjang dengan bunya.

Sekarang Alvi kehilangan kedua sosok yang sangat dicintainya.

Sepeninggal kedua orang tuanya, Alvi akan tinggal bersama sang nenek.

Baca Juga : Para Ahli Mengklaim Orangutan akan Punah dalam 10 Tahun Jika Deforestasi Masih Berlanjut

"Nanti sama nenek di (kecamatan) Geger," katanya.

Alvi menceritakan mungkin ibunya sakit karena kelelahan saat menjadi petugas KPPS.

Namun ibu Alvi juga memiliki riwayat penyakit Diabetes.

"Dulu juga pernah seminggu sakit perut, tapi cuma dirawat dirumah," kata Alvi.

Alvi mengatakan pada saat pencoblosan Pemilu 2019 Rabu (17/4) lalu ibunya berangkat jam 6 dan pulang pada hari Kamis (18/4) jam 2.30 dini hari.

Baca Juga : Terus Menangis Hingga Kejang Saat Menonton Avengers: Endgame, Gadis Ini Sampai Harus Dilarikan ke Rumah Sakit

Sehari setelah pencoblosan ibu Alvi pernah mengajak Alvi mencari sarapan.

"Pagi setelah pencoblosan itu masih sehat, ngajak makan di luar beli bakso," kata Alvi.

Setelah sarapan itu, ibu Alvi juga mengajaknya ke TPS.

Ketika di sana ibu Alvi sempat bersih-bersih TPS hingga jam 1 siang, namun setelahnya pulang dan beristirahat di rumah.

Pada Jumat (19/4) siang ibunya mengeluh sakit pada perut dan sampai muntah-muntah.

Sampai hari Minggu (21/4) Ibu Alvi masih saja muntah-muntah dan masih belum sembuh.

Baca Juga : Ini Kronologi Kapal Pemerintah Vietnam Tabrak Kapal TNI AL di Laut Natuna

Akhirnya pada hari minggu itu dibawa ke rumah sakit Griya Husada, namun karena penuh kemudian ddipindahkan ke RSUD dr. Soedono.

Dirawat di RSUD dr. Soedono tak membuat ibu Alvi segera membaik.

Akhirnya ibunya meninggal pada Rabu (24/4) dini hari.

"Pas ibu meninggal saya sedang tidur di luar ruangan pakai tikar. Jadi gak tahu," kata Alvi.

Alvi juga menceritakan ada perubahan yang tak wajar sebelum ibunya meninggal, yaitu ia jadi seorang pemarah.

"Kalau saya ajak ngobrol malah marah," katanya.

Ada hal lain yang juga membuat Alvi ini semakin sedih.

Ternyata ruang dan kasur yang digunakan ibunya di RSUD dr. Seodono adalah ruang dan kasur yang sama yang pernah digunakan ayahnya sebelum meninggal.

"Ruang High Care Unit, Irna Wijaya Kusuma tempat tidur nomor empat. Itu tempat ayah saya dirawat."

"Jadi masuk ruangan itu, saya langsung nangis langsung kaget," ucap Alvi.

Baca Juga : Memberi Gadget pada Anak Ternyata Setara dengan Memberi Segram Kokain, Peringatan Bagi Orangtua

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : Tribun Medan

Baca Lainnya